PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | Pengagum Rahasia | Chapter 4


Title: Pengagum Rahasia chapter 4
Author: saya sendiri a.k.a rahma qonita
Rating: T
Genre: mungkin romance
Main cast:
- lee tahyun
- lee jeongmin
- kim donghyun
- kim sohee (admin sokwang)
- yumin (admin yumin)
- kwangmin
- raeino (admin raeino)
- minwoo
( other cast akan muncul sesuai jalan cerita)
Length: berchapter

              Annyeong readers^^ *nongol dari kolong meja* author kombek bawa teks ep ep buat pala leadels nyang lagi pada galau (kok jadi cadel gini). Ep ep kali ini gak ada celita mati-matinye coalnya authol gak gak gak kuat (?) bikin ep ep kaya begono (leadels: legaa ..). ini celita ep ep bukan sembalang celita, selama bebelapa menit kedepan ep ep ini akan kita bahas secala lebih LEAL #pletak *dijitak joe richard*. oya ini ep ep author persembahkan untuk para admin di page Fanfic Boyfriend. mianhae kalo ceritanya gak sesuai harapan kalian atau salah bias *bow*. Okey langsung baca aja ep ep gaje ini. Cekidot !!!

NB: jangan lupa siapkan kantong kresek sebanyak-banyaknya untung menampung muntah anda dan siapkan bantal untuk menaruh kepala anda karna kebosanan dengan cerita ff ini. Terimakasih.


                #cup aku melihat hyunseong sunbae berciuman dengan seorang yeoja yang tidak ku kenal.
                “omo~” aku menutup mulutku lalu berlari keatap sekolah, aku kaget melihat hal itu, hatiku sakit. Bisa-bisanya hyunseong sunbae berciuman didepan ku macam itu. Siapa sih yeoja itu? Mengapa aku baru melihatnya? Apa dia yeojachingunya hyunseong sunbae?
               “tahyun-ssi, waeyo?” aku menoleh ke suara itu dan ternyata itu donghyun oppa. “mengapa kau berlari? Apa kau cemburu?” apa yang harus kukatakan pada donghyun oppa. Ya oppa aku cemburu karna aku menyukainya. “Apa kau menyukainya?”
                “ne oppa, aku menyukainya”
                “menangislah, hidungmu sudah merah karna menahan tangismu” akhirnya aku membiarkan air mataku mengalir begitu saja melewati pipiku.
                “huwweeee ..... hiks hiks ...... huweeeee ToT” aku menangis dipelukan donghyun oppa. Aku meluapkan segala perasaanku. Aku tak peduli oppa akan marah karna aku membasahi bajunya. “hikss.. hiks .....” tangisku mulai mereda, aku sedikit tenang sekarang.
                 “sudah?”
                 “ne oppa”
                 “oke, kita pulang sekarang, kajja” lalu oppa menarik tanganku tapi aku menahannya.
                 “chamkkaman oppa, aku ingin bertanya, siapa yeoja itu?”
                 “kau bener mau tau?” lalu aku mengangguk kecil. “dia mantan hyunseong, baru kembali dri australia” aku diam mendengar hal itu. Pasti yeoja itu ingin merebut hyunseong sunbae kembali. “tenang saja, hyunseong sudah tidak menyukainya lagi. Kau banyak peluang untuk mendapatkan hatinya, saingan mu hanya satu”
                  “satu? Siapa oppa?”
                  “LH, si pengagum rahasia hyunseong”
                   “oh, hahaahhaha” oppa, LH itu adalah aku, hahaha.
                   “waeyo? Kenapa kau malah tertawa?”
                   “ani oppa, hmm LH  ya? Aku akan mengalahkannya oppa, kajja kita pulang” aku menarik tangan donghyun oppa kembali keruang menyebalkan itu. Hei yeoja yadong, aku akan mengalahkanmu, gumamku dalam hati.
Tahyun POV end

------------------------------------------------

Jeongmin POV
                “tahyun apa kau sudah menjawab pernyataan cinta dari donghyun?” tanyaku pada tahyun yang sedang asyik menonton film kesukaannya.
                “sudah” katanya masih terpaku pada layar TV
                “kau menerimanya?" Lalu aku duduk disebelahnya
                “andwae~ aku menolaknya”
                “mwo? *kaget* berani sekali kau” #pletak aku menjitak kepalanya “oppa mu ini serius” lalu dia menoleh padaku #pletak aku dijitaknya balik “mwo? Kau berani menjitak oppa mu yang cool ini?”
                “wwekkk XP. Aku menolaknya dan dia tidak marah dia juga sudah tau kalo aku menyukai hyunseong sunbae” katanya sambil menjulurkan lidahnya “sudah aku mau tidur” lalu dia menuju kamarnya. Aku masih bingung dengan ucapannya, aku menyusul dia kekamar.
                “apa maksudmu dengan donghyun sudah tau kalau kau menyukai hyunseong?”
                “aish~ nomu paboya. Oppa aku menolak donghyun sunbae karna aku menyukai hyunseong sunbae”
                “dan dia tidak marah?”
                “tidak oppa, dia tidak marah. Oh come on oppa, aku ngantuk aku ingin tidur sekarang” lalu dia mendorongku keluar kamar dan #brak dia membanting keras pintu itu.
                “selamat tidur chagi~ have a nice dream” kataku dari luar pintu.
                “ne~ oppa istirahatlah. Aku sayang oppa” teriak tahyun. Lalu aku masuk ke kamar dan tidur.
Jeongmin POV end

Tahyun POV
                Baiklah sekarang aku harus tidur, besok aku harus banyak tenaga karna akan ada latihan taekwondo. “hoaaammmmm” aku merebahkan tubuhku dikasur tapi aku merasa ada yang mengganjal. Aku bangun dan mendapati sebuah surat aku buka surat itu dan ternyata itu surat balasan dari hyunseong sunbae.

                Heh yeoja jelek!!
                Berhentilah menggangguku dengan hadiah-hadiah murahan mu itu
                Aku sudah punya yeojachingu dan aku sangat menyayanginya.
                So’ jauhi aku dan carilah idola lain, ara?
                                                                                                           Idolamu,
                                                                                                     ^Hyunseong^

                Aku kaget membacanya, tapi aku ragu kalo surat ini benar-benar dari hyunseong sunbae. ‘ting’ sebuah lampu muncul dikepalaku #abaikan aku mencari saputanganku, disana ku bungkus surat-surat dari hyunseong sunbae. Aku mencarinya disaku baju dan rok ku tapi tidak ada. Lalu aku mengobrak-abrik isi tasku juga tidak ada. Aku mulai putus asa, ku obrak-abrik seluruh isi kamarku dari mulai laci meja belajarku, lemari bajuku, sampai ke kolong tempat tidur tapi tidak ada alhasil malah kamarku yang berantakan. Aku keluar kamar dan menuju kebawah, aku mencari di dapur, diruang tamu, diruang makan, juga diruang keluarga tetap tidak ada. Kamar oppa, hanya itu satu-satunya harapanku, tapi untuk apa oppa mengambilnya? Mungkin saja oppa yang memungutnya. Lalu aku naik ke atas menuju kamar oppa.

                 ‘tok tok tok’ “oppa .... oppa .. buka pintunya .....” aku mengetuk pintu oppa tapi tidak dibuka. ‘tok tok tok’ “oppa ... buka napa sih oppa ....” ‘tok tok tok’ “oppaa ... oppa .....” akhirnya aku mulai stress dan mengedor pintu oppa “opppaa .... ‘dor dor dor’ oppaaaa .. “dor... #cklek pintu terbuka dan “aaaaaaaaaaaaaaaaa...” #jduk aku melihat hantu aku sontak menendang hantu itu “kau apakan oppaku hantu jelek?” kataku sambil memasang kuda-kuda “cepat jawab aku!! Ppali!! *eh emang hantu bisa ngerti bahasa korea yah?*
                  “appo~ kau ... err ..... ini oppa” kata hantu itu sambil menunjuk dirinya
                  “mwo? Enak saja kau mengaku sebagai oppa ku yang gantang itu. Hey hantu jelek udah jadi hantu masih bisa bohong lagi”
                   “aish~ dasar yeoja babo, ini oppa tau” lalu hantu itu membuka benda berwarna putih yang menempel pada wajahnya
                   “eh jangan dibuka, nanti muka jelekmu kelihatan tambah jelek”
                    “ini oppa tahyuunnn .. aish~ kau ini”
                    “mwo? Oppa? Itu benar kau?” kataku kaget setelah melihat wajah yang aad didepanku itu.
                    “ne~ aish~ appo”
                    “hantu memang bisa menyamar jadi oppa, hebat sekali kau bisa mirip sekali denagn oppaku” kataku sambil memegang daguku.
                      “aish~ YEOJA NOMU PABOYA~~~~~ INI OPPAMU, OPPAMU YANG GANTENG !!!!” teriak hantu itu, #cklek lalu hantu itu menyalakan lampu dan aku melihat oppaku berdiri didekat saklar lampu. “look! I’m your brother, okey? And i’m bukan hantu, aish~ appo”
                       “oppaaaa ..” *hug* “jadi oppa bukan hantu ya? Aish~ mianhae oppa mianhae~” aku melihat oppa terus memegangi bagian bawahnya “oppa, waeyo? Gwenchanayo oppa?” kataku panik.
                       “kau menendang  barang oppa tahyun, appo~” kata oppa masih memegangi bawahnya.
                        “mwo? Jinjja? Sini aku lihat” kataku panik. #pletak sebuah jitakan mendarat halus dikepalaku “appo~” kataku sambil memegangi kepalaku yang sakit”
                “andwae~ kau sudah gila ya. Makanya kalo mau nendang liat-liat dulu, aish~ kau ini”
                “mianhae oppa, lagian sih oppa malam-malam udah kamarnya gelap pake masker segala, warna putih lagi. Aku kita hantu jadi aku tendang deh, hehehe” kataku cengengesan
                “huh, yasudah oppa maafkan, untung tidak tepat sasaran hanya pinggirnya saja. Kalo tidak ....”
                “kalo tidak kenapa oppa? Waeyo?” kataku polos
                “huh lupakan. Mau apa kau kesini bukannya kau sudah tidur?”
                “ish, aku hanya ingin tanya oppa lihat tidak saputanganku?”
                “aish~ oppa kira apa, oppa tidak lihat. Sana-sana pergi.. hush hush...” oppa mengusirku keluar dari kamarnya ‘srek “mwo apa ini?” oppa melihat sebuah kertas jatuh dan mengambilnya. Aish~ itukan surat dari hyunseong sunbae kenapa bisa jatuh, tahyun babo, umpatku dalam hati. “mwo? Apa ini? Kejam sekali kata-katanya. Dari siapa ini? Mwo? Hyunseong? Ckck kurang ajar sekali dia” aku melihat oppa membacanya dan geleng-geleng kepala. “apa benar ini dari hyunseong?”
                “menurut oppa?” kataku polos
                “yee malah nanya balik. Kamu kan udah biasa nerima surat dari dia, kenapa malah bingung?”
                “itu dia oppa aku mau nanya soal itu, gak biasanya hyunsoeng sunbae ngebalesnya kaya gitu”
                “terus apa hubungannya sama saputangan kamu?”
                “aku ngebungkus surat-surat balasan dari hyunseong sunbae pake saputangan itu, tapi ternyata pas dicari gak ada. Oppa bener gak liat?”
                “gak, suer dah. Belum dicari disekolah kan? Besok kita cari aja, ottoke?”
                “ne~ oppa” kataku pasrah
                “yaudah kamu tidur sekarang” oppa mengantarku ke kamar lalu aku tidur begitupun dengan oppa.

----------------------------------------------------------

                Pagi ini seperti biasa aku datang pagi dan menaruh hadiah di atas meja hyunseong sunbae. Aku masih belum yakin dengan perkataan hyunseong sunbae waktu dihalaman belakang sekolah lusa lalu jadi aku masih menjadi pengagum rahasianya. Setelah aku menaruh hadiahku, aku bergegas kekelasku. Semoga saja hyunseong sunbae menyukai hadiahnya, gumamku.
Tahyun POV end

Someone POV
                Aku melihat seorang yeoja keluar dari kelas baruku, ntah siapa dia. Aku masuk kekelasku dan menemukan sebuah kotak. Aku mendekati kotak itu dan ada surat disana. Aku membacanya

                Annyeong sunbae^^
                Sunbae apa kau tidak menyukai coklatku kemarin?
                Benarkan sunbae sudah mempunyai yeojachingu? Jinjja?
                Apa benar sunbae sangat mencintainya?
                Apakah aku masih boleh menjadi pengagum rahasiamu?
                                                                            Pengagum rahasiamu,
                                                                                           ~LH~

                Siapa yeoja tadi? Dan siapa sunbae yang dia maksud? Ah lebih baik aku tidak usah ikut campur, pikirku. Tapi apa maksud tidak menyukai coklat kemarin? Apa sunbae ini tidak menyukai pemberian yeoja ini? Ah sudahlah itu tidak penting, tapi aku penasaran, gumamku. Aku meletakkan kembali surat itu lalu aku keluar dari kelas, karna aku baru disini jadi aku harus mencari ruang guru. #bruk aku menabrak seseorang dikoridor dan ternyata itu raeino, mantan pacarku yang terpaksa aku tinggalkan karna bisnis appa ku di jepang.

                “annyeong rae^^ masih ingat aku?” kataku padanya sambil membantunya mengambil buku yang jatuh.
                “minwoo? untuk apa kau kesini? Mengikutiku?” katanya galak
                “kau seperti dulu waktu kita pertama kali kita bertemu, kau yeoja yang galak”
                “huh, tentu saja. Untuk orang sepertimu tak perlu bermanis-manis” katanya ketus
                “kau sekolah disini juga?”
                “tentu saja, kau tidak lihat seragamku? Untuk apa kau sekolah disini juga? Mau merebut hatiku kembali? Huh tidak bisa, aku sudah punya yang lain”
                “siapa namja yang lain itu? pasti kalah keren denganku” kataku bangga
                “tentu saja lebih keren dia, sudahlah aku mau pergi, aku muak melihatmu” lalu dia pergi ntah kemana. Raeino, aku pasti merebut hatimu kembali, tunggu saja.
Someone POV end

                ‘tet ... tet ... tet .....’ belpulang berbunyi tahyun dan sohee langsung pergi ke lapangan indoor untuk xcul taekwondo, mereka dipilih sekolah untuk mengikuti lomba kejuaraan taekwondo sekecamatan (anggap aja gitu ya)
                “oke semuanya, kita harus serius berlatih mulai dari sekarang karna sebentar lagi kita akan mengikuti lomba taekwondo sekecamatan, sekarang lari keliling lapangan 5 putaran, ara?” perintah yumin.
                “arasseo sunbae” jawab mereka serempak, lalu mereka mulai berlari mengelilingi lapangan. Lapangan indoor mereka cukup luas. Setidaknya tiga xcul muat berlatih dilapangan ini. Hari ini tahyun begitu senang karna jadwal taekwondonya berbarengan dengan jadwal basket jadi dia bisa menunjukkan kehebatannya didepan hyunseong. Tapi hari ini dan seterusnya mungkin tidak karna raeino, yeoja menyebalkan itu masuk xcul cheers yang menjadi penyemangat xcul basket sekolah mereka jadi raeino bisa menggoda hyunseong sepuasnya.

Tahyun POV
                Aku berlari keliling lapangan indoor 5 kali, mungkin orang umum akan capek karna mengingat lapangan ini begitu luas. Tapi aku sudah terbiasa dengan ini semua karna aku yeoja kuat. Hari ini aku mestinya senang karna sambil latihan aku bisa menunjukkan kehebatna taekwondoku pada hyunseong sunbae tapi yeoja yang kemarin mencium hyunseong sunbae masuk xcul cherrs dan puas meneriaki namanya. Aku latihan begitu serius hari ini karna aku dipilih sekolah untuk mengikuti lomba kejuaraan taekwondo sekecamatan.

                “baiklah semuanya berkumpul, mari kita melakukan pemanasan” kata eon yumin memberi perintah. Lalu kami melakukan pemanasan dan saatnya fighting, inilah yang kutunggu-tunggu. Kali ini aku berhadapan dengan teman seangkatanku kim hyujung namanya, dia rival terkuatku tapi kali ini aku harus bisa mengalahkannya.

                “baiklah.. 1 2  3 mulai”

                “ayo ayo tahyun tahyun .... hyujung hyujung ..” mereka menyemangati kami, walau ini latihan tapi itu harus tetap dilakukan agar kami tidak loyo. #jduk jdek jdok aku memberikan 3 tendangan pada tangan dan pinggang hyujung #bak buk bek bok hyujung membalasnya tapi aku berhasil menangkisnya. Walau sedang tanding seperti ini aku tetap curi-curi pandang ke hyunseong sunbae dan aku melihat yeoja itu sedang memeluk hyunseong sunbae, amarah ku memuncak aku lampiaskan semua itu hyujung “hiyaaaaaattt ... “ aku berteriak sekeras mungkin dan melayangkan kakiku pada hyujung #bak buk beok bok #jduk jdk jdok” hyujung menangkisnya beberapa tapi akhirnya dia terkena tendanganku tepat dipahanya lalu dia jatuh #bruk tapi ku tidak peduli.

                “yaaa pemenangnya adalah tahyun” *prokprokprok* mereka semua bertepuk tangan termasuk 2 xcul lain yang ada di lapangan itu kecuali yeoja itu. ya aku memang hebat terimakasih yeoja menyebalkan, gumamku.

Minwoo POV
                Aku melihat yeoja yang tadi pagi dilapangan indoor dan yang dari kudengar dia bernama tahyun, hmm sepertinya dia sedang fighting, wah hebat sekali lawan anak itu ternyata seorang namja. Aku menyaksikan pertandingan itu dari sebrang dan melihatnya tiba-tiba berteriak dan mealyangkan kakinya ditubuh lawannya, wah yeoja yang hebat, tenyata dia menang dari lawannya yang namja itu.

                “hei minwoo kau tidak ikut main?” kata jeongmin yang membuyarkan lamuananku.
                “ani mungkin lain kali, aku hanya ingin menonton saja. Oya jeong, yeoja yang tadi bertanding, siswa kelas berapa?” tanyaku pada jeongmin.
                “dia hobae kelas satu, dia yeodongsaengku, lee tahyun, kau ingat? yang pernah menangis minta balon dan sekali kau memberinya wink dia langsung diam, masih ingat?”
                “oh, ya ampuunn ternyata dia sudah sebesar ini sekarang, padahal waktu itu dia masih berumur 4 atau 5 tahunan. Hebat sekali yeodongsaengmu itu, bisa mengalahkan namja yang lebih besar darinya” kataku kagum.
                “ah itu sudah biasa, liat saja fighting berikutnya dia akan mengalahkan yumin” kata donghyun tiba-tiba sudah ada disebelahku.
                “mwo? Benarkah? Yumin kan taekwondo terkuat disekolah ini” kataku kaget.
                “ne itu benar, haha liat-liat dia akan fighting dengan yumin sekarang” aku melihat kearah yang ditunjuk donghyun. Disana yumin dan tahyun saling menendang, menangkis sekaligus memukul. Mereka begitu lincah apalagi tahyun tapi sayang aku tidak suka yeoja yang seperti itu aku lebih suka yeoja seperti raeino, manis dan cantik. Aku mengalihkan pandanganku ke raeino dan aku melihatnya sedang bermanja dengan hyunseong, apa itu namja yang disukai raeino? Namja yang pemalu seperti itu? cih rendah sekali seleranya.

                “hey minwoo, apa kau kesini karna ingin mengejar cinta rae?” kata donghyun sambil menyenggol bahuku
                “tentu saja, aku ingin meminta maaf padanya dan mengambil hatinya kembali”
                “tapi sepertinya dia kesini untuk hyunseong” kata jeongmin yang duduk disampingku
                “aku tidak akan merelakannya” kataku mantap
                “harus, karna itulah cinta sejati” kata donghyun “seperti donghyun yang merelakan tahyun untuk jeongmin” kata jeongmin sambil menarik tanganku
                “mwo? Kau menyukai tahyun? Jinjja?” tanyaku pada donghyun
                “ne~ tapi aku ditolak karna dia menyukai hyunseong dan aku kini merelakannya walaupun belum sepenuhnya, sudah ayo kita main, kajja!” berarti kado yang ada diatas meja tadi untuk hyunseong dari tahyun, hmm hebat sekali anak itu begitu berani menjadi pengagum rahasia. Tenang tahyun aku akan mengambil raeino dari hyunseong agar kau puas dengan hyunseong, umpatku dalam hati.
Minwoo POV end

                sohee menang melawan yumin, kini giliran tahyun yang melawannya. Tahyun memberikan beberapa tendangan pada yumin dan berhasil ditangkis oleh yumin dan sebaliknya. Begitu terus, mereka tidak ada yang mau kalah, mereka sama-sama kuat.

Raeino POV
                Aku melihat hyunseong dan kawan-kwannya bertepuk tangan untuk yeoja yang kemarin memergoki ku berciuman dengan hyunseong diruang osis kemarin, karna dia aku dan hyunseong jadi terganggu. Aku tidak suka melihat yeoja jelek itu memamerkan kehebatannya didepan hyunseong, aku berpikir keras agar yeoja itu tidak pamer lagi ‘ting’ aku punya ide. Aku mengambil bola basket dan memainkanya dekat dengan ring yang tidak jauh dari yeoja itu #hup aku melemparnya pada yeoja itu #jduk tepat mengenai yeoja itu #jduk yeoja itu terkena tendangan dari yumin tepat di badannya sayang sekali tidak sakit karna dia menggunakan pelindung tubuh, coba kalo ngga pasti lebih parah (readers: jahatnya -_-). Aku yang melihatnya puas yeoja itu pingsan dan kuharap mati agar tidak bisa menggangguku lagi dengan hyunseong (readers: bener-bener jahat).

                Aku lihat semua mendekat ke arah yeoja itu dan jeongmin menggotongnya, ish enak sekali sih yeoja itu, udah deketin hyunseong si jeongmin diembat pula, pikirku. Yumin, donghyun, hyunseong mengikuti jeoengmin yang membawa yeoja itu, pasti mereka keruang UKS, pikirku.
                “heh kau” tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang dan setelah ku menoleh ternyata minwoo.
                “minwoo? Mau apa kau?”
                “kau kan yang melepar bola itu padanya?”
                “andwae~ aku tidak melempar padanya, aku ingin memasukannya ke ring tapi malah terkena yeoja itu, jangan sembarangan menuduh ya”
                “jujur saja, ring itu tinggi sedangkan tahyun itu pendek, tidak mungkin kena tahyun kalo kau tidak sengaja melempar jarak pendek seperti itu” tahyun? Oh jadi yeoja itu namanya tahyun, ish nama yang jelek #plak *ditabok author* #abaikan
                “kalo iya emang kenapa? Gak boleh? Suka-suka gue dong! Apa urusannya sama situ?” lalu aku beranjak dari tempat itu untuk menyusul hyunseong.
Raeino POV end

Tahyun POV
                #jduk aku merasa ada benda keras menimpaku, lalu kepalaku pusing dan #jduk aku terkena tendangan eon yumin lalu aku merasa tubuhku melayang dan #bruk aku pingsan.  Aku sudah sadar sekarang, aku mengerjapkan mataku berkali-kali untuk memfokuskan penglihatanku, setelah fokus aku melihat jeongmin oppa, eon yumin, sohee, donghyun oppa, dan hyunseong sunbae mengelilingiku. “aku ada dimana ya? Kenapa ramai sekali?” kataku bingung.
                “kau di UKS, tadi kau terkena lemparan bola dan tendangan yumin lalu kau pingsan” jelas sohee.
                “gwenchanayo? Mianhae tahyun-ssi, apa tendangan eon terlalu keras?”
                “gwenchana eon, ani, tidak” jawabku
                “huft sukurlah” kata mereka lega.
                “chagiii .... what are you doing here? Ayo kita maen lagi” tiba-tiba yeoja menyebalkan itu datang dan langsung bermanja dengan hyunseong sunbae, aish~ aku benci melihatnya.
                “ish apa-apaan sih kau, sana pergi” kata hyunseong sunbae sambil mengusir yaeoja itu. usir saja sunbae hehe, gumam ku.
                “sirheo~” kata yeoja itu dengan manja
                “ah sudah-sudah kita keluar, tahyun harus istirahat” lau donghyun oppa mendorong mereka semua keluar kecuali hyunseong sunbae, ntah apa maksudnya. Aduh aku jadi gugup di tinggal berdua dengan hyunseong sunbae, mukaku pasti merah sekarang dan pasti aku dianggap yeoja lemah oleh hyunseong sunbae.
                “tahyun gwenchanayo?” tanya hyunseong sunbae memecah keheningan
                “gwenchana sunbae, jangan khawatir. Sunbae boleh bertanya?”
                “ne~ mau tanya apa?”
                “tapi janji dulu untuk tidak marah, jinjja?”
                “ne”
                “siapa yeoja itu? apa dia yeojachingunya sunbae” isi surat hyunseong sunbae melayang-layang dikepalaku jadi kutanyakan saja hal itu padanya.
                “andwae~ dia mantanku, waeyo? Kau cemburu hahahaha XD” tepat sunbae, aku cemburu tapi tak bisa bilang itu karna kau tidak berhak.
                “oh, cemburu? Mungkin LH yang akan cemburu” kataku asal
                “LH? Oya ngomong2 soal LH baca deh surat ini” lalu hyunseong sunbae memberikan sebuah surat dan ternyata saat kubuka itu surat dariku yang tadi pagi. Surat keheranan ku atas balasan surat hyunseong sunbae.
                “kok isinya begini?” kataku bohong padahal aku sudah mengetahi isnya “kenapa dia bertanya seperti ini? Memang sunbae membalas apa padanya?" Ini lah kesempatanku untuk megetahuinya.
                “aku balas, annyeoong LH, gomawo atas coklatnya, coklatnya enak sekali. Ngomong-ngomong kapan kita akan bertemu, bogoshipppo LH. Idolamu, hyunseong. Huh ntah mengapa aku rindu sekali padanya” kata hyunseong sunbae sambil menatap ke surat itu. bogoshippo? Ingin bertemu? Aish~ aku disini sunbae, aku lah LH mu itu, umpatku dalam hati.
                “mungkin ada yang iseng sunbae pada surat balasanmu” kataku ngasal. Akhirnya aku tau kebenarannya. Tapi siapa yang iseng? DoSeJeogirl kah?
                “mungkin saja, hmm tapi siapa?” lalu sunbae memegang kepalanya, sepertinya dia sedang berpikir. “hmm pasti dia” katanya lirih.
                “dia siapa sunbae?” tanyaku
                “ah bukan siapa-siapa. Kau istirahatlah diaini, ara? Nanti aku dan lainnya aakn datang kesini lagi”
                “arasseo” lalu hyunseong sunbae keluar dari ruang UKS. Tak berapa lama kemudian seorang namja berwajah imut menghampiriku.

                “annyeong” sapanya lembut
                “annyeong, maaf anda siapa?”
                “aku minwoo, no minwoo” katanya sambil memberikan tangannya padaku.
                “minwoo? Sepertinya aku kenal, tapi dimana dan kapan ya?” kataku sambil menjabat tangannya dan berpikir
                “opppaaa .. belikan aku balon itu. ingat??” katanya sambil mempraktekan gaya seorang anak kecil yang mewek
                “ahhhh oppa wink ....” aku bangun dan langsung memeluk oppa minwoo. Ya aku ingat sekarang, dia anak kimhyun ahjussi. Teman kecil papa dulu dan dia seumuran dengan oppaku jeongmin oppa, teman masa kecilnya dulu. Keluargaku sangat dekat dengan keluarga minwoo oppa. Aku memanggilnya oppa wink karna dia selalu berwink saat aku menangis minta dibelikan sesuatu, dia lebih sabar dari jeongmin oppa. “bogoshippo oppa” kataku masih memeluknya.
               "bogoshippo tahyun-ssi. Kau sudah besar sekarang yah dan sudah mulai menyukai namja”
                “mwo? Bagaimana oppa bisa tau? Ottoke? Jeongmin oppa yang cerita yah??” kataku sambil melepas pelukanku
                “aku melihatmu tadi pagi kekelasku dan menaaruh sebuah kotak diatas meja hyunseong, kau menyukainya kan? Kau kan si LH itu ya kan? Jinjja?” kata minwoo oppa menggodaku #hup aku langsung menutup mulut minwoo oppa karna takut terdengar orang lain.
                “iya oppa, tapi oppa jangan bilang siapa-siapa yah” kataku lalu melepas tangan ku dari mulut oppa.
                “tenang, oppa akan membantumu menyingkirkan raeino” kata minwoo oppa sambil mengangkat jempolnya
                “raeino? Siapa oppa?” kataku bingung
                “itu yeoja yang bermanja dengan hyunseong terus” oh jadi namanya raeino. Nama yang aneh #plak *dijitak admin raeino* #abaikan
                “oh, kenapa oppa ingin membantuku? Waeyo? Apa oppa menyukainya?” kataku penasaran
                “ne~ dia sebenarnya mantan oppa. Oppa bertemu dia di australia tapi karna bisnis appa, oppa terpaksa memutus hubungan dengannya karna oppa tidak kuat pacaran jarak jauh, terlalu banyak prasangka tidak baik #lebeh”
                “oh, tapi dia juga mantannya hyunseong sunbae oppa”
                “iya kau benar,  waktu dia tinggal di korea di satu SMP dengan hyunseong, donghyun dan jeongmin. Lalu rae berpacaran dengan hyunseong tapi karna appa raeino sakit dan harus berobat ke australia jadi dia meninggalkan hyunseong. Disana dia berpacaran dengan oppa lalu oppa meninggalkannya ke jepang karna bisnis appa. Sekarang raeino kembali kesini untuk merebut kembali hyunseong dan oppa kembali kesini untuk merebut raeino”
                “wah kisah cinta yang rumit” kataku kagum
                “ne kau benar tapi oppa masih sangat mencintainya dan oppa ingin mendapatkannya kembali. Kau mau bantu oppa? Nanti oppa bantu kamu. Ottoke?”
                “andwae~ oppa gak usah. Aku yang bantu oppa, aku berusaha sendiri saja dengan caraku” kataku sotoy
                “oke deh, terserah. Sudah baikan? Pulang yuks udah sore. Kajja!”
                “kajja!”
Tahyun POV end

Hyunseong POV
                Aku kaget membaca surat dari LH lalu kutanya saran pada tahyun mengapa bisa seperti itu, tahyun bilang mungkin ada yang iseng dan aku berpikir mungkin itu rae. Aku langsung keluar dari uks dan menuju lapangan indoor untuk menemiu rae disana.
                “rae kemari, ikut aku” kataku sambil menarik rae kasar ke tepian lapangan
                “aish~ appo kau memegang terlalu keras hyun” katanya kesakitan tapi aku tidak peduli. Setelah sampai ditepian aku mengintrogasinya.
                “rae apa kau yang membalas surat pengagum rahasiaku?” kataku sambil menatapnya tajam
                “a.. andwae~” katanya gugup.
                “jangan bohong rae. Jawab!! Ppali!!” bentakku padanya
                “n.. ne~ aku yang membalasnya. Waeyo? Dia berusaha merebutmu dariku apa tidak boleh?” katanya sambil melawan tatapanku
                “kau tidak berhak lagi cemburu, kita sudahTIDAK ADA HUBUNGAN LAGI , ara?” kataku menekankan kata tidak ada hubungan lagi pada ucapanku
                “TAPI AKU MENCINTAIMU HYUN. Aku rela meninggalkan sekolahku di australi hanya demi kau, hanya ingin bertemu dengan kau dan merajut cinta kita kembali. cih” *co cweet* lalu raeino mendorongku dan pergi ntah kemana.
                “aaaaaaaaaaaaaaaa............” aku hanya bisa berteriak
                “kejar dia hyunseong, kau harus menjelaskannya bahwa kau sudah menyukai yeoja lain” kata yumin sambil menepuk bahuku. Aku mengejarnya tapi sampai di koridor aku bertemu dengan minwoo dan tahyun. Aku melihat minwoo berbicara pada tahyun dan mengejar raeino.

                “sunbae tidak mengejarnya?” tanya tahyun padaku
                “andwae~ biar saja minwoo yang mengejarnya. Kok sudah keluar? Emang udah sehat?” kataku pada tahyun
                “ne~ gwenchana, gomawo sunbae sudah mengkhawatirkanku” lalu aku ingat saputangan tahyun yang tertinggal di halaman belakang sekolah waktu itu. aku mengeluarkannya dari saku ku dan mengembalikannya. “ige! saputanganmu, waktu itu sunbae temukan di dekat pohon, mianhae baru mengembalikannya sekarang, sunbae baru ingat” kataku sambil menyerahkan saputangan itu ke tahyun. Tahyun langsung kaget melhat saputangan itu, ntah kenapa, apa karna suratnya juga tidak aku kembaliakn? “waeyo tahyun-ssi? Ada yang berubah dari saputanganmu?” tanyaku padanya dengan wajah heran

                “a.. andwae subae, tidak ada apa-apa” tapi dari mukanya aku melihat kekhawatiran yang sangat dalam #lebeh
                “jinjja?” kataku memastikan
                “ne, tidak ada apa-apa kok” katanya sambil menganguk. “sunbae ayo kita ke lapangan, kajja!” katanya sambil menarik tanganku. Tapi aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan anak ini dan itu pasti surat itu.
Hyunseong POV end

Raeino POV
                Aku kaget mendengar hyunseong membentak ku aku berlari ntah kemana. Ini pasti karna yeoja itu, yeoja jelek, dekil, pendek *sadis kata2nya* liat aja nanti pembalasanku.
                “rae, are you okay?” aku menoleh ke arah suara itu, aku kira hyunseong ternyata minwoo.
                “untuk apa kau kesini? Untuk menertawakanku yang ditolak oleh hyun, hah? Ya kan ? haha lucu sekali” kataku sewot
                “aku tidak seperti itu, pikiranmu licik sekali. See? Dia sudah menolakmu sekarang, kembalilah padaku, kalau kau terus mengharapkannya akau akan menambah sakit pada hatimu saja” kata minwoo sambil menepuk-nepuk bahuku
                “andwae~ aku tidak akan menyerah. Akan kubalas yeoja itu dan kurebut kembali huynseong dari tangannya”
                “huhft kau ini susah sekali dinasehatinnya, terserah kau lah. Aku hanya pesan, jika suatu saat nanti kau benar2 ditolak hyunseong datanglah padaku, aku disini menunggu hatimu untukku” *authorpoingsan* lalu minwoo pergi meninggalkan ku sendiri. Minwoo sebenarnya kau namja yang sangat baik dan tidak pantas mendapatkan yeoja jahat sepertiku, tapi kenapa kau sangat tulus padaku? Kenapa kau tidak jahat padaku?
Raeino POV end

--------------------------------------------------------

‘Drrtt drrtt’ hp tahyun bergetar dan dia mengambilnya dari sakunya (jepang dasar ini juga dari google translate)
“moshi-moshi” katanya pada orang yang diseberang sana (hallo)

“tahyun chagi, ogenki desu ka?” (tahyun sayang, apa kabar?)

“chichi, hai genki desu. Ogenki desuka?” (ayah apa kabar?)
“mo, hai genki desu” (baik juga)


“Chichi wa Nippon kara kaette kita toki?” (ayah kapan pulang dari jepang?)
"Hachi-ji ashita no yoru, mau oleh-oleh apa?" (besok jam delapan malam)


“Kimono to garasu untuk jeongmin oppa” (baju kimono dan kaca)
"Hai, besok jemput appa dan umma dibandara ya” (hai=ya)
“ne appa”

                 ‘cklik lalu tahyun menutup telpon itu. “oppa besok malam kita kebandara jemput appa dan umma dibandara, ara?”
                  “ne~ sekarang makanlah, kajja!” lalu tahyun menuju ruang makan untuk makan bersama dengan jeongmin. “wey tahyun sudah ketemu belum saputanganmu?”
                    “sudah, ada pada hyunseong sunbae dan sudah dikembalikan tapi...” kata tahyun ragu-ragu
                   “tapi apa?” kata jeongmin penasaran
                    “surat balasannya oppa, gak ada disaputangan itu. aku takut surat balasannya dibaca lalu disimpan oleh hyunseong sunbae oppa, ottoke?” kata tahyun panik

                   “jinjja? Kau benar2 yakin menaruh surat2 itu di saputanganmu? Aish~ kau ceroboh sekali” kata jeongmin kaget sambil muncrat2
                    “aish~ oppa gak usah muncrat-muncrat juga kali. Aku inget banget kok oppa, itu surat aku bungkus pake saputangan itu”
                     “hahaha XD yasudah besok oppa carikan ditas hyunseong, ara?” kata jeongmin masih muncrat-muncrat
                      “ne~ oppa, gomawo. Oya oppa besok kita ajak saja minwoo oppa menjemput appa dan umma, ottoke?”
                     “ne, cheon. Okey”

--------------------------------------------------

Jeongmin POV
                Hari ini aku menepati janjiku pada tahyun untuk mencari surat-surat itu pada hyunseong. Hmm kira-kira dimana ya dia menyimpan suratnya? Gumamku. Oya aku ingat lemari wakil ketua satu, biasanya dia menaruh barang-barang pentingnya disitu. Aku langsung menuju ruang osis dan mengobrak-abrik isi lemari hyunseong, aku tau ini privaci tapi aku harus melakukannya.
                “kau mencari ini?” tiba-tiba rae datang dan dia sudah memegang sebuah amplop yang ku yakini berisi surat-surat balasan dari hyunseong.
                “ani~ aku tidak mencari apa-apa” kataku gugup
                “jangan bohong jeongmin. Aku sudah tau semuanya”
                “sudah tau apa?” kataku sabar
                “aku tau, tahyun, yeodongsaengmulah yang menjadi pengagum rahasia hyunseong, jinjja?”
                “kalo iya memang kenapa? Waeyo? Kau cemburu? Kau takut hyunseong diambil oleh yeodongsaengku itu?” tanyaku menantang
                “cih, aku tidak selevel dengan adikmu itu” katanya sombong. Huh kalo dia bukan yeoja mungkin sudah kuhabisi dia, enak saja menghina tahyun, yeodongsaengku yang paling kusayyang *ciee tahyun disayang sama jeongmin oppa* #abaikan
                “heh jangan seenaknya saja menghina orang, lihat dirimu itu. cantik dan seksi tapi mulutmu busuk. Sini kembalikan, itu punya adikku” kataku sambil mendekat ke arahnya”
                “eh jangan mendekat, kalo mendekat akan kubakar amplop ini” lalu dia mangambil korek api dari sakunya.
                “eh jangan-jangan” kataku sambil menghentikan langkahku. Aish~ tidak adakah yang bisa membantuku?
                “hahahaha *evil laugh* kau bodoh” raeino menyalakannya dan membakarnya. Aku langsung lari dan mengambil amplop itu. #plak sebuah tamparan keras mendarat dipipi raeino dan ternyata yang menampar adalah minwoo.

                “minwoo kau?” ‘tes tes tes’ raeino mengeluarkan air matanya dan pergi ntah kemana. Aku masih terus mencoba mematikan api itu dan untungnya berhasil, tapi sayang amplop itu dan isinya terbakar setengah. Aku tak bisa membayangkan perasaan tahyun ketika melihat ini.
                “mianhae jeongmin” kata minwoo sambil menepuk bahuku. “aku akan menyusulnya” lalu minwoo pergi menyusul raeino. Aku hanya bsa diam melihat ini semua. Aku berharap tahyun tidak marah padaku karna gagsl mendapatkan surat ini secara utuh.
Jeongmin POV end

Hyunseong POV
                Aku pergi kehalaman belakang sekolah untuk sekedar melepas lelah karna raeino selalu mengangguku terus. Tapi saat tiba disana aku melihatnya sedang menangis sambil marah-marah tidak jelas.
                “huweeeeee ToT kenapa semua orang jahat padaku?? Kenapa tidak ada satupun yang sayang padaku?? Apa salahku tuhan?? Mengapa semua orang membenciku?? Appa, umma, hyunseong, minwoo, jeongmin, semua membenciku.. kenapa tuhan?? Waeyo?? Jawab akuuuu... ppali jawab aku, hiks hiks ... jebal jawab aku!!!” dia terus berteriak-teriak tak jelas, mengeluarkan semua kekesalannya disini. Aku menghampirinya, aku kasihan sekali padany.a
                “raeino, sudahlah, don’t cry, okey?” kataku sambil menepuk bahunya.
                “huweee ToT hyunseong. Ijinkan aku memelukmu sekali ini saja” katanya mewek. Lalu kusambut anggukan kecil *hup* aku biarkan dia memelukku. Ntah kenapa aku bisa luluh dan membiarkannya memelukku
                “rae menangislah lagi”
                “andwae~”
                “waeyo? Aku tau kau belum tenang. Menangislah”
                “huwweee ToT. Hiks hiks .. kau tau hyun, appa dan umma baru saja bercerai dan aku diambil oleh umma, appa selingkuh dengan wanita lain hyun, hiks hiks .. aku benci appa hyun, jadi aku benci tahyun karna dia merebutmu dariku, hiks .. hiks ... hyun kau masih mencintaiku kan?” aku melepas pelukannya dan menatapnya dalam.
                “aku tidak tau itu, mianhae, sudah jangan bersedih lagi, ara?”
                “ne~ gwenchana. Arasseo. Hyun kau belum menjawab pertanyaanku, apa kau mencintaiku?”
                “aku tidak mencintaimu rae, aku sudah mencintai yeoja lain” kataku mantap
                “siapa? Tahyun? Yeoja jelek itu? dia kan tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku” katanya sewot, hmm timbul lagi sifat buruknya.
                “ne~ dia sungguh jauh berbeda denganmu. Dia tidak pernah merendahkan orang lain. Raeino sadarlah, kini ada seorang namja lain yang menunggu mu, yang menunggu hati dan cintamu untuknya. Dia yang selalu ada untukmu disaat kau sedih dan senang. Dia selalu ada saat kau membutuhkanmu dan dia selalu sabar menantimu. Dia namja yang lebih baik dariku, namja mencintaimu dengan tulus dan menerimamu apa adanya. Cintailah dia rae, lupakan aku, relakan aku demi yang lain dan kembalilah kepelukannya, ara?” kataku mantap sambil menatap dalam matanya yang indah itu.
                “jinjja? Siapa?”
                “aku, no minwoo” tiba-tiba minwoo datang.
                “ya rae, minwoo, dialah namja yang sangat mencintaimu itu”
                ”sirheo dia sudah menamparlu tadi” kata rae sambil memalukku.
                “rae, dia menamparmu agar kau sadar bahwa dialah cinta yang selama ini kau cari, terimalah dia rae, demi kebahagiaanmu, ara?” lalu rae melepas pelukanku, dia menatapku dalam aku membalas menatapnya, meyakinkan dia dengan tatapanku.
                “rae kemarilah” ksta minwoo sambil membentangkan tangannya. “datanglah kembali pada hatiku rae, aku kan membahagiakanmu lebih dari siapapun” lalu rae berlari kearah minwoo dan memeluknya begitu erat sekali. Aku bahagia melihat mereka, kini satu beban terlepas dariku.
Hyunseong POV end

-------------------------------------------------------------------

Tahyun POV
                Setelah bel pulang sekolah berbunyi aku langsung pergi ke ruang osis untuk menemui oppa. Sesampainya disaan aku melihat oppa tertunduk lemas. Waeyo? Apa yang terjadi? Lalu aku berlari untuk mendatangi oppa.
                “oppa, waeyo? Kenapa kau lemas begitu?” kataku sambil menepuk bahu oppa.
                “mianhae tahyun mianhae, oppamu ini tidak bisa menjaga adiknya dengan baik” kata oppa sambil memelukku
                “waeyo oppa? Aku tidak mengerti”
                “ige! terlanjur terbakar oleh raeino” oppa memberikanku amplop yang berisi surat-surat balasan dari hyunseong sunbae. Aku kaget melihatnya juga sedih, aku ingin menangis tapi tidak bisa dan akhirnya aku hanya diam, mengerucutkan bibirku. “mianhae tahyun chagi, mianhae chagi” oppa terus meminta maaf padaku sambil membungkuk. Aku kasian melihatnya, pasti dia merasa bersalah
                “sudah oppa, aku maafkan, gwenchana~” kataku sambil tersenyum.
                “gomawo, sekarang kita pulang, kita harus siap-siap menyiapkan makan malam dan menjemput appa umma dibandara, kajja!”
                “ne, kajja!” saat aku berjalan di koridor dengan oppa tiba-tiba saja ada seseorang yang memelukku. Rambutnya panjang juga memakai baju putih lalu dia berkata “mianhae tahyun” aku menengok ke arah orang dan “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..................................”




Siapakah yang memeluk tahyun?

Akankah tahyun dan hyunseong bersatu? (ala peni roce)

TBC

Comment + Like nya yaaahhh ............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar