PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Between You and I | OneShot


Title : between you and i
Author : admin
Main cast : jo-twins (again) and you as park min hwa (pinjem nama ya admin minhwa)
Genre : romance, family
Rating : yang biasa-biasa aja lah...



Ff kali ini sesuai permintaan Ayind Babyjun

Readers sekalian, jangan pada bosen ya sama kisah tentang si kembar imut ini..^^



“hyung,, mau kemana?” adikku berteriak sebelum akhirnya aku melewati pagar rumah.

“jalan-jalan siang..” aku balas berteriak kearahnya.

“kau jalan-jalan bawa boneka? Aneh!” dia mencibir, tapi aku terus melanjutkan langkahku.

Aku berlari menghampiri seorang gadis berambut panjang coklat yang sedang terduduk di sebuah bangku besi di taman yang berjarak sekitar sepuluh meter dari tempatku berdiri.

“annyeong...” aku tersenyum kearahnya dan langsung duduk di sampingnya. Dia terkejut dan langsung menoleh ke arahku.

“ah...kau....! ne, annyeong..” dia balas tersenyum dan kembali membereskan bunga-bunga di tangannya.

“aku ingin memberikan ini kepadamu!” aku mengeluarkan sebuah boneka beruang kecil dari balik punggungku.

“untuk apa kau memberikanku benda ini lagi?”

“ini,, hanya hadiah kecil dariku! Mungkin dengan adanya beruang ini, kau tidak akan kesepian kalau kau pergi mengumpulkan bunga lagi!” aku meletakkan benda itu di pangkuannya. Dia kembali tersenyum.

“gomawo~ aku harus mengantarkan bunga-bunga ini ke rumah sakit lagi..” dia bangun dan berdiri di hadapanku.

“ne,, hati-hati ya!”

“um! Sekali lagi, terima kasih atas hadiah kecilnya!” dia beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.

Namanya park minhwa. Aku bertemu dengannya sejak 2 bulan yang lalu. Dia adalah gadis sederhana yang begitu spesial dimataku. Sikapnya lemah lembut, dan bahkan dia mau memetikkan bunga untuk pasien-pasien di rumah sakit ayahnya. Hal itu lah yang membuat aku semakin menyukainya. Ya, aku menyukainya. Tapi aku tak dapat mengatakan hal ini kepadanya. Aku belum siap.

Masih kuingat saat pertama kali aku bertemu dengannya. Saat itu, aku sedang tak ingin pulang kerumah karena aku sedang bertengkar dengan adikku. Akhirnya aku berlari ke taman ini dan memilih duduk sendirian untuk menenangkan pikiranku. Tiba-tiba aku melihat sosoknya yang sedang bersusah payah memetik bunga. Aku pun memutuskan untuk membantunya.

Sejak saat itu, kami sering bertemu disini dan berbicara satu sama lain. Tapi sayangnya, meskipun aku mengenalnya begitu dekat, tapi dia bahkan tak mengetahui namaku. Tidak apa-apa, asal aku bisa dekat dengannya.

setelah tak ada lagi yang aku tunggu. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah dan mendapati adikku sedang melukis sesuatu di kertas sketsanya. Tapi yang paling aku tak suka adalah, dia melukis sambil berbaring di tempat tidurku.

“yaa,, kwangmin-ah! Pindah, pindah!” aku menepuk punggungnya dan mencoba menggeserkan tubuh kwangmin.

“ah, hyung! Lihat ini, gambarnya jadi tercoret!” dia manyun dan duduk di sampingku sambil menghapus garis coretan di buku sketsanya.

“salah siapa, kau malah melukis di tempat tidurku! Sini aku lihat!” aku merebut buku sketsa itu dari tangannya.  Mataku terbelalak saat melihat sketsa wajah yang terlukis di atas kertas itu. Wajah seorang gadis yang amat ku kenal. Dia terlihat sedang tersenyum.

“s...siapa ini?”

“hm,,,cantik ya?” kwangmin tersenyum. dia terlihat malu-malu. Ada apa ini?

“ne, pacarmu?” aku menoleh kearah kwangmin.

“kuharap begitu, tapi aku belum mengutarakan perasaanku!”

“yaaa,,,akhirnya kau jatuh cinta juga! Mengapa kau tak menceritakannya kepadaku?” aku menyerang kwangmin dengan melingkarkan lenganku di lehernya. Kami berdua berguling di atas tempat tidurku. Aku tertawa, tapi sebenarnya hatiku cemas.

“aku malu hyung, akh!” kwangmin mulai meronta.

“ayo cerita!”

“ne, akh,,lepaskan dulu baru aku bisa cerita!”

Aku kembali tertawa sambil melepaskan tanganku. Kwangmin menarik nafas panjang.

“aku bertemu dengannya 2 minggu yang lalu, awalnya aku biasa saja! Tapi dia tersenyum kepadaku dan menyapaku! Senyumnya begitu manis,, wajahnya tak bisa aku lupakan! Kadang, aku selalu datang ke taman hanya untuk melihat wajahnya dari jauh dan melukisnya! Lihat ini!” kwangmin membolak-balik buku sketsanya.

Aku terkejut, begitu banyak sketsa wajah minhwa disana. Mengapa perasaanku begitu sakit? Apakah aku boleh cemburu dengan adikku sendiri? Meskipun aku yang lebih dulu bertemu dengan minhwa, tapi sepertinya perasaan kwangmin sama dalamnya dengan perasaanku.

Ah......eotte? eottokajyeo?

“hyung,,,,,,”

“hyung-ah!” kwangmin menggoyangkan pundakku dan membuyarkan lamunanku.

“ah, ne?”

“menurutmu aku harus bagaimana? Aku sangat, sangat, sangat menyukainya!” kwangmin kembali tersenyum sambil memeluk sketsa minhwa. Aku menghela nafas.

“hm....begini saja! Besok kau temui dia dan ungkapkan perasaanmu!”

“ah, ani! Tidak semudah itu hyung!”

“aku yakin kau pasti bisa! Hwaiting!” aku tertawa kecil sambil menepuk pundaknya. Kwangmin hanya mengangguk sambil tersenyum.

--

“ayo! Itu dia... hyung tunggu kau disini! Hwaiting!” aku mendorong kwangmin menuju ke dekat minhwa yang sedang memetik bunga lagi. Kwangmin berjalan perlahan mendekati minhwa.

Mengapa jantungku berdetak cepat? Mengapa aku yang gugup?

“a...annyeong!” kwangmin mulai menyapa. Terlihat minhwa menoleh ke arahnya.

“ne, annyeong!” minhwa tersenyum kearahnya. Ah..... mengapa aku merasa iri kalau senyum itu tak lagi terpancar untukku.

“aku,,ingin...m..mengatakan sesuatu!”

“ne, katakan saja!”

Tidak. Kwangmin, jangan katakan. Tapi.... aku yang menyuruhnya melakukan itu. Ah.. pikiranku jadi kacau.

“aku menyukaimu! Would you be my girlfriend?” kwangmin tersenyum sambil memberikan sebuah boneka yang hampir sama dengan yang aku berikan kemarin. Minhwa tersenyum.

“ne! Aku mau!”

Jantungku serasa berhenti. Benarkah apa yang kudengar? Kakiku melemas, tapi aku mencoba untuk tetap berdiri.

“jinjja? Jeongmal?” kwangmin terlihat sangat senang. Dia langsung memeluk minhwa dan minhwa pun tersenyum.

Sakit. Mengapa begitu sakit? Mengapa terasa begitu sakit seperti ini? Arghhhhh.......

“gomawo! Ini untukmu!” kwangmin menyerahkan boneka yang dia bawa. Minhwa pun mengambil boneka itu.

“hadiah kecil lagi? Sudah banyak yang kau berikan...” minhwa menunjuk kearah keranjang yang berisi banyak sekali boneka pemberianku. Kwangmin terkejut.

“pemberianku?” kwangmin mengerutkan alisnya.

“ne, boneka yang kemarin saja masih aku pegang!” minhwa mengacungkan boneka itu. Kwangmin terdiam. Dia menundukkan kepalanya.

Apa yang harus aku lakukan kalau kwangmin mengetahui hal ini? Ya, minhwa pasti tidak tau kalau aku dan kwangmin itu adalah orang yang berbeda. Karena tuhan telah menakdirkan kita terlahir kembar.

Kwangmin mengangkat wajahnya dan menoleh kearahku. Sepertinya dia menyadarinya.

“kau tahu kalau aku punya saudara kembar?” tiba-tiba kwangmin berbicara seperti itu dan membuatku panik. Ani, kwangmin. Jangan katakan yang sejujurnya.

“tidak... bolehkah aku bertemu dengannya?”

Sekali lagi kwangmin menoleh kearahku. Aku tersenyum sambil menggelengkan kepalaku. Aku tidak ingin merusak kebahagiaannya saat ini. Mianhae... tapi biar aku saja yang mengalah. Aku memutuskan untuk pergi dari tempat persembunyianku dan pergi ke suatu tempat.

--

Aku berlari menuju taman dan berharap semoga kwangmin dan minhwa masih ada disana. Dan ternyata dugaanku benar. Aku pun berjalan pelan menghampiri mereka yang sedang duduk berdua di bangku besi.

“maaf kalau aku mengganggu..” aku tersenyum kearah mereka. Kwangmin sangat terkejut melihatku.

“hyung,,,kau,,” kwangmin menyentuh rambutku. Ya, aku sengaja mewarnainya. Demi kwangmin.

“ne,, perkenalkan! Aku kakak kembar kwangmin! Namaku jo youngmin... kami hanya berbeda warna rambut saja!” aku mengulurkan tanganku kearah minhwa. Dia tersenyum dan membalas uluran tanganku.

Aku tak ingin melepaskan tangannya. Aku tak mau. Biarkanlah aku tetap menggenggamnya.. tapi tidak. Aku tidak boleh begini. Dia adalah kebahagiaan kwangmin.

“sepertinya kita pernah bertemu..” minhwa berkata pelan.

“ani! Kita tidak pernah bertemu, hm,,, aku titip adikku yang nakal ini ya!” aku tersenyum dan beranjak pergi. Tiba-tiba kwangmin memelukku.

“hyung...mianhae!”

“ani! Jaga dia untukku!” aku mencoba berbisik agar minhwa tak mendengarnya. Kwangmin semakin erat memelukku. Aku melepaskan pelukannya dan mengusap rambutnya.

Semoga kau berbahagia, kwangmin.











mian ya, admin belum punya inspirasi baru.... korban kali ini jo youngmin,,kekeke

Tidak ada komentar:

Posting Komentar