PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Best Brother | OneShot


Title : Best Brother
Author : admin
Main cast : kim donghyun, noh minwoo
Genre : family
Rating : PG



Imajinasikan mereka berdua,,, ayo admin,,kamu bisa! *nyemangatin diri sendiri*


Donghyun kembali mendatangi panti asuhan itu. Dia memejamkan matanya, berharap kalau hari ini apa yang dia nantikan bisa dia dapatkan. Dia mulai melangkah pasti masuk ke dalam dan menemui salah satu pengurus di panti asuhan itu.

“permisi,,aku,,,”

“donghyun-ah,,,kau datang lagi?” pengurus panti asuhan itu tersenyum saat melihat donghyun. Dia memang sudah mengenal donghyun dengan cukup dekat.

“ne,,,aku kesini untuk menanyakan....emmm...” donghyun menjadi sulit untuk mengatakan apapun. Pengurus panti itu kembali tersenyum dan mengusap kepala donghyun.

“adikmu lagi? Aku minta maaf,,, tapi sampai sekarang...aku masih belum menemukan dimana adikmu di adopsi...”

Harapan di mata donghyun menghilang. Dia langsung menundukkan kepalanya.

“jangan menyerah! Aku yakin kau pasti akan menemukannya...” pengurus panti itu menepuk pundak donghyun. Donghyun mengangguk kecil.

“ne,, gomapseumnida!” donghyun membungkukkan badannya dan beranjak pergi dari panti itu. Sekali lagi dia menoleh kearah panti, dan membuat dia teringat akan masa lalunya.

Ya, dia memang dibesarkan di panti asuhan itu hampir selama 10 tahun. Sejak orang tuanya meninggalkan dia dan adiknya dalam sebuah kecelakaan yang menyebabkan mereka berdua terpaksa tinggal disana. Waktu itu, donghyun kecil masih berumur 7 tahun dan adiknya berumur 2 tahun. Sayangnya, waktu umurnya 10 tahun, adiknya di adopsi oleh sebuah keluarga dan terpaksa memisahkan mereka berdua.

Sekarang, dia sudah sangat merindukan adiknya. Dia menyesal, kenapa dulu dia tidak mencegah adiknya di adopsi dan tinggal bersamanya sampai dia sedewasa ini? Penyesalan memang datang setelahnya. Padahal donghyun sudah bekerja keras untuk mencari keluarga yang mengadopsi adiknya itu, tapi takdir berkata lain.

11 tahun berlalu dan dia masih belum bertemu dengan adiknya selama itu. Donghyun menghela nafas dan masuk ke sebuah rumah besar tempat dia bekerja saat ini. Dirumah ini, dia memang bisa tinggal dan mendapatkan gaji sebagai supir yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

“hyung, bisa kau antarkan aku ke sekolahku?” tiba-tiba minwoo mencegat donghyun sebelum dia sampai ke kamarnya.

Minwoo adalah anak dari majikannya dan donghyun sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri. Donghyun berharap, semoga dengan kehadiran minwoo bisa mengisi kehilangan yang dia rasakan kepada adiknya.

“ne,, tentu saja!” donghyun tersenyum. dia pun berjalan menuju mobil diikuti dengan minwoo di belakangnya.

“bukannya sekolah libur?” donghyun mulai menyalakan mobilnya.

“ne,,, tapi ada yang mau aku ambil disana!”

“hm,,,kukira kau mau bertemu pacarmu di sekolah!” donghyun tersenyum jail kearah minwoo yang duduk di sampingnya.

“ah,, ani! Aku masih kecil...” minwoo balas tersenyum.

Mobil pun melaju hingga tak terasa sudah dekat dengan sekolah minwoo. Donghyun memakirkan mobilnya di parkiran yang begitu sepi.

“ayo, temani aku masuk ke dalam, hyung!” minwoo membuka pintu mobil. Donghyun sedikit terkejut, tapi akhirnya dia ikut berjalan masuk ke dalam sekolah bersama min woo.

Mereka berdua berjalan menelusuri koridor dan masuk ke dalam sebuah kelas yang amat sepi.

“ah,,masih ada!” minwoo tersenyum saat menemukan barang yang dia cari di laci mejanya.

“memangnya apa yang ketinggalan?” donghyun berjalan menghampiri minwoo.

“diary,,,kekeke... begini-begini aku juga suka menulis diary! Mudah-mudahan tidak ada yang membacanya!” minwoo kemudian memasukkan diary berwarna hitam itu ke dalam tasnya.

“oya, mumpung hyung ada disini! Aku ingin mengajak hyung bermain!” minwoo menarik tangan donghyun. Donghyun mengerutkan alisnya.

“kita main kemana?”

“di dekat sini ada taman bermain, aku mau naik kereta kuda berputar!!!” minwoo meloncat senang. Donghyun hanya tertawa kecil melihat tingkah minwoo.

Mereka berlari menuju taman bermain yang hanya berjarak sekitar seratus meter dari sekolah minwoo. Taman itu sangat ramai, berbeda dengan sekolah minwoo tadi. Mungkin karena hari libur, jadi banyak keluarga yang menghabiskan waktunya di tempat itu.

“ayo hyung! Kau naik juga!” minwoo menarik donghyun menuju kereta kuda berputar.

“tapi....”

“ayolah...” minwoo menatap donghyun dengan wajahnya yang polos dan membuat donghyun menyerah. Dia akhirnya mengangguk. Minwoo tersenyum senang dan langsung menarik donghyun naik ke kereta kuda itu. Minwoo naik ke sebuah kuda berwarna putih sedangkan donghyun duduk di atas kuda berwarna hitam di sebelahnya.

“aaaaaahhh.... aku senang!” minwoo menjerit.

Donghyun hanya tersenyum lagi. Memang minwoo lah yang selama ini bisa membuat dia tersenyum.

“hyung, aku senang bisa naik permainan ini dengan hyung!” minwoo sedikit berteriak kearah donghyun karena suaranya terhalangi oleh musik yang membisingkan telinga dari permainan itu.

“ne,,,, aku merasa kalau aku kembali muda!” donghyun tertawa sambil melihat penumpang lainnya yang sebagian besar anak berumur dibawah 10 tahun.

“hahaha..kau bisa saja, hyung! Sekarang aku ingin beli ice cream!!!!!!!” minwoo turun dari kudanya dan kembali menarik donghyun menuju standa ice cream yang lumayan jauh darisana.

“hm,,,gomawo hyung! Aku benar-benar ingin mempunyai hyung sepertimu! Sayangnya aku adalah anak tunggal,, umma dan appa sama sekali tidak memberikanku saudara!” minwoo cemberut. Dia menggembungkan pipinya.

“gwaenchana... anggap saja aku hyung mu!” donghyun mengusap kepala minwoo. Senyum minwoo kembali.

“ne, gomawo! Aku merasa kalau aku,,,”

BRUK...

Tiba-tiba tubuh minwoo terjatuh begitu saja di tanah dan membuat donghyun terkejut. mata donghyun terbelalak, dia segera meraih minwoo ke dalam pangkuannya.

“yaaa,,, minwoo-ah..gwanchanayo? yaa,,, irona!!!!!!” donghyun mengguncang-guncang pundak minwoo. Tapi minwoo sama sekali tak membuka matanya, apalagi menjawab pertanyaan donghyun.

Donghyun panik. Dia langsung menggendong tubuh minwoo menuju mobil dan membawanya menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, dia sama sekali tidak bisa fokus menyetir. Tangannya sedikit bergetar, tapi tentu dia harus mengemudi dengan benar.

Setelah sampai di rumah sakit, donghyun segera membawa minwoo ke ruang gawat darurat. Tapi dokter tak membiarkannya masuk dan melihat bagaimana keadaan minwoo. Akhirnya donghyun terduduk lemah di ruang tunggu. Tas minwoo juga selalu dia genggam di tangannya.

Tiba-tiba dia teringat bahwa dia harus menghubungi orang tua minwoo. Donghyun segera membuka tas minwoo dan mencari handphone minwoo di dalamnya.

Selama dia kerja, dia tak ingin menghabiskan uangnya hanya untuk membeli handphone. Oleh karena itu, saat ini dia harus menghubungi orang tua minwoo dengan handphone minwoo. Dia masih ingat kalau minwoo menyimpan handphonenya di dalam tasnya. Saat dia mengambil handphone itu, tiba-tiba buku diary minwoo ikut terbawa dan terjatuh ke lantai.

Donghyun menoleh dan mengambil buku itu. Sebelum dia memasukkannya kembali ke dalam tas. Dia tertarik oleh tulisan yang ada di sampul buku itu.

“kim family...

Bukannya keluarga minwoo itu bermarga noh ya?

Gumam donghyun dalam hati. Dia perlahan membuka sampul bukunya dan membaca halaman pertama.

Kim dong woo -> noh min woo
Ini sangat mengejutkan bagiku!

“k,,,,kim dong woo? Bukankah.....” donghyun langsung membalik halamannya.

Aku senang, aku sudah beranjak dewasa dan bisa menulis sesuatu di buku ini! Yah.. waktu aku masih kecil, aku masih bingung bagaimana cara mengisi sebuah buku diary.. tapi sekarang aku mengerti kok! Aku akan menceritakan apa pun yang aku alami di buku ini....
Hwaiting!

Donghyun membuka halaman ketiga.

Dirumahku,, ada seorang supir baru! Namanya kim dong hyun.. entahlah,,, sebenarnya aku sangat penasaran.. tapi namanya begitu mirip dengan kakakku! Dia orang yang baik dan tampan.. aku menyukainya.. aku menyukai saat mengobrol dengannya, aku suka saat dia menemaniku kemana saja... aku harap dia benar-benar kakakku!

Mata donghyun memerah, dia masih merasa belum cukup dan membuka halamannya lagi. Tapi dia berhenti membolak-balik saat dia menemukan sebuah halaman yang menarik perhatiannya.

Diary.. aku belum cerita ya? Sebenarnya aku bukan anak appa dan umma, aku adalah anak yang mereka adopsi 11 tahun yang lalu. Tapi mereka menyayangiku dan memberikan apa pun yang aku mau... sayangnya, mereka tak pernah mengizinkan aku bertemu dengan kakakku! Mereka takut kalau aku lebih memilih untuk tinggal dengan kakakku,,, aku sedih... karena aku menyayangi keduanya.. aku masih senang karena sebelum aku di adopsi, ibu panti memberikan diary ini kepadaku sehingga aku masih merasa kalau aku adalah bagian dari keluarga kim....

Tapi..entah mengapa... aku merasa kalau kakakku itu berada sangat dekat denganku... perasaanku jadi tenang..

Donghyun menutup mulutnya tak percaya. Air matanya mengalir tanpa dia sadari. Dia membaca halaman berikutnya.

Diary...aku sakit!!! Hatiku sakit.... bukan karena aku patah hati atau semacamnya! Tapi kemarin saat aku pergi ke dokter, dia bilang ada kanker di hatiku! Aku tak tau harus bagaimana.... katanya umurku tinggal sebentar lagi... aku sedih,,,, aku takut, diary!

Donghyun terkejut. dia membolak-balik halamannya lagi, tapi yang dia temukan hanya sebuah kata.  ‘sakit’. Akhirnya dia sampai di akhir halaman. Ada sebuah tulisan lain.

Diary, aku tak bilang apa-apa tentang penyakitku kepada umma dan appa. Aku takut mereka sedih. Hampir setiap hari rasa sakit ini datang...aku tak tahan lagi!!! Tapi permintaan terakhirku adalah aku bisa bertemu dengan hyung ku sekali saja....aku mohon!

Donghyun menutup bukunya. Dia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Tubuhnya melemas. Entah apa yang saat ini dia rasakan, senang karena dia akhirnya telah menemukan adiknya yang selama ini selalu berada di dekatnya sejak 2 tahun lalu, atau sedih karena ternyata adiknya sakit tanpa dia tahu apa-apa.

Tiba-tiba pintu ruang gawat darurat terbuka. Terlihat seorang dokter keluar sambil membuka maskernya. Dokter itu tak berkata apa-apa. Dia hanya menundukkan kepalanya. Donghyun terkejut dan segera berlari masuk ke dalam.

Langkahnya melemah saat dia sudah mulai dekat dengan tempat tidur minwoo. Dia menatap wajah minwoo lekat-lekat. Kakinya langsung berlutut di lantai.

“hyung ada disini.... ini aku, hyung mu! Minwoo-ah...” donghyun menggenggam tangan minwoo. Air matanya mengalir deras.

“aku tak ingin kau pergi!!! Aku mencarimu selama 11 tahun, kau tahu? Sekarang aku telah menemukanmu, tapi....” donghyun tak sanggup untuk berbicara lagi. Dia menundukkan kepalanya di tangan minwoo.

Minwoo tetap terdiam. Tubuhnya kaku. Bibirnya terkatup. Matanya tertutup dan tak dapat terbuka lagi. Tangannya telah terasa sangat dingin. Dan, jantungnya telah berhenti berdetak.

“andwae.... aku,,,,aku,,,,” donghyun mengusap rambut minwoo.

“mianhae...aku terlambat menemukanmu!!! Ini salahku! Aku bukan kakak yang baik...” donghyun mengusap air matanya. Dia kemudian mencium kening minwoo, untuk yang terakhir kali.

--

Donghyun berdiri di depan makam adiknya. Matanya masih mengeluarkan air mata. Dia benar-benar sangat tak ingin meninggalkan tempat itu.

“tunggu hyung disana... hyung menyayangimu!” donghyun mengusap batu nisan bertuliskan nama kim dong woo itu.

“donghyun-ah..kajja! kita pulang!” umma minwoo memeluk donghyun dan memapahnya menuju mobil.

“gomawo.,, kau telah memberikan hyung sebuah keluarga!” donghyun tersenyum kecil.










special thanks : noh min woo,,,, maafkan istrimu yang buruk ini! *sujud2 di depan makam minwoo*
om k.will dengan lagu nan napeujyo nya...
dan para reader yang mau komen!!
admin nangis sendiri waktu bikin ni ff....*memalukan*

2 komentar: