PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | A Story About Love | Chapter 1


Title                 : A Story about Love [Part I]
Author             : Siska Sri Wulandari
Main Cast        : No Minwo (Boyfriend)
                        : Hwang Sung Young
                        : Jungmin (Boyfriend)
                        : Han Jihye

FF ini special untuk para noona-noona Minwo dan jo Twins :P


Cinta itu bukan untuk dipendam. Untuk apa membiarkan rasa itu ada jika tidak pernah berani mengungkapkannya. Lebih baik bunuh rasa itu jika tidak punya nyali untuk mengungkapkannya. Jangan biarkan cinta itu yang membunuhmu. Cinta yang tak tersampaikan jauh lebih menyakitkan dibanding cinta yang tak terbalaskan.

***
Di Lapangan basket.
“Tidak, tidak boleh, aku tidak boleh menyukai anak di bawah umur.” Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan cepat.
“Masih berusaha untuk menolak pesonanya yha?” goda Jihye sahabatku.
“Aissh, kau ini berisik sekali!”
“Hei Sung Young. Perbedaan umur satu tahun itu tidak masalah.”
Aku memeloti sahabatku itu.
Tiba-tiba.. “Bruukk.” Sebuah bola basket dengan mulusnya mendarat di kepalaku. Aku tidak pingsan hanya saja aku merasa semua orang yang ada di lapangan menjadi bertambah banyak.
“Noona, noona tidak apa-apa.” Seseorang dengan paniknya memanggil-manggil ku.
Ahh, suara itu, suara No Minwo. Siswa kelas X. Aku benci dia memanggilku noona, aku tidak suka dia memanggilku noona. Aku tidak suka! Aku berusaha untuk berdiri dengan masih sempoyongan.
“Kau! Tidak lihat kepalaku benjol!” Aku menunjuk-nunjuk jidadku. “Lapangan seluas ini masih bisa-bisanya mengenai bola di kepalaku, kau sengaja ya!” bentakku sambil terus maju karena dia selalu mundur ketika aku memarahinya.
“Mianhe noona, aku tida sengaja.” Jelas sekali kalau dia menyesal.
“Apa? Noona katamu?” aku membentaknya.
“Lalu apa? Bukankah kau memang noona ku?” tanyanya polos.
“Aissh, pabonya aku kenapa jadi itu yang aku bahas.” Gumamku dalam hati.
“Lupakan, anggap aku tidak pernah bicara seperti itu!” hardikku sambil berkacak pinggang dan meninggalkan lapangan.
“Temanmu itu galak sekali, liat muka adikku sampai merah seperti itu.” Seru Jung Min pada Jihye yang masih melongo.
“Ahh, iya.” Jihye membuang napas.
“Hanya itu responmu?” Jung Min tidak terima dengan jawaban singkat Jihye.
“Lantas aku harus bilang apa?”
“Aishh, Han Jihye!” Jung Min memutar-mutar kepalanya.
“Apa?” Tanya Jihye polos.
“Kau sama mengerikannya dengan sahabatmu itu Hwang Sung Young!” Jung Min menaikkan nada suaranya.
“Dasar aneh!” Jihye merasa kesal dan meninggalkan lapangan.
“Hyung, kalau suka bukan seperti itu caranya.” Minwo mencolekku.
Jung Min  mendelik ke arahnya. “Jangan menasihatiku.” Kata Jung Min sambil melempar handuknya ke kepala Minwo.
“Hyung, kau benar-benar menyebalkan!” Teriak Minwo sambil mengejar Jung Min yang berlari.
***
“Sung Young! Sung Young!” Teriak Jung Min. Tapi yang dipanggil sama sekali tidak menoleh.
JungMin menepuk pundakku dari belakang. Aku terlonjak kaget dan segera melepaskan headsetku.
“Kau mengagetkan ku saja Jungmin.” Kataku sambil mengelus-elus dadaku. Kulihat laki-laki yang berdiri di sampingnya. Ciih, untuk apa dia tersenyum.
“Benjolnya sudah mengempeskan noona?” Tanya Minwo sambil tersenyum.
“Aigooo! Senyum apa itu! Kenapa dia bisa tersenyum semanis itu.” Gumamku sambil menatapnya dingin.
“Noona masih marah yha?” tanyanya.
Aku mendelik dan bersiap untuk meninggalkan mereka.
“Chakkaman.” Teriak Jung Min.
“Wae?” tanyaku malas.
“Bisa berikan ini pada Jihye?” pinta Jungmin sambil menyodorkan sebuah kotak bekal.
“Hmmb, bekal?” tanyaku.
Jungmin mengangguk bahagia.
“Baiklah.” Jawabku singkat sambil berjalan dan memakai headset ku lagi.
“Hyung, kenapa sih Sung Young noona selalu marah-marah padaku.” Tanya Minwo sambil memperhatikan Sung Young yang berjalan menuju kelasnya sambil sesekali menyapa teman-temannya. Lihat, betapa ramahnya dia tapi kenapa padaku dia selalu marah-marah.” Gerutu Minwo.
“Haha, mungkin wajahmu itu menyebalkan.” Ejek Jungmin.
“Wajah Hyung lebih menyebalkan lagi!” Minwoo tidak mau kalah.
“Jinjaa?” Jungmin mengacak-acak rambut adik laki-lakinya yang hanya terpaut satu tahun dengannya.
*Sung Young POV*
Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku suka dengan No Minwo. Dia satu tahun lebih muda dariku. Aku tidak mau menyukai laki-laki yang lebih muda dari ku. Tidak mau! Memalukan sekali rasanya. Kenapa akhir-akhir ini aku jadi sering bertemu dengannya. Sepertinya dia ada di mana-mana. Kalau sampai aku bertemu dengannya terus bisa-bisa aku gila. Haah, ini lagi. Merepotkan saja si Jungmin itu. Dia yang menyukai Jihye kenapa jadi aku yang repot. Aku menggerutu sambil memandang kotak bekal yang tadi diberikan Jungmin.
*END POV*
“Jungmin memberikan ini untukku?” Tanya Jihye sambil meletakkan tasnya di meja.
Aku hanya mengangguk pelan.
“Aigoo, untuk apa?” protes Jihye.
Aku menjitak kepalanya. “Dia itu suka padamu Jihye, harus berapa kali sih aku mengatakannya padamu.”
“Darimana kau tahu?”
“Dia sendiri yang mengatakannya padaku.” Jawabku malas.
“Aku tidak percaya kalau bukan dia sendiri yang mengatakannya.” Sanggah Jihye.
“Whatever!” kataku kesal. Aku berjalan menuju ke luar kelas untuk membuang sampah makananku. Haa, harusnya aku tidak mematuhi peraturan untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena sampah ini aku dipertemukan lagi dengan makhluk imut bernama Minwoo yang paling aku hindari saat ini.
“Noona.” Sapanya.
Aku hanya tersenyum terpaksa.
“Chakkaman.” Minwoo menarik tanganku.
Aku kaget dan segera menghempaskan tangannya.
“Mianhe. Aku hanya ingin bertanya apa aku pernah membuat kesalahan padamu sehingga kau selalu bersikap jutek padaku.” Tanyanya polos sambil meremas jemarinya.
“Ya, Tuhan pertanyaan apa itu? Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu. Kesalahanmu adalah kau telah membuatku menyukaimu, menyukaimu!.” Gumamku dalam hati.
“Noona.” Panggilnya karena aku tak kunjung menjawab pertanyaannya.
Tiba-tiba bel berbunyi.
“Sudah ya, aku masuk ke kelas dulu.” Kataku sambil berlari kecil masuk ke dalam kelas.
“Tapi…” Minwoo memanggilku. “Haah, kenapa tidak menjawab pertanyaanku dulu sih.” Gerutu Minwoo sambil melirik ke dalam kelas.
***.

TBC
RCL :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar