PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | Love is a Destiny | Chapter 2


Title : Love is a Destiny Part 2
Main cast : Yoon Jaeyoung, No Minwoo
Support cast : Jo Kwangmin, and others~
Genre : Romance, Friendship
 Author : Nadhifah Kirana


****

“hana.. dul.. set!!”
#BRUKK
Seseorang yang Youngmin dorong terjatuh. Dan orang yang Youngmin dorong adalah saudara kembarnya, Kwangmin.
“appo~” ucap Kwangmin.
“uppss!” ucap Youngmin nyengir.
“ppabo!” ucap Donghyun membuka selimutnya lalu menutupnya kembali.
“mianhae, Kwangmin-a.” ucap Youngmin sambil membantu Kwangmin bangun.
“kenapa kau di sini? kau kan seharusnya tidur di luar!” Tanya Kwangmin.
“jebal! Biarkan aku tidur di sini!” pinta Youngmin.
“baiklah.” Ucap Kwangmin mengangguk dan melanjutkan tidur.
“assa!” ucap Youngmin dan segera tidur disamping Kwangmin.
Mereka berdua terlelap tanpa memikirkan Minwoo yang mereka tinggalkan di luar.
Tiba-tiba, selimut yang menutupi tubuh Minwoo terbuka. Ternyata Minwoo belum tidur. Ia membuka selimutnya lalu berjalan ke suatu arah. Arah yang dituju adalah kamar Kwangmin yang sekarang sedang ditempati Jaeyoung.
Minwoo POV
Aku membuka selimut yang menutupi tubuhku. Ya, dari tadi aku memang belum tidur. Aku berdiri dan berjalan ke suatu arah. Arah yang aku tuju adalah arah kamar Kwangmin yang sekarang ditempati yeoja yang ia bawa tadi.
“apa ini kau?” tanyaku kepada yeoja itu.
Hah, betapa ppabo nya aku? Ia kan sedang tidur, mana mungkin ia bisa menjawab pertanyaanku.
Aku kembali ke ruang tengah dan mencoba untuk tidur. Tapi aku tidak bisa, otakku dipenuhi dengan wajah yeoja itu. Wajah yeoja itu, mirip sekali dengan teman masa kecilku yang bernama Yoon Jaeyoung. Teman masa kecil? Aku pikir lebih tepat cinta masa kecil. Aku benar-benar mencintainya. Tapi 3 tahun yang lalu, aku malah pergi meninggalkannya padahal aku belum mengungkapkan perasaanku. Bahkan aku tak memberinya alasan yang jelas. Aku benar-benar menyesal sekarang.
Minwoo POV End
Beberapa lama kemudian, Minwoo akhirnya terlelap di sofa.
Keesokan paginya~
Jaeyoung POV
Aku terbangun dari tidurku, dan apa yang terjadi? Aku tidak berada di kamarku.
“andwae~!!!!!!” teriakku sekencang yang aku bisa.
“kau sudah bangun?” Tanya seseorang.
Dari suaranya, terdengar seperti seorang namja. Mwo?? namja?? Aku melihat ke arahnya. Benar, dia seorang namja.
“dimana aku?” tanyaku dengan nada membentak.
“kau ada di dorm kami.” Jawab namja itu tersenyum.
“kau siapa?” tanyaku membentaknya lagi.
“jeoneun Jo Kwangmin imnida.”
Namja itu memperkenalkan dirinya sambil tersenyum.
“kenapa aku bisa ada di sini?” tanyaku.
“semalam kau tidak sadarkan diri karena aku hampir menabrakmu. Aku bingung ingin membawamu kemana, rumahmu saja aku tak tahu.” Jawabnya polos.
Sepertinya dia namja yang baik.
“tenang saja, aku tak akan menyakitimu.” Lanjut namja itu tersenyum.
Aku menghela napas lega, ternyata dia orangnya baik.
Aku terdiam sejenak, dan berpikir sesuatu. Aku merasa semalam ada Minwoo disampingku. Minwoo adalah teman masa kecilku. Aku menyukainya. Tapi, ia malah pergi meninggalkanku tanpa alasan yang jelas.
“Minwoo oppa?” gumamku.
“Minwoo? Kau kenal dengan Minwoo?” Tanya namja itu yang terdengar kaget.
Sepertinya namja itu mendengar perkataanku.
“Minwoo oppa ada di sini?” tanyaku.
“jamkkaman! Akan aku panggilkan!” ucapnya.
“Minwoo-a, sini!” teriak namja itu.
Suaranya sangat kencang, telinga ku sampai sakit.
Jaeyoung POV End
Minwoo POV End
“Minwoo-a, sini!” teriak Kwangmin.
Aku berjalan menghampirinya di kamarnya.
“waeyo?” tanyaku ketika sampai di kamarnya.
Dan betapa terkejutnya aku melihat yeoja itu sudah bangun.
“Minwoo oppa?” ucap yeoja itu.
“jadi, ia benar Jaeyoung??” batinku.
“hmm~ mian. Kau siapa?” tanyaku berpura-pura.
Aku tidak bisa memberitahunya yang sebenarnya karena suatu hal.
“Jaeyoung-a, mianhae~ aku akan memberitahumu semuanya suatu saat nanti.” Batinku.
“oppa? Kau lupa padaku?” tanyanya dengan nada terisak.
Aigoo~ ia menangis. Ini adalah kedua kalinya aku membuatnya menangis.
“Jaeyoung-a, jeongmal mianhae~” batinku.
Aku ingin sekali mengatakan hal itu tapi aku tidak bisa.
“tapi aku tak mengenalmu.” Jawabku.
Sejujurnya aku tak tega mengatakan semua ini. Tapi, aku harus melakukan ini semua.
“hmm~ mianhae. Mungkin bukan kau Minwoo yang kucari.” Ucapnya menunduk dengan air mata yang terus mengalir dipipinya.
Aku benar-benar merasa menyesal. Aku tak bisa melihatnya menangis. Rasanya ingin sekali aku memeluknya sepert dulu. Tapi, aku tidak bisa.
“gwaenchana.” Balasku.
“baiklah, aku keluar dulu.” Lanjutku lalu keluar kamar.
Aku pikir ini yang terbaik, daripada aku harus sakit melihatnya terus menangis.
Minwoo POV End
“gwaenchana?” Tanya Kwangmin melihat Jaeyoung yang terus menangis.
“gwaenchana.” Jawabnya lalu menghapus air matanya.
“nama kamu siapa?” Tanya Kwangmin.
“jeoneun Yoon Jaeyoung imnida.” Jawab Jaeyoung memperkenalkan diri.
“bisakah aku numpang ke toilet?” tanya Jaeyoung.
“ne.” jawab Kwangmin tersenyum.
“dimana toiletnya?” tanya Jaeyoung lagi.
“hmm~ di sana dekat dapur.” Jawab Kwangmin menunjukkan arahnya.
“ah~ ne. kamsahamnida.” Ucap Jaeyoung lalu bangun dari tempat tidur.
“ne, cheonmaneyo.” balas Kwangmin tersenyum.
Jaeyoung berjalan keluar kamar ke arah kamar mandi. Ketika sampai di depan kamar mandi. Jaeyoung ingin membuka pintu kamar mandi, namun pintu itu sudah terbuka duluan.
“aaaaaaaaaaaaaa~~” teriak Jaeyoung menutup kedua matanya dengan tangannya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar