PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | My Lovely Neighbor | OneShot


Title: My Lovely Neighbor
Author: ........
Main cast : Jo youngmin, lee hana
Genre: romance
Rating : PG
Length : oneshoot







Aku menatap keluar jendela kamarku. Hari ini aku malas melakukan hal apapun, entah mengapa aku hanya ingin melamun dan diam seperti ini. Waktu terasa lebih lama, beginilah jika musim panas dimulai dan sekolah diliburkan. Tak ada tempat yang bisa ku kunjungi ataupun orang-orang yang mengajakku ke suatu tempat. Poor me.

Tidiiiddd...

Tiba-tiba terlihat sebuah mobil yang berhenti tepat di depan rumah yang ada di hadapan rumahku. Aku mendekatkan wajahku kearah jendela agar bisa melihat lebih jelas siapa yang datang. Seorang ahjumma dan seorang namja berambut pirang keluar dari mobil itu lalu masuk kedalam ruma.

“ummaaaaaa~” aku berteriak sambil berjalan menghampiri umma di dapur.

“waeirae??? Jangan berteriak seperti itu..umma juga masih bisa mendengar suaramu!” sahut umma dan masih sibuk memotong bawangnya.

“apakah rumah hye seok halmoni dijual?”

“mwo? Siapa yang bilang?” umma langsung menatap wajahku.

“baru saja aku melihat ada sebuah mobil berhenti di depan rumah halmoni...”

“mana?” umma jadi penasaran.

“ayo sini, lihat!” aku menarik tangan umma untuk kembali mengintip lewat jendela. Kebetulan sekali orang-orang itu sedang mengobrol di depan rumah.

“hahahaha..dasar kau!” umma menjitak kepalaku.

“waeyo?” aku mengusap-usap kepalaku yang lumayan terasa sakit. Umma masih terkekeh sambil kembali ke tempatnya.

“itu kan youngmin dan ummanya... masa kau lupa?”

“youngmin?” aku memutar otakku, sepertinya aku pernah mendengar namanya, tapi kapan ya?

“cucu hye seok halmoni... dia pernah tinggal disini dan akrab denganmu! Anak zaman sekarang, ingatannya sangat buruk!” umma menggeleng-gelengkan kepalanya.

Youngmin? Benarkah namanya youngmin? Dulu aku bahkan tak pernah tau namanya.


Flashback.

“kau sedang tidak sibuk kan?” seorang anak laki-laki menghampiri hana yang sedang duduk sendiri di halaman rumahnya. Hana hanya mengerutkan alisnya karena dia sama sekali tidak mengenali seseorang yang sebaya dengannya itu.

“semoga kau tidak sibuk, aku bisa mengajakmu ke tempat yang menarik! Baru kemarin aku menemukannya.. tapi kalau kau sibuk..”

“aku mau!” ucap hana tanpa pikir panjang.

“aku... mau ikut denganmu! Kupikir....itu bukan ide yang buruk!” tambahnya. Anak laki-laki itu tersenyum kecil kemudian menggenggam tangan hana.

“kajja! Kita berpetualang..” dia menarik hana menuju ke belakang rumahnya.

“tunggu! Disana kan hutan!” hana menghentikan langkahnya dengan wajah takut. Dia sedikit ragu dengan petualangannya kali ini.

“tenang... kan ada aku!” namja itu tersenyum lagi dan mereka pun melanjutkan langkahnya. Suasana hening, tak ada satupun yang memulai pembicaraan.

“ng....” hana membuka mulutnya.

“aku tinggal di depan rumahmu, tapi baru hari ini aku melihatmu!” sahut namja itu lebih dulu.

“kau tinggal di depan rumahku? Kau cucunya hye seok halmoni?”

“ne..umma menitipkan aku kepada halmoni karena dia sedang bertengkar dengan appa..”

“bertengkar? Seperti anak kecil saja..” hana tertawa kecil, namja itu ikut tersenyum.

“mereka memutuskan untuk berpisah..dan umma bilang kalau aku ikut umma!”

“wah....aku ikut sedih~” hana menundukkan kepalanya, namja itu menyenggol bahu hana dengan akrab.

“kau jangan ikut sedih, karena aku tidak sedih! Umma bilang.. tanpa appa, masih banyak yang menyayangi kita.. mereka akan ikut sedih kalau kita sedih.. jadi kita tidak boleh sedih..”

“haha..ne! aku tidak akan sedih...tapi...”

“tapi kenapa?”

“kata dokter aku sakit... umma selalu menangis kalau melihatku! Makanya aku tidak boleh keluar rumah...”

“sakit? Kau sakit apa?” namja itu terlihat kaget dan menatap hana.

“aku tidak tau.. tapi aku pernah dengar kalau sakitnya ada di otak... aku takut kepalaku pecah!”

“kau jangan takut~ kau pasti akan sembuh! Ah..kebetulan sekali..” namja itu segera menarik hana mempercepat langkahnya sebelum hana menjawab perkataannya.

Mereka sampai di depan sebuah pagar yang membentuk persegi dan di dalamnya ada sebuah sumur tua. Suasananya sangat nyaman karena banyak sekali bunga yang tumbuh disekitar sumur itu. tak ada pohon-pohon tinggi yang menutupi sinar matahari sehingga sinarnya langsung menembus dan menyinari tempat itu.

“ini sumur harapan..kita bisa meminta apapun disini!” namja itu berdiri di pinggir sumur dan melongok kedalam.

“benarkah kita bisa meminta apapun?” sahut hana dengan antusias. Namja itu mengangguk kecil.

“um! Kau punya koin?”

“ah,,,aku tidak bawa apa-apa kesini!”

“hm..tenang saja...aku bawa dua! Ini..” dia mengeluarkan dua buah koin dari saku jaketnya dan menyerahkan satu ke tangan hana.

“lemparkan ke dalam dan ucapkan permintaanmu!” tambahnya. Hana mengangguk dan menarik nafas panjang.

“kita lempar sama-sama! Aku hitung ya... satu,..... dua,.....tiga...” mereka berdua melemparkan koin itu bersama-sama kemudian  melipat tangan mereka dan berdoa. Mereka memejamkan tangan dan mengucapkan permintaan masing-masing di dalam hati.

“sudah selesai?”

Hana membuka matanya dan mendapati namja itu tersenyum kepadanya.

“ne, terima kasih telah membawaku kesini!”

“kita pulang! Aku takut ummamu mencarimu!” namja itu menarik tangan hana dan mereka berdua berjalan menyusuri jalan yang tadi.

Tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Mereka panik dan tak menemukan tempat berteduh yang aman. Lagipula itu hutan.

“gwaenchana????? Bagaimana ini?” namja itu menoleh kearah hana dan terkejut mendapati hana sudah menggigil. Jaketnya terlalu tipis untuk menahan hujan yang turun.

“kau kedinginan? Pakai ini!” dia melepaskan mantelnya dan memakaikannya kepada hana yang sudah terlihat pucat. Bibirnya bergetar dan nafasnya terengah-engah menahan dingin.

“kau masih bisa berjalan?” tanya namja itu lagi. Hana hanya terdiam.

“yaaa...jawab aku!”

“d,,,dingiiin...” gumam hana pelan bahkan hampir tak terdengar. Namja itu langsung berjongkok di hadapan hana dan mengggendong hana. Dia berlari sekuat tenaga di tengah hujan hingga mereka sampai di depan rumah hana.

“ahjumma....ahjummaaaaaaaaa~” namja itu berteriak keras di depan rumah hana sambil menendang pintu rumah hana karena tangannya tak dapat mengetuknya.

Tak lama kemudian ibu hana membuka pintu dan terkejut saat melihat putrinya tak sadarkan diri di punggung seorang anak laki-laki.

“mianhamnidaaaaaaa.....mianhamnidaaaa...” namja itu mulai menangis di depan ibu hana. Ibu hana mengambil tubuh putrinya dari namja itu.

“tadi aku mengajaknya bermain lalu kami kehujanan...mianhamnida....” seru anak itu lagi.

“ne, biar ahjumma yang mengurusnya..kau pulanglah! Halmoni pasti mencarimu!” ibu hana langsung menutup pintu rumahnya.

--

Hana membuka matanya dan merasakan pusing yang luar biasa. Dia mendapati ibunya sedang duduk di sampingnya sambil tersenyum lembut.

“ummaa... aku ada dirumah? Kemarin kan aku...”

“anak itu yang mengantarkanmu kesini!” sahut ibu hana.

“lalu sekarang dia dimana?” hana langsung bangun dan menatap kesana kemari.

“kemarin adalah hari terakhir dia tinggal dirumah halmoni.. tadi pagi dia dijemput ummanya untuk tinggal di amerika! Katanya dia akan datang kesini lagi untuk menjengukmu...”

Flashabck end.

Sudah 10 tahun sejak saat itu, dia baru datang kesini. Tapi entah untuk menemuiku atau hanya mengunjungi kota ini. Aku bingung. Entah dia masih mengenaliku atau tidak. Aku melemparkan sebuah koin ke dalam sumur di hadapanku ini. Setiap musim panas aku datang kesini dan melemparkan koin dengan satu doa yang sama dengan yang waktu itu.

Aku ingin kita bertemu lagi.

Tapi kali ini berbeda. Doaku adalah, aku ingin mengetahui perasaannya kepadaku dan doanya waktu itu. entah kapan doa ini dapat terkabul.

“sudah kuduga kau disini!”

Suara itu. aku langsung menoleh ke belakang dan mendapati youngmin sudah berdiri disana. Banyak yang berubah darinya. Tubuhnya tumbuh tinggi dan rambutnya berwarna pirang cerah. Tapi senyumnya masih sama. Dia berjalan menghampiriku dan berdiri di sampingku lalu melongok ke dalam.

“banyak sekali koinnya... sepertinya kau meminta banyak permintaan..” dia menoleh kearahku.

“kau..masih ingat tempat ini?” gumamku.

“tentu saja...ini adalah tempat yang ingin aku kunjungi selama sepuluh tahun ini...tapi baru hari ini aku bisa melakukannya...”

“maafkan aku...waktu itu...”

“itu dulu!” potongku.

“aku hanya kecewa..mengapa kau tidak pamit kepadaku?!”

“aku terlalu merasa bersalah dan takut terjadi apa-apa padamu... tapi ternyata... sumur ini memang mendengarkan doa kita!”

“memang...kau minta apa?!” tanyaku.

“aku ingin kau sembuh....” dia menatapku sambil tersenyum. jantungku berdetak dengan cepat. Jadi selama ini...dia menginginkanku sembuh.

Beberapa minggu setelah kejadian itu, keadaanku memang semakin parah dan dokter menyuruhku untuk menjalani operasi. Tapi ternyata aku bisa bertahan dan operasi itu berhasil.

“gomawo..” aku menundukkan kepalaku dan terasa beberapa titik air mata yang jatuh. Kalau bukan karena doanya, seberapa banyak pun aku meminta untuk bertemu dengannya lagi, mungkin akan sia-sia. Bisa saja saat itu operasiku gagal dan kematian yang menjemputku.

“apakah doamu juga terkabul?”

“hm,,ne!” aku tersenyum kecil sambil mengangguk.

“senyummu masih sama...kau tau betapa aku sangat merindukannya selama 10 tahun ini?” youngmin membuatku tercengang dengan kata-katanya.

“yang aku sesali adalah...namamu pun aku tak tau! Aku tidak tau apa-apa tentangmu!”

“lee hana imnida!” aku langsung menngulurkan tanganku kearahnya. Dia terkejut tapi langsung membalas uluran tanganku.

“jo youngmin imnida...oya,,” dia merogoh sesuatu dari sakunya. Dia mengeluarkan sebuah koin dan langsung melemparkannya ke dalam sumur.

“doaku kali ini adalah.....aku ingin bisa tinggal disini lebih lama!!!!! Bersama lee hana.. dan aku ingin dia tau kalau aku tak pernah melupakannya..” youngmin mengucapkan doanya cukup keras dan membuat aku tertawa kecil.

“sepertinya doamu yang itu pun akan terkabul...” gumamku. Youngmin tersenyum dan langsung memelukku dengan erat.








END.





like+komen please

Tidak ada komentar:

Posting Komentar