Author: Nurul Fauziah Adila
"bundaaa kenapa ini semua gelap bundaaaaaa aku takut bundaa di mana ??" ucapku sambil meneteskan air mata
"bunda di sini nakk ! dokterr dokterr" kata bundaku sambill memanggil dokterr
dan dokterpun memeriksaku entah dengan apa aku mendengar sedikit penbicaraan mereka
"mian buu kami sangat menyesal minyoung mengalami buta dan harus segera di operasi agar minyoung dapat kembali melihat dan kebetulan kornea mata di rumah sakit ini sudah habis jadi harus mencari donornya" ucap dokterr
minyoung end pov
kwangmin pov
"mian buu kami sangat menyesal minyoung mengalami buta dan harus segera di operasi agar minyoung dapat kembali melihat dan kebetulan kornea mata di rumah sakit ini sudah habis jadi harus mencari donornya" ucap dokterr yang menangani minyoung
aku menitihkan air mata karna tak kuat melihat seseorang yang aku cintai menderita
kenapa bukan aku kenapa harus minyoung segera aku kepalkan tanganku dan menonjok tembok di blakang ku dan sial nya minyoung mendengar bunyi itu
"kwangmin ??" ucapnya dan pandangannya tetap lurus kedepan
"nee~ ada apa minyoung ??" jawabku sambil memeggang tangannya aishh sialnya dia merabaraba lenganku yang berdarahh gara gara memukul tembok tadii
"kwangmin ~ tanganmu lukaa " katanya sambil mengambil sapu tangan dan membalutkannya di lenganku..
"ahh nee~ gwaenchana ini hanya air saja !" jawabkuu
"boong ! kau menghinaku hah ?? garagara aku tak dapat melihat kau bisa menipuku ??"lanjutnya lagii
" ahh ~ bukan itu maksudku !!!!" jawabku lagii
(di skip aja yahh takut kepanjangann)
kwangmin end pov
minyoung pov
siang ini dokter memberi tahuku bahwa akan ada donor kornea dann sorenya aku bisa di operasi senangnnya hatikuu ..
tapii siapa pendonor mata itu dalam hatiku bertanyatanya saking senangnnya sore tibaa dan aku bersiapsiap akan di operasi akupun di bawa ke ruang operasi di temani bunda kakaku dan tentunya kwangmin tanganku slalu memegang bunda sekuat kuatnya sebelum masuk ruang operasi aku menitip pesann
"bunda aku takut ! aku takut jika operasinya tidak berhasil" ucapku
"sayang kau harus yakin bahwa operasi ini akan berhasil" kata bunda sambil memelukku
"iyaa minyoung kau harus bisa semangatlah" sambung kwangmin sambil mencium keningku
"semangat minyoung" kata kakaku menyemangati
entah mengapa aku mendapat kekuatan saat itu dan aku memasuki ruang operasi dengan perasaan deg degan khawatir dan senang
minyoung end pov
kwangmin pov
saat ini minyong sedang berlawan dengan maut aku khawatir jika operasi ini gagal dan minyoung akan buta slama lamannya saat sedang memikirkan itu dadaku kembali sesakk tapi lain dengan ini dadaku sesak sesak seperti di impit batu raksasa aku jatuh ke lantai dan syukur tidak ada yang melihatt mereka semua mengalihkan pandangan hanya pada ruang operasi minyoung segera aku mengambil obat dan meminumnnya..
"yaa tuhann jangan ambil aku saat ini aku ingin melihat minyoung kembali dengan slamat" ucapku dalam hatii
tiga jam berlalu akhirnya sakit ini mereda pada waktu yang tepat saat minyoung keluarr dari ruang operasi dengan keadaan tak sadarkan diri dan matanya di perban...
keesokan harinnya aku tak bisa datang karna sakit yang aku alami saat ini
minyoung pov
senangnya hari ini perbanku di buka dan aku berharap aku bisa melihat kembalii tapi saat dokter membuka perban ini aku merasa aneh bahkan sangat anehh
TBC-
lanjut or enggak nihh
jujur aja yahh lagi kurang inspirasii hehe
like+comentnya jangan lupa
yang gak like+coment gak aku tag lagi #ngancem
readerss : yaudah sihh yahh gak penting juga ff kamu !
hehe sekali lagi gomawo all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar