PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | Thank's For Your Love | OneShot


Tittle: thanks for you love
Author: nae a.k.a Rahma Qonita
Rating: tentuin sendiri aje ye
Genre: romance dan sad *gagal*
Main cast: Choi eun soo
                   Kim donghyun
Other cast: Lee  jeongmin
                     Park  hyera
Length: oneshoot

                    Annyeong^^  kenalkan author amatiran disini. Ini fanfic gaje sama kaya authornya yang gaje *jangan jujur gitu juga kali thor* okeh ini kisah bukan sembarang kisah, ini kisah mengharukan (?)  terinspirasi dari film yang udah lama anthor tonton tapi banyak dirubahnya haha XD. Ini no plagiat yaaa, dosa tau!! Kalo ada kesamaan tempat, nama, dan cerita silahkan tanya pada main cast *ditimpuk main cast* Okeh daripada readers muak ngedengerin author ngomong mending kita langsung baca ajah yaa, happy reading all jangan lupa tinggalkan jejak yahh^^
--


                Hari ini aku kembali kesekolah, sudah 6 bulan lebih aku meninggalkan sekolah ini karna harus berobat ke jepang. Huh penyakit yang mengerikan akan merenggut nyawaku sebentar lagi.
“annyeong eunsoo-ssi bogoshippoyo eunsoo” aku menoleh ke yeoja yang memelukku.
“bogoshippoyo hyera-ssi ToT” dia hyera, teman dekatku dari SD sampai SMA sekarang kami selalu satu sekolah dan satu kelas.
“bagaimana keadaanmu?? Mianhae tidak menjemputmu kemarin dibandara, kau tau kan umma ku sangat sibuk dengan usaha kateringnya??”
“ne~ gwenchana, aku sehat kok. Wah tambah maju ya usaha ummamu”
“tentu dong. Eh sudah bertemu donghyun?” oh hyera kenapa kau mengingatkanku pada namja itu.
“belum dan tidak mau bertemu, aku tak ingin membuat dia kecewa”
“oh c’mon eunsoo. Kamu tidak boleh menghindar terus darinya”
“tapi aku tak mau dia tau tentang penyakitku ini”
“baiklah, tapi kau harus menemuinya, ottokeh? Anggap saja pertemuan teman lama”
“ne~” aku dan eunsoo pergi kekelas donghyun tapi dia tidak ada, sepertinya dia belum datang.

#dor aku dan hyera dikagetkan seseorang “ya~ jeongmin! Jantungku hampir copot” hyera marah-marah pada jeongmin, yang dimarahi hanya bisa nyengar-nyengir macam kuda nil (?) “kupukul kau!!”
“ayoo cobaaa, hahaha XD” hyera dan jeongmin kejar-kejaran tak jelas, aku malah menatap takut pada namja yang terlihat berbeda didepanku sekarang, rambutnya tidak merah lagi tapi sudah hitam.
“annyeong eunsoo-ssi bagaimana pengobatannya?? Ada perkembangan?” dia menyapaku malu-malu seperti baru mengenalku, huh dasar orang ini.
“annyeong^^ donghyun-ah. Ya bisa kau lihat sendiri aku sehat sekarang” aku dusta, aku tidak sehat, aku sakit.
“bagus, baiklah bisa kita bicara sebentar?” donghyun menarik tanganku ke halaman belakang sekolah tempat dimana awal kami menjadi teman. “kau tau tempat ini? Sudah lama kita tidak kesini? Ah bukan kita, tapi kau, kau sudah jarang ketempat ini” dia memulai pembicaraannya.
“mianhae~ tapi sekarang aku disini, bersamamu, bestfriend mu yang paling terbaik disepanjang masa”
Dia tersenyum dan #hug memelukku, ‘deg' aish~ perasaan ini lagi, please donghyun lepaskan pelukanmu kau mebuatku jatuh cinta lagi.
“bogoshippoyo eunsoo, aku sangat merindukanmu. Kau tau? Jika aku rindu, aku selalu datang kesini dan bicara pada pohon itu seakan-akan itu kau” aku melepaskan pelukanku.
“mwo? Itu aku? Hei aku tidak sebesar itu, aku yeoja sekseh tau” #pletak aku dijitaknya
“sekseh?? Kau tidak sekseh tapi manis seperti coklat” manis? Coklat? Aish~ aku benci dibilang manis, bagiku itu menjijikkan dan donghyun tau itu, wae? Karna manis itu coklat dan aku tidak suka coklat, itu bisa membuatku gendut.
“ya~ donghyun” aku mengejarnya yang berlari sambil terkekeh, tiba-tiba #hyunghyung kepalaku pusing aku berhenti berlari dan terduduk ‘tes tes tes’ darah menetes dari hidungku “aigoo~ donghyun tidak boleh melihat ini” aku menghapus kasar darah itu dan pergi ke toilet “eunsoo eunsoo” donghyun mengejarku tapi aku malah semakin mempercepat langkahku.

Sampai di toilet aku membersihkan darahku “aish~ kenapa disaat seperti ini? Kenapa disaat aku bahagia dengan donghyun?”
“kau.. berdarah lagi??” #hup aku membekap mulut hyera yang ternyata juga ada ditoilet
“jangan beritahu siapapun ya, termasuk donghyun” hyera mengangguk, aku melepas bekapanku.
“huh huh kau ini, aku hampir mati tauk. Kau kumat lagi kan? Ayo kita pulang saja” hyera menarik tanganku.
“sirheo~ lepaskan hyera”
“wae?” hyera menatap aneh kearahku
“aku takut pulang, umma akan tau bahwa aku kumat lagi, aku akn disuruh kembali kejepangdan aku tidak mau itu”
“hah? Jadi kau memaksa ummamu untuk pulang ke korea ini hah? itu maksudmu?”
“ne~” aku menunduk pasrah.
“aish~ berarti kau belum sembuh total?? Gila! kau gila eunsoo!! Bagaimana bisa?”
“aku yakin umurku tidak lama lagi, jadi aku meminta paksa umma dan appa untuk pulang ke seoul menghabiskan waktuku di sini. Aku .. aku .. hiks hiks..” aku mulai menangis, hyera hanya diam melihatku. “aku ingin menghabiskan waktu bersama kalian orang-orang yang kusayanagi terutama donghyun, rasa cintaku selama 3 tahun ini begitu besar padanya, aku ingin mengatakannya sebelum aku pergi untuk selamanya.. hiks hiks ..” badanku bergetar hebat, aku sungguh sedih mengingat kata-kata Dokter Hyunseong yang mengatakan umurku tidak kan lama lagi, hanya 3 bulan ya 3 bulan, itu waktu yang sangat singkat. Hyera memelukku erat “mianhae eunsoo aku tidak tau itu” aku mengangguk pelan dan masih menangis “baiklah kita akan bersenang-senang selamanya, lupakan kematian itu, aku yakin kau pasti sembuh sayang” aku dan hyera keluar dari toilet, ternyata diluar sudah ada donghyun dan jeongmin, wajah mereka begitu khwatir.
“gwenchanayo eunsoo?? Kenapa bajumu ada bercak warna merah? Apa kamu berdarah lagi?” aku melihat bajuku yang terkena darah, aish~ kok bisa kesini sih “gwenchana donghyun, toilet baru di cat jadi kena bajunya eunsoo, kami pulang duluan ya” bagus hyera, alasan yang hebat.
--

“maaf eunsoo, mungkin aku tidak bisa membantu banyak. Kamu hanya perlu meminum obat ini untuk menambah umurmu, mianhae eunsoo, umurmu tidak lama lagi mungkin hanya 3 bulan”

“andwae~” aku bangun dan berteriak
“wae? Gwenchana?” umma masuk kekamarku dengan wajah panik.
“aku bermimpi buruk lagi umma, huhu :(” umma memelukku dan menenangkanku
“uljima anakku, umma disini sekarang”
“umma bagaimana kalau aku akan meninggal besok? Otokeh umma?”
“haduh kau ini, kau tidak boleh berbicara seperti itu, kau akan sembuh, hilangkan kata-kata dokter hyunseong ya, ara?” aku tau umma pun khawatir, umma selalu berusaha menyembunyikan perasaannya dariku “ne~ arasseo umma”
“sekarang mandilah dan sekolah, umma harap kegiatan disekolah bisa menyehatkanmu” aku beranjak ke kamar mandi, setelah siap aku pergi kesekolah.

@sekolah
Donghyun POV
                Kemarin aku yakin itu bukan cat tapi darah, aku tau eunsoo masih sakit, dia pasti nekat minta pulang ke korea, eunsoo tapi kenapa kau harus membohongiku?? Pulang sekolah aku langsung meluncur (?) kekelas eunsoo, mengajaknya pergi sebentar ke taman.
“eunsoo mau kah ke taman? Tidak sampai malam kok, ottokeh?”
“tentu saja, dengan jeongmin dan hyera?”
“tidak, kami tidak ikut, kau dan donghyun saja” good jeongmin, kau memang teman yang baik.
“hmm baiklah. Kita beli es krim juga yaa” aku dan eunsoo melesat (?) cepat ketaman, membeli es krim dan bermain dengan anak-anak kecil disana. “ih eonnie sakit ya? Kok pucat dan kurus?” seorang yeoja kecil berambut pirang menyapa kami. Eunsoo hanya bisa tersenyum ramah padanya, kalo diperhatikan benar juga kata yeoja ini eunsoo terlihat lebih kurus dan kecil “eunsoo gwenchana? Kau masih sakit? Kita pulang saja yaa”
“sirheo~ aku mau disini, boleh ya?? Aku bosan dirumah terus, ya ya??” eunsoo tersenyum manja padaku, aish aku paling tidak bisa menolak yang seperti ini. Aku menurutinya, cukup lama kami bermain dan bercanda tiba-tiba #bruk eunsoo terjatuh darah menetes dihidungnya, aku kaget aku langsung membawa eunsoo duduk dibangku taman “eunsoo gwenchana??” aku menghapus darahnya dengan tisu. Dia berusaha membersihkanyan sendiri “jangan donghyun tidak usah”
“eunsoo jangan nakal, kau sakit ayo pulang” aku menarik tangan eunsoo, dia tidak mau lalu aku gendong kuda dia, dia menepuk-nepuk bahuku tapi aku tidak peduli, aku mebawanya pulang kerumahnya.
“kenapa kau mebawaku kesini?” dia terus meronta-ronta.
#blam “aku membuka pintu rumahnya dengan kasar, membawanya kekamar dan menidurkannya dikasur, aku membongkar lemari belajarnya dan menyuruhnya meminum obat
“ige! minum obat dulu”
“sirheo~ obat itu tidak mempan, lagipula aku sudah sembuh sekarang” dusta aku tau dia dusta, aku terus memaksanya meminum obat itu sampai #plak aku ditampar olehnya.
Donghyun POV end

#plak aku menampar donghyun, aku tidak suka cara dia memaksaku untuk meminum obat, aku tidak mau obat itu! pahit! Dan tidak ada gunanya aku meminum obat itu! toh sebentar lagi aku akan mati! Mati! Pergi meninggalkan dunia ini!
“mianhae donghyun-ah aku tidak bermaksud” aku mengelus pipinya yang kutampar tadi #hug dia memelukku “ne~ gwenchana, tapi jebal! Minumlah obat ini demi aku, ottokeh?” aku menurutinya, ya demi mu donghyun namja yang kucintai sejak 3 tahun yang lalu. Setelah meminum obat aneh itu aku merebahkan diriku dikasurku. Donghyun terus berada disampingku. “donghyun berjanjilah padaku untuk tidak meninggalkanku walau apa yang akan terjadi nanti, ara?”
“mwo? Apa maksudmu dengan yang terjadi nanti?”
“bukan apa-apa. Ayoo berjanjilah, jebal!” aku merengek.
“ne~ i’m promise” kami saling mengaitkan jari kelingking kami, itulah tanda janji setia kami.
--

Sudah satu bulan aku di Seoul berarti tinggal 2 bulan menuju kematianku, kondisiku semakin parah, darahku sering keluar, umma dan appa selalu memaksaku untuk kembali berobat ke jepang tapi aku menolak keras. “aku ingin menghabiskan masa hidupku disini umma appa” begitu kataku kalo mereka memaksaku kembali ke jepang. Hari ini hari sabtu, hari ulang tahunku yang ke 17, aku begitu senang, donghyun, jeongmin dan hyera akan mentraktirku di kafe tempat kami biasa nongkrong (?) sekaligus merayakan hari jadinya hyera dan jeongmin, mereka berdua memang pasangan yang cocok.
#duarduarjdarjder kami berpesta bersama, aku begitu senang dan semoga penyakitku tidak mengganggu pestaku dimalam ini.
“saengil chukkae hamnida eunsoo-ssi. Semoga cepat sembuh dan tambah setia sama kita”
“gomawo semuanya” aku memeluk mereka bertiga satu-satu dan membuka hadiah dari mereka. Aku mendapat jaket dari jeongmin dan mendapatkan kalung dari hyera, kini saatnya aku membuka hadiah dari donghyun tapi tiba-tiba donghyun menahannya.

Donghyun POV

Eunsoo akan membuka kado dariku lalu aku tahan “chakka, tunggu jangan dibuka sebelum aku menyuruhmu membukanya” aku keatas panggung dan berbicar lewat mic “hari ini adaalh hari special untuk yeoja yang memakai baju warna hijau itu, aku akan memainkan sebuah lagu lewat piano ini khusus untuknya” aku mulai menekan tuts piano dan membentuk sebuah nada, nada romance yang indah, para tamu tersihir termasuk eunsoo, dia senyum-senyum sendiri. ‘ting’ tuts terakhir aku bunyikan *prokprokprok* semua para tamu termasuk eunsoo memberikan tepuk tangan untukku, aku mebungkuk beberapa kali. “gomawo~ malam ini adalah malam yang special untukku dan mungkin akan menjadi malam yang tidak pernah aku lupakan. Hmm aku akan sedikit bercerita, aku menyukainya sejak tiga tahun yang lalu, dia yeoja tomboy yang manis dan sangat lucu jika sedang marah, aku menyukainya dan memendam perasaanku sejak dulu, mungkin karna aku terlalu takut untuk ditolak olehnya, tapi malam ini aku kan menyatakannya aku kan bilang padanya bahwa aku sangat mencintainya, sangat sangat mencintainya dan yeoja itu adalah eunsoo, yeoja yang sedang memegang hadiah dari pemberianku untuk ultahnya yang ke 17, eunsoo ayo kemari” eunsoo begong seketika dia nampak ragu untuk maju keatas panggung, hyera mendorongnya dan dengan malu-malu dia kepanggung

“aish~ kau ini apa-apaan sih, malu tau”
“haha kalo tidak begini kan tidak romantis hehe”
“huh dasar kau!”
“baiklah eunsoo aku hanya bilang ini sekali jadi dengarkan lah, aku mencintaimu sudah sejak lama dan akan aku keluarkan semua isi hatiku yang kupendam selama ini, bukalah hadiahnya” eunsoo membuka kotak itu dan #jrengjreng ada cincin manis terdiam kaku (?) disana, aku mengambil cincin itu “eunsoo ini adalah cincin yang sudah lama aku beli khusus untuk kuberikan kepadamu dihari ulang tahunmu yang ke 17 ini, pakailah dijari manismu bila kau menerima cintaku dan buang cincin ini bila kau menolakku” suasaan hening benar-benar hening.

Donghyun POV end
Donghyun mengambil cincin itu “eunsoo ini adalah cincin yang sudah lama aku beli khusus untuk kuberikan kepadamu dihari ulang tahunmu yang ke 17 ini, pakailah dijari manismu bila kau menerima cintaku dan buang cincin ini bila kau menolakku” suasana hening benar-benar hening. Aku berpikir, donghyun aku sakit parah dan akan segera meninggalkanmu, kalo aku terima aku takut aku mengecewakanmu, ottokeh? Aku harus bagaimana? Aku melirik kearah hyera dia mengangguk pelan tanda menyuruhku bilang ‘iya’ ke donghyun. Hmm baiklah aku mengambil cincin itu dari tangan donghyun dan memakaikannya dijari manisku, donghyun terlihat kaget lalu jadi senang “gomawo chagi-ya” dia memelukku dan menggendongku “horeeeee......” *prokprokprok* para tamu berteriak girang dan memberikan tepuk tangan juga selamat kepadaku dan donghyun, saat yang benar-benar bahagia hingga hancur ketika ‘tes tes tes’ darahku menetes dan mengucur (?) deras dari hidungku, aku yang melihatnya kaget begitu juga donghyun, donghyun langsung menggendongku dan membawaku ke rumah sakit, hyera dan jeongmin juga ikut. Pandanganku kabur dan lama-lama lenyap, semua menjadi gelap.

@RS
Waktu terus berjalan, eunsoo masih pingsan dan ditangani oleh dokter, donghyun, hyera, jeongmin serta appa dan umma eunsoo terlihat begitu khawatir dengan keadaan eunsoo. Setelah 3 jam, eunsoo baru sadar dari pingsan panjangnya.

“umma appa” aku memanggil umma dan appa yang terduduk lemas di sofa, mereka semua menghampiriku
“sayang gwenchana??” raut wajah umma dan appa begitu khawatir.
“gwenchana umma, umma appa bisa kita pulang? Aku benci bau rumah sakit” aku berusaha bangun tapi mereka malah menghalangiku "chagi-ya istirahatlah dulu, kalo uisa sudah mengijinkanmu pulang, baru kita pulang”
“sirheo chagi aku mau pulang sekarang” aku melepasakan tangan donghyun berusaha bangun tapi pegangannya terlalu kuat “lepas!!” aku mulai marah dan menatap marah kemereka semua, mereka tidak mau melepaskannya,umma dipelukan hyera hanya bisa menangis, dokter masuk dan #jesss kembali mebiusku yang mengamuk.

Donghyun POV
Mianhae chagi-ya, aku hanya bisa menatap sedih kekasihku itu, jeongmin menepuk-nepuk pundakku
“donghyun bisa ikut ahjussi sebentar?”
“ne~ ahjussi” aku dan appa eunsoo pergi keluar ruangan, sampai diluar raut wajah ahjussi berubah menjadi serius “donghyun terimakasih telah membawa eunoo ke rumah sakit”
“ne~ cheomaneyo ahjussi”
“hmm donghyun maukah  kau menolong ahjussi mu ini?”
“tentu saja”

“tolong jaga eunsoo baik-baik, sebenarnya ... dia tidak betul-betul sembuh, dia memaksa ahjussi dan ahjumma untuk memulangkannya dari jepang demi kamu, dia ingin menghabiskan sisa hidupnya denganmu” mwo? Aku kaget mendengar pernyataan ahjussi, apa benar eunsoo sampai segitunya?
“ne~ ahjussi tentu saja. Saya akan membahagiakan eunsoo dan menyembuhkan eunsoo”
“gomawo, ntah harus dengan apa ahjussi bisa membalasnya” ahjussi mulai menangis aku memeluknya “uljima ahjussi” mulai sekarang aku bertekad akan membahagiakan eunsoo.
Donghyun POV end

--
Kini aku telah resmi menjadi yeojachingu donghyun, aku begitu bahagia bersamanya, dia merawatku dan perhatian padaku, benar-benar namjachingu yang sempurna untukku. Ketika aku mulai lemas dia akan memijitku, dia menggendongku ketika aku capek, membantuku membuat pr, menyuapiniku ketika aku malas makan dan benar-benar membuat hidupku menjadi bahagia, sejenak aku bisa melupakan umurku yang sebentar lagi akan hilang. Hari ini aku merasa sangat lemas, tak bertenaga mungkin kondisiku semakin memburuk, aku sudah rajin minum obat tapi kenapa kali ini obat itu tak berefek? Padahal kan malam ini aku akan pergi kencan dengan donghyun, aish~ sudah lima kali juga aku mengeluarkan darah dari hidungku “chagi-ya kamu baik-baik saja? Mukamu pucat, apa kita pulang saja? Biar kau istirahat dan nanti malam bisa kencan denganku” aku hanya mengangguk pasrah, sampai dirumah aku tidur, aku merasa begitu lelah hari ini.

Donghyun POV
                Tepat jam 7 malam aku sampai dirumah eunsoo, membawa bunga mawar kesukaannya dan berpakaian warna hijau kesukaannya. ‘tok tok tok’ aku mengetuk pintu rumah yeojachinguku itu #cklek ummanya yang membukakan, "aduh kebetulan sekali donghyun ada disini, eunsoo belum bangun dari tadi, sudah ahjumma coba bangunkan tapi dia tidak bangun-bangun, ottokeh?”
“ne~ gwenchana ahjumma biar aku yang membangunkannya” aku masuk kedalam dan menuju kamar yeojachinguku tapi aku kaget, tubuh eunsoo berlumuran darah dan banyak darah keluar dari hidungnya, darahnya juga sampai melumuri baju dan seprai kasurnya, aku langsung menggendong tubuhnya yang tak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit. Sampai pagi aku terus berada disampingnya, memegang tangannya erat dan berharap dia bangun, dokter bilang dia koma karna banyak kehabisan darah, penyakit leukimianya bertambah parah, aish~ eunsoo kau harus kuat yaa, tiap pulang sekolah aku terus kerumah sakit untuk melihat keadaannya, tak ada yang berubah dia masih tetap tertidur dalam komanya.

@hari pertama
                Aku membasuh muka eunsoo dengan kain basah menceritakan semua kejadian disekolah pagi ini, lalu mmebacakannya buku novel kesukaanya, tertawa dan menangis seperti eunsoo yang membacanya. “chagi-ya ini udah sore, aku pulang dulu ya, besok kita sambung lagi” #cup “cepat bangun yaahh”

@hari kedua
                Aku kembali melakukan apa yang kulakukan kemarin bahakan aku mengajaknya bicara, selama dua hari ini eunsoo belum juga bangun, “chagi-ya ireona!” aku menggoyangkan tubuhnya tapi dia masih tak bangun. “chagi-ya kita baru saja menjadi kekasih, tapi aku malh tidur terus, aku rindu senyummu, tawamu, please jebal, bangun chagi-ya.. bangun!!” aku hanya bisa menangis melihat tubuh eunsoo yang tidak bangun-bangun itu.

@hari ketujuh (cepet amat thor #plak bawel)
                Hari ini tepat seminggu masuknya eunsoo ke rumah sakit, aku bolos sekolah karna mendengar alat bantu eunsoo akan dicabut oleh dokter,aku tidak ingin itu terjadi begitu saja.
“ya~ dokter jangan kau cabut! Dia akan bangun, segera!! Pasti dia akan bangun!!” aku menghalangi dokter yang akan melepaskan alat bantu eunsoo.
“tapi sudah seminggu eunsoo tidak ada perubahan, lebih baik kita relakan saja dia pergi.”
“andwae~ ahjussi ahjumma apa kalian mau melihat anak tecinta kalian mati begitu saja?? Jawab, jangan hanya diam saja” appa dan umma eunsoo hanya bisa menangis, mereka rela eunsoo dicabut nyawanya. “chagi-ya ayo bangun, buktikan kalo dokter salah, kamu pasti bangunkan? Iyakan?” jeongmin menyeretku “sudahlah donghyun, mungkin sudah seharusnya dia pergi sekarang” aku hanya bisa tertunduk lesu tapi tiba-tiba “umma appa ... umma appa” eunsoo bangun dan memanggil umma appanya, dokter terkejut begitupun kami “chagi-ya kau bangun???” #hug aku memekuknya begitu erat.
“ya~ kau jangan terlalu erat aku masih sakit”
“oiya hehehe mianhae” eunsoo memang baru sadar tapi dia seperti orang sehat tak berpenyakit.
Donghyun POV end
--

“chagi-ya aku begitu senang kita bisa bersama lagi seperti ini” kataku di malam yang indah
“tentu aku pun senang”
“chagi selama kita berpacaran, belum pernah kau menciumku”
“mwo? Uhuk uhuk” donghyun terbatuk-batuk mendengar perkataanku.
“Ige! minum dulu” aku menyodorkan (?) jusku ke donghyun.
“gomawo~ ah .. hmm emang kamu mau?” aku malu-malu lalu tertunduk, donghyun mendongakkan mukaku menghadap ke mukanya, wajah kami begitu dekat sekarang #hyunghyung aish~ pusing ini lagi oh c’mon hilanglah aku ingin menikmati saat-saat ini. Aku menahan pusingku dan menutup mataku lalu cairan basah dan lembut menempel dibibirku, aku mengintip sedikit benar saja bibir donghyun sudah menempel dibibirku, aku menikmatinya sangaaatt menikmatinya tapi tiba-tiba “chagi mulutmu mengeluarkan darah” donghyun menggendongku ke rumah sakit, kepalaku semakin bertambah pusing. Aku diperiksa kokter dan donghyun menunggu diluar. Setelah beberapa menit diperiksa aku keluar kembali. Aku menarik tangan donghyun kehalaman rumah sakit. Donghyun hanya menurut.

@halaman RS
“chagi kau sakit, disini dingin ayo kita masuk kedalam”
“sirheo~ ayo sini duduk” aku duduk mepet sekali dengan donghyun, benar malam ini sangat dingin.
#gyut donghyun mendekapku begitu erat “supaya kamu hangat”
“gomawo~ chagi aku ingin kamu tau kalo aku sangat mencintaimu”
“nado chagi”
“apapun yang terjadi kau akan tetap dihatiku, forever”
“nado chagi-ya”
“tapi jika kita tak akan bersama lagi apa kau tidak akan berpaling?”
“hush~ ngomong apa sih, kita pasti akan bersama terus”
“kalo aku meninggalkanmu sekarang, ottokeh?” donghyun menatap aneh padaku , tatapannya mengatakan “jangan bicarakan itu”
“lebih baik ikta bernyanyi ottokeh?”
“okeh”

Kami bernyanyi lagu kesukaan kami, sambil tertawa, indah sangat indah rasanya, tuhan andai kau ingin mengambil nyawaku sekarang ambillah, aku ikhlas, sangat ikhlas.

Donghyun POV
Hening .. suasana menjadi hening .. aku melirik ke eunsoo yang terlelap dipelukanku, “aish~ dia malah tidur, chagi lihat bintang itu? bintang itu begitu indah yaa .. tapi sayang dia sendirian pasti dia iri kan sama kita?? Hehe .. chagi satu hal yang perlu kamu tau, aku sangat sangat mencintaimu, aku akan selalu ada disampingmu apapun yang terjadi nanti, kau juga begitukan chagi?” hening kembali hening .. aku melirik ke eunsoo dia masih terlelap, aish~ dasar tukang molor, aku memegang pipinya, omo~ dingin sekali, aku memegang dadanya omo~ tak berdetak? “ya~ dokter dokter ..” aku berteriak memanggil dokter dan dokter segera menangani eunsoo. Beberapa menit kemudian dokter keluar dengan wajah murung, tidak! pasti ada kabar buruk, oh jangan jangan, aku belum siap mengetahuinya “mianhae, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain” aku langsung menghambur masuk ke ruangan, sesosok yejoa cantik sedang tersenyum dengan wajahnya yang pucat. Aku menatapnya penuh kasih sayang dan mengelusnya pelan “chagi-ya katakan kalo ini semua bohong” aku mulai menangis.. ‘tes tes tes’ air mata ku jatuh membasahi pipi yeoja yang kusayangi itu. “dia sudah tiada donghyun”
“ANDWAAAAAEEEEEEEEEEEEEEEEE~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~”
--

                Gerimis masih meninggalkan jejaknya di gundukan tanah itu, tertulis di batu nisan “Choi Eusoo” nama seorang yeoja yang kucintai dan kini telah tiada namun cintaku padanya tak akan pernah mati. “donghyun ini surat dari eunsoo sebelum dia pergi meninggalkan kita semua” aku mengambil surat dari hyera, amplop warna hijau dan wangi parfum eunsoo melekat di amplop itu, kubuka suratnya dan kubaca pelan-pelan.

To: namjachinguku yang kucintai sampai mati

                Annyeong^^ chagi-ya, apa kabarmu saat ini? Kuharap kau baik-baik saja. Saat kau membaca surat ini, diriku sudah tidak ada disampingmu tapi hatiku tetap untukmu seorang. Mianhae selama kita pacaran aku tidak bisa memberikan yang lebih dari pada kau. Mianhae aku selalu merepotkanmu, selalu menyusahkanmu dan kini meninggalkanmu seorang diri. Chagi-ya, bintang yang sendirian waktu malam itu adalah aku, aku tak ingin bintang lain mendekatimu karna hanya kaulah bintang dihatiku, hanya kau seorang. Jadi jika kamu kangen aku, pandanglah bintang yang sendirian itu maka bintang itu akan membalas rasa kangenmu itu. mungkin hanya ini saja yang ingin aku sampaikan disurat ini. Cincinmu aku jadikan sebuah kalung agar kau bisa selalu mengingatku. Thank’s for you love chagi-ya. SARANGHEO JEONGMAL SARANGHEO^^
                                                                                                                                                                    Yeojachingumu
                                                                                                                                                                        Choi Eunsoo

                Aku mendekap surat itu, ada setitik tetesan air mata dan darah disana, NADO SARANGHEO eunsoo. Semoga kau bahagia disana. Aku mengambil kalung yang berliontinkan cincin yang kuberikan pada unsoo dan memeluknya erat.

-THE END-

yey yey udah selesai .. aduh aduh maaf kalo ceritanya gaje, jelek, aneh dan apalah itu namanya, saya kan masih author amatiran, hahaaha XD tinggalkan jejak setelah selesai membaca fanfic ini, jangan di like or di comment doang tapi dilike + comment, hoho XO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar