PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | Just Because of You | Chapter 2


Title : Just Because of You chapter 2
Author : Zahrah Nida Rosyida / Shin Rae In
Rating : T(Teenager)
Length : Chaptered
Genre : Crack - Angst - Romance
Disclaimer : All things here ORIGINAL by author

Main cast :
No Minwoo
Author / Raein

Other cast :
Jo Youngmin
Jo Kwangmin
Cho Kyuhyun
(The other cast will be release soon)

Happy reading^^




Oke, hari ini aku putuskan ke rumah Jo twin itu. Minta maaf ke areum, sekalian ramah tamah ke tetangga. Sebelumnya, aku pergi ke Lotte mart dulu. Ah~ ini dia!, aku mengambil satu bungkus besar permen Cheongpodo(satu bungkus berisi lebih dari 15 permen), lalu, Chochodais, Saekom dalkom(bentuknya kayak permen big babol yang bungkus kertas~tau kan?. Saekom dalkom rasanya anggur, enak lho XD), lalu chamssil(kue beras), dan ppeppero(semacam biskuit panjang yang dicelup saus coklat). Hm~ aku rasa cukup. Aku berjalan menuju rumah areum.

Sampai di depan rumah jo twin, aku melihat sebuah moge yang terparkir. Aku mengetuk pintu.

Tok tok tok !!!!.

“nuguseyo?” suara seorang perempuan menyambutku dan membukakan pintu

“annyeong, areum! Hai, kwangmin dan youngmin ada?” tanyaku

“ada! Mereka di dalam, ayo, kita langsung masuk kamar saja” ujar kyuhyun dari dalam yang juga sedang membawa sepiring besar puding mangga

“ya! oppa! Yang punya rumah siapa? Kok kau yang mempersilahkan dia masuk?” ujar areum merengut. Ia menggeser tubuhnya dan menyilangkan tangannya di dada

“kau... jika saja bukan teman dekat oppaku, tak kuijinkan makhluk sepertimu menginjakkan kaki di rumahku” kata areum. Aku menghela nafas, ku sudah mulai terbiasa dengan perilakunya. Kuayunkan kresek belanjaanku di depannya.

“mau cheongpodo?” tawarku

“uhm? Ah! Cheongpodo? Ma... ani!! Aku menolak pemberianmu. Kau mau masuk tidak?” areum menghentakkan kakinya

“iyaiya. Ini, untukmu 5 buah, kalau kurang, minta saja lagi, aku akan ke kamar kwangmin dan youngmin” aku membuka plastik permen cheongpodo dan mengeluarka 5 biji permen, kuletakkan di meja ruang tamu. Areum hanya mendengus dan masuk ke kamar mandi

Author POV

Minwoo menaiki tangga, meski ia tak tau di mana persisnya kamar kwangyoung, ia tetap saja naik. Bertanya pada areum sama saja membuat tubuhnya dehidrasi, pikirnya. Ia terpaku pada ujung lorong. Kanan, kamar dengan pintu berwarna coklat tertutup, begitupun yang kanan. Ia bingung. Minwoo menyentuh kenop pintu kamar yang sebelah kanan. Apa ini??!!, minwoo terlonjak, menyadari kenop yang berbentuk seperti kodok, persis!. Minwoo mencoba menyentuhnya lagi, yaik!, lembut sekali?. Kini minwoo tahu mana kamar yang benar.

Ceklek!. Mata minwoo berkeliling. Di suatu sudut, terlihat seorang laki-laki sedang ‘berkencan’ dengan sebuah komputer, terlihat dari binar matanya yang seakan berkata ‘You’re my lovely....’. di sudut lain, tepatnya di ranjang kamar, dua laki-laki berhadapan, yang sekilas di lihat seperti pantulan cermin, sedang asyik menikmati sebuah puding mangga.

“annyeong” minwoo masuk dan melepas sepatunya. Ia merasakan lembut dikakinya karena karpet dan AC yang di setel 16o.

“ya~ minwoo, kau sudah datang, duduklah” youngmin mempersilahkan minwoo duduk. Minwoo mengambil kursi belajar dan duduk.

“kau tahu? Dia mendapat penyambutan tamu yang buruk” ujar kyuhyun, tanpa mengalihkan pandangannya dari ‘pacarnya’ itu

“iyakah? Huwahahaha, areum! Ah~ kau sangat dibencinya, kau tahu itu?” kwangmin tertawa

“yaa, begitulah. Ngomong-ngomong, memangnya, kenapa dia membenciku?” tanya minwoo

“hum~ bagaimana yah? Aku juga tidak tahu pasti... tapi yang pasti.... tanyakan sendiri saja padanya” kata youngmin, sambil memasukkan sepotong besar puding mangga, haap!!

“ya! kau menghabiskan jatahku! Ambilkan lagi hyung..!!” rengek kwangmin, ia melemparkan bantal yang ada di sebelahnya ke youngmin. Tak bisa dihindari, pertarungan bantal berlangsung seru. Minwoo dan kyuhyun hanya bisa geleng-geleng.

“hei, boleh aku minta segelas air dingin?” tanya minwoo. Youngmin dan kwangmin menoleh, berhenti sejenak sambil terengah-engah

“boleh, tentu saja, ambil di bawah. Atau minta tolong ke areum?” saran youngmin

“sekalian ambilkan lagi puding mangganya, ok!” tambah kwangmin

“enak saja! Masa’ menyuruh tamu? Tidak sopan, sini kau!” pertarungan berlanjut lagi, minwoo kembali geleng-geleng dan beranjak turun.

Sampai di bawah, minwoo celingak-celinguk sebentar, lalu berjalan ke arah dapur. Dilihatnya areum sedang duduk di salah satu kursi di meja makan. Ia menghampirinya. Alis minwoo naik satu, apa yang sedang dilakukan anak ini? Batin minwoo

“apa yang sedang kau lakukan?” minwoo menyolek areum yang sedang asyik mengulum sesuatu di mulutnya dengan pose monyong-monyong nggak jelas, mata tertutup dan kedua tangan yang ditangkupkan

“hum...~~ ya?” mata areum terbuka, ia kaget, sampai terlonjak kebelakang

“ya!!! mengagetkanku saja! Bagaimana jika aku tadi jatuh” bentak areum

“aku tidak mengagetkanmu, kau saja yang terlalu asyik. Toh kau juga tidak jatuh” sergah minwoo

“.....” areum kembali asyik. Minwoo hanya bisa melongo, makhluk macam apa yang ada didepanku ini? Pikirnya

“hey, itu permen cheonpodo-ku kan? Ternyata kau mau juga memakannya” kata minwoo sinis

“iyakah? B-benarkah? I-ini milikmu?” tanya areum, berusaha bicara karena mulutnya penuh dengan 3 biji permen cheongpodo(bayangin, udah gede-gede, 3 biji pula!)

“tentu saja, kenapa seenaknya saja kau makan?” ejek minwoo

“ah! Baiklah, ini kukembalikan!” areum memuntahkan permen cheongpodo ke tangannya, lalu menyodorkannya ke minwoo

“ish, jorok sekali sih? Mana mau aku, makan saja lagi” minwoo berlalu sambil membuka lemari es, mengambil segelas air putih dan sepiring puding mangga. Areum mendelik, tanpa basa-basi lagi, ia memasukkan lagi permen cheonpodo ke mulutnya. Minwoo berjalan ke tangga,

“uhm~ terimakasih permennya. Tapi lain kali jangan 5 ya, ini terlalu sedikit” areum menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, ia sedang kikuk. Minwoo menoleh, dengan sedikit tersenyum

“ah~ serakah sekali. Baiklah, lagipula aku masih menyimpan banyak di atas” kata minwoo

“jinjja??” areum bergegas mengikuti minwoo menaiki tangga.

Di kamar youngmin dan kwangmin, perang bantal usai. Mereka sekarang bersemedi di bawah AC.

“ini” minwoo meletakkan puding mangga di dekat kwangmin, ia sendiri duduk di tempatnya tadi, sambil meminum air putihnya

“gomaweo minwoo~a, hehe” kwangmin melindungi pudingnya dari serangan mata lapar kyuhyun

“yaaaaa, ini milikku” kwangmin menutupi pudingnya dengan tangannya, tapi ia kalah gesit, kyuhyun mencaplok selurunya. Kwangmin nelangsa, hiks hiks

“grrrrr... minwoo~a, apa yang ada di kantong plastik itu?” tanya youngmin

“snack, mau?” minwoo melempar kantong kresek ke arah youngmin. Bagaikan pawang memberi makan buaya, kyuhyun, kwangmin dan youngmin berlomba mendapatkan kantong plastik itu

“huwaa, chamssil!!” teriak kwangmin

“saekom dalkom!! Kuambil semua ya” kyuhyun dengan gesit memasukkan permen itu ke saku celananya

“ppeppero!!, apa hari ini ppeppero day? Hahaha” youngmin membuka bungkus ppeppero dan memakannya

“cheongpodo kuuu!!” areum berteriak histeris ketika melihat sebungkus penuh cheongpodo, dengan segera ia mengambil permen itu dan menghilang keluar dari kamar kakaknya. Sebentar kemudian ia masuk lagi dengan mulut yang penuh cheongpodo

“goomaaaweooo miiinwoooo” dengan serempak, kyuhyun, kwangmin, youngmin, dan areum berterimakasih dengan tatapan semanis mungkin

“nee, aku senang jika kalian menyukainya”minwoo tersenyum

“eh, tapi snack-snack ini tidak akan membuat kita kenyang. Aku ingin makanan berat seperti nasi” ujar kwangmin

“tidak ada nasi, atau lauk pauk di bawah. Aish~ jinjja, orangtua kita parah, meninggalkan kita tanpa makanan,” timpal areum

“memang kemana orang tua kalian?” tanya minwoo

“keluar kota 3 hari, dan ini baru hari kedua. Uhm~ tapi eomma dan appa menitipkan sejumlah uang padaku. Baiklah, ayooo beli makaaaan!!” teriak youngmin. Semuanya semangat, namun tiba-tiba kwangmin, youngmin, dan kyuhyun memasang muka ganas ke minwoo dan areum.

“fine! Oke! Baiklah! Dasar kalian!!” areum cemberut, ia mengambil uang dari tangan youngmin dengan kasar, lalu berjalan ke arah pintu

“kau, mr. No, ikut aku!” areum menunjuk minwoo

“aku? Bagaimana bisa?” minwoo menolak, tapi dilihatnya muka melas kwangmin, youngmin dan kyuhyun. Oh god! Baiklah.... ujar minwoo dalam hati, ia mengikuti areum turun dan keluar rumah. Suasana sudah hampir malam.

“mau beli apa?” tanya minwoo, berjalan sejajar dengan areum

“apa yahh? Aku juga tidak tahu. Uhm~ bagaimana kalau jjajjangmyeon, plus ramen, tambah bakso ikan?” tawar areum

“boleh, ide bagus” minwoo tersenyum, lalu ia tersentak kaget, karena areum menonjok bahu kanannya.

“lencang kanan!! Grakk!” areum menonjok bahu kanan minwoo

“jangan dekat-dekat, jaga jarak” areum mendengus.

“baiklah” minwoo mengedikkan bahunya.

“hum~ aku minta maaf” minwoo menggaruk tangannya yang tidak gatal

“minta maaf? Buat apa?” tanya areum balik

“.....” minwoo diam, ia juga bingung

“haaah~! Iya, aku ingat, kau, menggangguku waktu aku bersama kodokku!” ujar areum

“lagipula, kau ini, masa suka sama kodok?” kata minwoo

“jawabannya sama dengan, mengapa mukamu seperti itu?” acuh areum. Minwoo berpikir, muka semanis ini haruskah ditolak? Ck perempuan aneh

“ahhh~! Sudahlah, aku memaafkanmu. Kau baru kenal denganku. Sekarang, setelah~ya, setidaknya tahu sedikit mengenai aku, kuharap kau tidak melakukan kesalahan yang sama” ujar areum~sedikit menindas.

Tidak sampai sepuluh menit, mereka sampai di sebuah minimarket. Setelah mendapat apa yang mereka cari, minwoo dan areum pulang. Sekarang sudah malam, pikir minwoo.

Minwoo mengusap lengannya. Dingin sekali, ah~ pakaian ini tidak menghangatkanku. Ia menyesal memakai kaos dan celana jins, dilihatnya areum baik-baik saja dengan sweater plus jaket.

“apa lihat-lihat?” areum mendelik. Minwoo menggelengkan kepalanya. Plukk!, sesuatu mendarat di kepala minwoo

“hah~ di mana-mana laki-laki yang meminjamkan jaketnya pada perempuan, harusnya seperti itu di cerita atau di FF-FF” kata areum. Minwoo memakai jaket itu, ia tertawa kecil

“tapi kalau kenyataannya tidak begitu bagaimana? Betewe terimakasih” minwoo merapatkan jaketnya

“hm~....” gumam areum. Perjalanan dilanjutkan, tiba-tiba....

“ANDWAE!!! Namjachinguku!!! ... matiii !!! ohhhhh tidaaaakkk” areum melemparkan barang belanjaannya, dengan sigap minwoo menangkapnya, ia bingung dengan apa yang terjadi. Dilihatnya areum berlari di tengah gelapnya jalan, lalu berjongkok. Minwoo memutar bola matanya, sekarang apa?, pikirnya. Dihampirinya areum

“ada apa? Mengapa kau menjerit seperti itu?” tanya minwoo, ia merunduk lebih dalam. Dilihatnya areum sedang mengumpulkan dau disekitar situ untuk menutupi sesuatu.

“kodokku... belahan jiwaku... hiks hiks” areum mengusap pipinya. Dengan berat ia meninggalkan kodok mati yang sudah ia tutupi denan dedaunan. Minwoo bingung, ada hubungan kelam apa kodok dengan areum?

“kau... suka dengan kodok ya? kok bisa?” tanya minwoo

“aku cinta! Cinta! Kau tau cinta?? Hiks hiks.. ya, ini aneh, tapi nyatanya aku cinta kodok” kata areum dengan terisak, membuat minwoo tidak bisa berkata-kata

“a~ah, baiklah” ujar minwoo tergagap. Lalu ia teringat sesuatu

“areum, boleh aku tanya sesuatu? Uhm~ mengapa kau sewot padaku? Kau membenciku?” tanya minwoo. Areum tersentak sedikit, pandangannya lurus ke depan

“ya, bisa dibilang seperti itu. Karena kau punya wajah seperti itu dan namamu minwoo!” jawab areum angker, minwoo yang berada di sebelahnya jadi begidik

“kenapa kau? Begidik seperti itu? Kau pikir aku mak lampir?” areum mendelik, minwoo semakin begidik

“mungkin, auramu angker” jawab minwoo

“daripada kau!” balas areum

“memang kenapa dengan auraku?” tanya minwoo

“auramu sangat manis” gubrakkkk!!. Minwoo terkejut. Manis? Lah? Lalu kenapa areum tidak suka? Pikir minwoo

“saking manisnya, aku sampai mau muntah, aku jijik!” areum berdengit menjauhi minwoo selangkah. Minwoo bertanya-tanya, tidak apa-apakah anak ini? Aneh aneh aneh. Ujar minwoo dalam hati

“memang aku aneh, oleh karena itu, jangan dekat-dekat denganku!” kata areum seperti bisa membaca pikiran minwoo. Areum berbalik, lalu membuka pintu rumanya, diikuti minwoo. Minwoo dan areum berjalan menuju dapur. Areum menyiapkan kompor dan lain-lain, sedangkan minwoo menata bahan-bahan yang aan dipakai di meja dapur, lalu beranjak menaiki tangga.

“masak urusan perempuan, kerjakan dengan baik putri kodok” kata minwoo

“aku tau! Lihat saja nanti!” areum mendumel, ia lalu tenggelam dalam urusan masak-memasaknya.

Minwoo masuk ke kamar youngmin dan kwangmin,

“ah~ dingin sekali di luar” minwoo melepaskan jaket areum, kwangmin menoleh

“ya, kau terlihat seperi kodok raksasa, huwahahahaha” kwangmin terbahak sambil menunjuk-nunjuk minwoo. Alis minwoo bertaut, tak mengerti. Ia mengambil lagi jaket areum, lalu membentangkannya. Hah?? Jaket areum berwarna hijau, khas kodok, di tambah modelnya yang memang mirip kodok, dengan bagian kepala yang berbentuk kepala kodok juga!! Pipi minwoo memerah, ia pasti terlihat lucu sekali.

“huwahahahhaa, iyaa, kekekeke. Hei, ngomong-ngomong bagaimana bisa kau memakai jaket itu? Aku saja menyentuhnya tidak boleh” timpal youngmin

“iyakah? Areum meminjamkannya padaku, tadi di jalan dingin sekali, sedangkan aku hanya memakai kaos ini, dan dia jaket plus sweater, jadilah ia meminjamkanku ini” jelas minwoo

“ah~ seperti dalam cerita romantis saja, tapi... mengapa areum, yang notaben-nya perempuan yang meminjami jaket? Hah~ kau ini tidak romantis sekali?” ujar kyuhyun.

“ahhh~ sudahlah, itu tidak penting. Yang terpenting adalah, kita harus mencemaskan areum!” kata minwoo

“mengapa?” tanya youngmin

“ia akan memasak jjajjangmyeon, ramen, dan bakso ikaaan!!” kata minwoo lagi

“lalu..., di manakah bagian kita harus cemas?” tanya kwangmin, menaikkan satu lubang hidungnya tidak mengerti

“areum! Areum! Dan makanannya, jadi apa nanti kalau areum yang memasaknya?” minwoo mengompori ketiga temannya, berharap mendapat kawan, mengingat keanehan areum. Ia begidik membayangkan jjajjangmyeon rasa kodok, ramen dengan potongan kodok, dan bakso ikan dengan lumuran kodok, hiiiiyyyy!!. 1...2....3....

“HUWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHA..... HAHAHAHAHHAHAHAHHAHA.....HAHAHAHAHAHAHAHAHHAHA...HAHAHAHAHAHH” youngmin, kwangmin, dan kyuhyun tertawa terbahak-bahak dengan serempak. Sedangkan minwoo bingung

“hiks hiks ... hahahha, hahha, ma-maaf, aku tidak bisa menahan tawaku minwoo~a” kata kwangmin memegangi perutnya

“hhhmmmpppfttttttt hmmmfppppttttt .. huwahahahahhahahaha” youngmin tidak bisa menahan tawanya, ia mengambil bantal dan menutupi mulutnya

“haha, biarlah aku yang bicara kalau begitu. Hahahahahhahaha.... ah~ baiklah. Minwoo, minwoo, kau ini parno sekali? Tidak mungkinlah.... kau tahu? Masakan areum itu enak sekali, seaneh dan se-terobsesinya dia dengan kodok, pikiran untuk memasak kodok tidak akan pernah terlintas dalam pikirannya. Haha, kau lucu sekali” kyuhyun menepuk-nepuk bahu minwoo. Minwoo tertegun,

“eh, iyakah?” tanya minwoo memastikan

“kau jangan meremehkan adik kami, begitu-begitu masakannya leziiissss.. huwahaha. Kau bisa membuktikannya nanti. Makanya, meskipun eomma dan app pergi, kami tidak khawatir dengan makanan selama ada si areum” kwangmin melempar bantal ke minwoo. Begitukah? Pikir minwoo, hum~ baiklah.

Limabelas menit kemudian, kyuhyun, kwangmin, youngmin, dan minwoo tepar di kasur. Mereka seperti anak terlantar. Satu persatu perut mereka berdendang. Tiba-tiba... sebuah teriakan membuat mereka kembali bersemangat untuk hidup(halah)

“yaaaaaa!!! Yeoreobeun!!!!!!!!!!! Makanan siaaaaaappp!!!” areum berteriak dari bawah. Dengan grasak grusuk, gedubrak pranggg... jdearrr dhuoorrrr... brakkk brukkk#apadeh. Mereka bertiga bergegas turun ke bawah.

“uwaaaa ... areum~a, bagaimana jika kau kusewa menjadi koki di rumahku? Hum~ baunya enak sekaliii” kyuhyun ambil posisi duduk di dekat jjajjangmyeon. Areum mengerucutkan mulutnya

“haha, tidak sia-sia aku punya adik sepertimu areum” kata youngmin

“oke, saatnya makan. Minwoo, duduklah di sini” kwangmin menunjuk kursi di sebelahnya, minwoo mengangguk

Mereka mulai makan. Kwangmin, youngmin, dan minwoo yang biasanya bermuka nimut(manis-imut), berubah menjadi garang, kyuhyun yang mukanya kayak evil, langsung berubah jadi kayak muka anak bayi yang baru dapat susu#apalah.

“hu.. nyaa, bhenher.... ennahkk...” mulut kyuhyun penuh dengan makanan. Areum tersenyum, ia menikmati wajah para penikmat makanannya.

Setengah jam kemudian, semuanya ludes, kecuali peralatan makanan tentunya. Tapi kenikmatan menikmati makanan areum berubah, dengan seenaknya areum menyuruh para lelaki untuk mencuci piring.

“yaaa, apaan nih? Nggak full service, gak seru ah~” kata kyuhyun, dimafhumi minwoo, kwangmin, dan youngmin

“grrrrrrrrrrrr” areum mulai mengeluarkan jurusnya.

“iyaaaa iyaaaaa” dengan gontai, ketiga lelaki itu berbaris di depan tempat cuci piring, bergantian mencuci piring dan peralatan makan lainnya.

Setelah selesai, kyuyhun pamit. Baru minwoo tahu ternyata moge tadi milik kyuhyun.

“hahaha, sering-seringlah undang aku ke sini, ok! Minwoo, kapan-kapan pair main starcraft, oke” kyuhyun memakai jaket kulit hitamnya, lalu helm teropong putih. Dengan kekuatan penuh, ia menstarter mogenya. Dan dengan cepat pula ia menghilang di kegelapan malam.

Setelah mengantar kyuhyun sampai di depan pintu, minwoo, kwangmin dan youngmin berbincang di ruang tamu.

“hei, kau, Mr. No, apa kau tidak pulang?” kata areum, berdiri di samping pintu dengan tangan terlipat di dada.

“kau tidak sopan sekali” kata youngmin

“haha, hyung, kau kan tau sendiri. Dia anti sama orang kayak minwoo” timpal kwangmin

“memangnya kenapa sih denganku?” tanya minwoo

“ahhh~ sudahlah, kau mau pulang apa tidak?” bentak areum

“hei! Kau kan adik kelasku, harusnya kau memanggilku sunbae” kata minwoo sambil beranjak

“hah? Sunbae? Kau itu hoobaeku, yang masuk sekolah itu kan aku duluan, week” areum menjulurkan lidahnya

“aish~ susah sekali berdebat denganmu. Yasudahlah, baik baik, aku akan pulang” minwoo berjalan menuju pintu. Sampai di depan areum, dia berkata

“lihat saja, kau tidak akan bisa menolak pesonaku” kata minwoo dengan sinis

“ohya? Kata siapa? Itu mereka, bukan aku, aku wanita special” jawab areum sambil sedikit mendorong minwoo keluar pintu, lalu menutupnya. DEG!. Hati minwoo berdesir, ia merasakan suatu rasa sakit yang tidak dapat ia pikirkan. Suatu luka yang terbuka lagi. Perih. Kini ia merasa lukanya bertabur garam. Sakit. Hhh~ ia menghela nafas. Kini sepertinya ia menemukan lagi wanita seperti dirinya. Aish~ tidak. Raein, kau sudah membawa lari hatiku, cintaku#beuhh.

Minwoo berjalan pulang ke rumahnya, melewati halaman itu lagi, tempat ia melihat areum menari. Hum~ dance. Minwoo memaksakan sedikit senyum di bibirnya.

TBC
Please leave comment :)
Thanks for read this FF ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar