PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Senin, 16 April 2012

FF | Don't Say GoodBye | OneShot

Title: Don’t Say Good Bye

Author: Rahma Qonita
Genre: Romance
Rating: Teen
Main Cast: Jae Sunmi (Okky Oktavia), Jo Youngmin
Other cast: lihat sendiri~
                Annyeong saya kembali lagi bawa ff pesenan orang untuk ke hmm berapa kalinya saya gak tau #plak. Ff ini saya buat atas permintaan eonnie saya itu tuh si Okky bersama suaminya yang cantiknya mengalahkan dirinya yaitu Jo Youngmin. Inspirasi ff saya kali ini tercipta dari lagunya davichi yang sesuai dengan title diatas *tunjuk tunjuk atas* tapi jangan disamakan ya kisah ff ini dengan kisah di MV nya karna itu ngggaaaa banget~ beda jauh ye~ FF ini NO PLAGIAT!!! Dosa ye, agama manapun pasti ngelarang umatnya buat dosa *malah ceramah -__-* tapi kalau ada kesamaan nama, Tempat, kejadian atau lainnya salahkan main cast #glomprang *ditimpuk main cast* yaudah dari pada bertele – tele lebih baik kita makan ikan lele #salah
Replay …
                Yaudah dari pada bertele – tele mending kita langsung baca aja ff nya dan jangan lupa tinggalkan jejak anda supaya saya semangat buat ff lagi ye~ HAPPY READING ALL!!!
~ppyong

--
                Jo Youngmin, sudah dari kecil aku mengenalnya. Aku dan dia sudah bersahabat sejak lama, kami sudah seperti kakak adik. Kemanapun aku pergi, selalu ada dia disampingku begitupun sebaliknya dan kami selalu berjanji untuk setia menjaga persahabatan kami satu sama lain. Tapi, tanpa diketahui youngmin. sebenarnya aku begitu menyukainya dan sangat tak ingin kehilangannya.
“sunmi-ah aku mau kau jaga kalung ini untukku” youngmin memberikan sebuah kalung padaku.
“wah bagusnya~ pasti akan ku simpan dengan baik, ohya aku juga punya ini untukmu” aku mengeluarkan sebuah cincin perak dan memberikannya pada youngmin.
“ini apa?” tanyanya.
“ini hadiah dariku, kau juga harus menjaganya dengan baik sebagai tanda persahabatan kita” jelasku.
“ya aku janji akan menjaganya” lalu kami berpelukan.
“youngmin-ah bantu umma memasukkan barang – barang ke mobil” jo ahjumma, ummanya youngmin memanggil youngmin.
“ne umma~ sunmi-ah aku harus pulang” katanya.
“ne tapi kenapa ummamu membawa tas yang begitu banyak??” tanyaku heran. Youngmin memegang kedua pipiku “aku mau pergi sunmi” jawabnya. Aku memegang kedua tangannya dan menggeleng, melarangnya untuk pergi “tapi aku harus pergi” youngmin melepaskan tanganku dan melangkah menuju ummanya.
“chakka, haljima youngmin-ah haljima” kataku sambil memegang tangan youngmin, setetes air mata jatuh menetes ke pipiku. Youngmin menoleh padaku lalu melepaskan tanganku “mianhae jeongmal mianhae sunmi-ah” youngmin pergi memasukkan barang – barangnya ke mobil dan dia masuk ke mobil “phai phai” dia pergi sambil melambaikan tangannya padaku.
“youngmin-ah ………” aku mengejar mobilnya.
“jaga dirimu baik – baik sunmi-ah. Aku menyayangimu dan aku berjanji aku akan kembali” teriaknya dari dalam mobil.
“yongmin-ah ………” aku terus memanggilnya “hiks hiks youngmin-ah kenapa kamu pergi? Hiks hiks hiks”
--
Sepuluh tahun kemudian ….
“sunmi-ah” hweji menggoyang – goyangkan tanganku, aku menoleh padanya
“ah iya, wae?” lamunanku tentang masa laluku buyar seketika
“kau dari tadi diam saja, wae?” dia memegang tanganku, kekhawatiran terlihat jelas dari nada bicaranya.
“gwenchana aku hanya …..”
“memikirkan youngmin lagi? Namja masa kecilmu itu?” aku mengangguk mengiyakan “untuk apa kau memikirkannya? Dia saja tak pernah menghubungimu” hweji benar, youngmin tak pernah sekalipun menghubungiku, walau hanya sekedar menanyakan kabar pun dia tidak pernah.
“tapi hweji-ah …….” Hweji menutup mulutku “jangan beralasan lagi sunmi-ah. Masih banyak kok namja lain diluar sana yang lebih baik dari youngmin mu” aku hanya diam pasrah. Youngmin-ah dimanakah dirimu sekarang? Kenapa kau tak pernah memberi kabar?? I miss you youngmin-ah.
--
Youngmin pov
                Hari ini tahun kesepuluh sejak aku meninggalkan korea dan hari ini juga aku akan kembali ke negara asalku.
“youngmin-ah cepat beberesnya” teriak umma dari lantai bawah.
“ne umma” jawabku, aku mempercepat tugasku memasukkan barang – barangu kedalam koper #prang tak sengaja aku menjatuhkan sebuah bingkai foto dan aku memungutnya. Itu fotoku waktu kecil, foto didepan rumahku bersama sunmi, teman masa kecilku. Difoto itu sunmi begitu cantik dan manis, dia juga memakai kalung pemberianku dan aku memakai cincin pemberiannya. Aku begitu rindu padanya, disini aku terlalu sibuk dengan sekolahku jadi aku tidak bisa menghubunginya pasti dia marah dan sudah melupakanku sekarang. Sunmi-ah mianhae jeongmal mianhae tapi setibanya aku di Korea aku akan menebus semua kesalahanku.
“youngmin-ah sudah?? Ayo kita berangkat” teriak umma lagi, aku memasukkan foto itu ke dalam ranselku dan turun ke bawah “ne~ umma”
Youngmin end pov
--
                Aku berjalan perlahan menyusuri gang yang cukup besar menuju rumahku, sampai didepan rumah aku berhenti dan menghadap ke rumah besar yang ada didepan rumahku. Rumah itu begitu mempunyai banyak kenangan manis. Kenangan manisku bersama youngmin, aku sungguh merindukannya tapi rumah itu sudah lama dijual sejak youngmin pergi dan sudah ditempati oleh sepasang suami istri dengan dua anaknya yang masih kecil.
“sunmi-ah sudah pulang?” seseorang menepuk pundakku aku menoleh kebelakang.
“sudah umma” jawabku dengan senyuman lalu aku masuk ke dalam rumahku.
“umma, keluarga youngmin masih belum pulangkah?” tanyaku saat makan siang. Umma hanya menggeleng. “tak pernah mereka telpon kesini?” tanyaku lagi.
“pernah sekali” aku yang mendengarnya langsung menghampiri umma “hanya bertanya kabar saja, sudah” tambah umma. Aku ingin bertanya lagi tapi umma sudah menjawab “youngmin baik – baik saja dan sibuk dengan sekolahnya disana” sebuah senyum terkembang dibibirku “tapi dia sempat sakit karna terlalu sibuk” senyum itu hilang berubah dengan rasa khawatir yang timbul pada diriku “hanya demam biasa, dia sembuh keesokan harinya karna cukup istirahat, ada yang mau ditanyakan lagi??” sekarang umma balik bertanya dan aku hanya menggeleng, merasa sudah puas dengan informasi dari umma. Kini harapanku hanya satu, youngmin-ah cepatlah pulang, I miss you.
--
“sunmi-ah bisa tolong umma?” aku menghampiri umma yang memanggilku dari dapur.
“ne umma, apa?” lalu umma memberikanku daftar belanja dan sejumlah uang
“mengertikan maksud umma?” aku mengangguk mengiyakan.
“aku pergi ya umma” #cup aku mencium pipi umma “jaljayo~” teriak umma
“ne~” aku mengambil sepedaku dan menuju supermarket terdekat.
@supermarket
“hmm mana ya ikan mas?” aku mendorong troli belanjaanku sambil mencari – cari tempat ikan mas berada #buk troliku menabrak troli orang lain “ah mianhae mianhae” kataku sambil membungkuk beberapa kali tapi orang itu malah melamun, aku sangat takut dia marah.
“oh gwenchana~ aku yang salah” katanya dengan senyuman, aih senyumannya manis sekali mirip sekali dengan youngmin, tapi rambutnya berbeda, youngmin tak blonde sedangkan namja ini blonde
“oppa disini rupanya ayo kita pergi” seorang yeoja datang dan menyeret nemja blondeitu  pergi tapi aku terus memperhatikannya, tapi sepertinya dia memang bukan youngminku.
Youngmin pov
Aku berbelanja hari ini dengan aichan, sepupu ku. Tapi saat ditempat ikan troli ku ditabrak seorang yeoja. Dari cara bicaranya dan berpakaiannya persis sekali dengan sunmi.
“ah mianhae mianhae” katanya sambil membungkuk, aku terus memperhatikannya ada rasa takut darinya.
“oh gwenchana~ aku yang salah” kataku sambil tersenyum agar mengusir rasa takutnya.
“oppa disini rupanya ayo kita pergi” tiba – tiba aichan datang menyeretku pergi dari tempat itu tapi aku masih penasaran dengan yeoja itu.
--
“youngmin-ah” teriak kang ahjumma, aku segera menghampirinya “kau sudah siap? Hari ini hari pertamamu sebagai siswa kelas tiga SMA disekolahnya aichan. Kalau kau bingung tanyakan saja pada aichan ya” jelas kang ahjumma.
“umma youngmin oppa ini sudah besar, ya kan oppa?” aichan menyenggol lenganku.
“ah ne ahjumma aichan benar~ kalau aku ada apa – apa disekolah kan tinggal tanya pada teman baruku” jelasku.
“yasudah sana berangkat nanti terlambat, oh ya kelasmu itu kelas tiga B ya youngmin-ah” aku mengangguk lalu mengecup pipi umma dan kang ahjumma, pergi ke sekolah dengan aichan.
--
“oppa kelas tiga B itu diujung lorong sana, kelasku di lantai dua. Oppa bisa kesana sendiri kan?” tanya aichan padaku, aku mengangguk mengiyakan. Aichan naik ke lantai atas, aku berjalan di koridor menuju ujung lorong, banyak siswa yang memperhatikanku tapi aku tak peduli, aku terus berjalan.
“hei anak baru” itba – tiba segerombolan siswa namja menghalangiku
“iya” jawabku tenang, seperti mereka ingin mencari masalah.
“pantas saja baru terlihat, oh ya kau tau setiap anak yang lewat sini harus bayar pajak pada kami” benarkan, huft siswa seperti ini menyusahkan saja.
“tapi aku tak bawa uang” kataku polos.
“jangan bohong, dari mukamu itu ketahuan kalau kau itu orang kaya, cepat berikan atau kau….” Seseorang dari mereka mengepalkan tangannya didepan wajahku, mengancamku.
“atau kau apa?” tiba – tiba seorang yeoja datang, loh itu kan yeoja yang kemarin bertemu di supermarket. Jadi dia sekolah disini juga? Wah beruntungnya.
“sunmi jangan ikut campur urusan kami” apa katanya? Sunmi? Diakah jae sunmi ku?
“kalian itu jangan mentang – mentang kuat bisa seenaknya menindas yang lemah, lagi pula dia anak baru tak tahu apa – apa” aku terus diam memperhatikan mereka.
“tapi sunmi ……”
“sudah ini” yeoja yang dipanggil sunmi itu memberikan sejumlah uang, ntah berapa “jangan ganggu lagi dia, sudah sana pergi” lalu segerombolan siswa namja itu pergi.
“kau tidak apa – apa kan?” tanyanya, aku terus memperhatikannya. Wajahnya memang mirip sunmi ku. “heellloooo” dia mengibas – ngibaskan tangannya didepan wajahku.
“ah ne ne aku tidak apa – apa. Kamsa^^” kataku sambil membungkuk.
“yaudah kalau gitu gue pergi dulu ya~ hati – hati loh” yeoja itu langsung pergi dan aku tak sempat menanyakan apa benar dia sunmi ku.
--
                Istirahat tiba aku langsung keluar kelas mencari yeoja yang namanya sunmi tadi. Aku menanyakan ke beberapa siswa disana dan yang mereka tahu sunmi itu kelas tiga A dan nama lengkapnya Jae Sunmi, semoga benar dia jae sunmi ku.
Youngmin eon pov
                Aku dan hweji berjalan di koridor menuju kantin, perutku sudah begitu lapar. Tapi ada yang mengganggu “sunmi malam ini nonton yuk sama gue” ajak leeteuk.
“mian ya gue gak bisa, ada tugas” kataku dusta.
“besok kan libur besok aja ngerjainnya” katanya “pleaseee mau yaaa” leeteuk memegang tanganku.
“lepas ah .. gue gak bisa leeteuk, kalau besok libur ya gue gunain buat libur” mukanya memelas, selalu seperti itu kalau aku menolak ajakannya tapi kali ini aku gak mau luluh buat namja playboy macam dia.
“lo sama si hmmm …. Taeyeon aja tuh cocok” kataku sambil berlalu pergi.
“tapi aku maunya sama kamu sunmi” teriaknya tapi tak peduli, aku terus berjalan pergi meninggalkannya.
@kantin
“lo tega banget sih sama leeteuk” komentar hweji
“lo tau kan dia playboy? Ogah gue sama namja playboy kaya dia lagian…..”
“gue Cuma cinta sama youngmin, just youngmin gak lain. Itu kan yang mau lo bilang?” potong hweji.
“nah lo tau tuh” kataku.
“dasar pecinta youngmin, ckck” aku hanya terkekeh mendengar julukan hweji.
Author pov
                Di meja lain, seorang namja berambut blonde kesenangan karna mendengar namanya disebut “aku yakin dia sunmi ku dan aku harus cari tahu untuk memastikannya”
                Tapi di meja lain juga seorang namja kesal “siapa sih youngmin itu? Akan ku cari dan kuhabisi dia” tekad namja itu.
--
                Aku pulang sendiri lagi karna hweji dijemput namjachingunya, huhu enaknya yang punya namjachingu, coba youngmin disini pasti aku gak kesepian deh.
“annyeong^^” seseorang menyapaku
“eh kamu yang tadi pagi kan?” kataku
“iya, yang kemarin ketemu di supermarket juga”
“supermarket??” aku memegang kepalaku mengingat apa saja yang kulakukan kemarin “oh iya yang nabrak troli ya? Oh inget inget”
“iya, hmm pulang sendirian ya?” tanyanya, aku langsung manyun dan manggut “mau gue temenin?” tanyanya. Aku berpikir, dia kan baru aku kenal apa di iya in aja ya? “tenang gue gak jahat kok, gue gak bakal nyulik lo kok” wah ni orang kayanya baik juga
“oke, kajja”
“eh gak jalan kaki tapi naik motor” dia menarik tanganku. Aku menoleh “eh mian mian” katanya sambil melepas tanganku.
“gwenchana~” aku mengikutinya ke parkiran dan pulang bersamanya.
--
“kalau kita makan siang dulu gimana?” tanyanya diperjalanan dan aku mengangguk mengiyakan. Ntah kenapa aku mengiyakan begitu saja, mungkin karna rasa nyaman dan aman yang kurasakan saat ini. Auranya seperti youngminku, walau banyak yang berbeda antara dirinya dan youngmin tapi ntah kenapa aku merasa dialah youngminku.
@kafe
“kita makan disini aja ya, gue yang traktir anggap aja sebagai rasa terimakasih gue tadi pagi sama lo”
“oke” kami masuk ke kafe dan makan siang bersama. Dia banyak cerita soal kehidupannya ketika tinggal di Amerika dan kenapa rambutnya di blonde agar orang disana bisa membedakan dirinya dengan kembarannya.
“eh gue ke toilet sebentar ya” aku pergi ke toilet kafe karna panggilan alam (?).
Youngmin pov
                Sunmi izin ke toilet, aku melanjutkan makanku tapi tiba – tiba seseorang menonjokku #buk
Aku kaget sekali, aku tak kenal orang itu tapi dia menonjokku.
“kau yang mengambil sunmiku” katanya dengan tatapan tajam, aku tak mengerti apa maksudnya dengan mengambil sunmiku.
“aku tak tau maksudmu” #buk dia menonjokku lagi lalu dia mengangkatku dan mencengkran keras kerah bajuku
“jangan pura – pura tidak tahu bodoh! Sunmi itu milikku dan kau mengambilnya”
“eh tunggu tunggu tapi sunmi bilang dia single, jadi aku berhak mendekatinya”
“apa kau bilang?” namja itu melayangkan lagi tangannya #hop tapi tak kena wajahku, aku membuka mataku “sunmi-ah?” tangan namja itu ditahan sunmi, namja itu melepaskan cengkramannya dan aku bisa bernapas lagi.
“leeteuk sedang apa kau di sini?” tanya sunmi pada namja yang ternyata namanya leeteuk.
“sunmi kau bilang kau banyak tugas tapi kau malah pergi dengan namja ini, kenapa hah?” leeteuk –namja yang menonjok youngmin- berteriak pada sunmi
“kau mau tau alasannya?”
“tentu saja”
“karna kau playboy babo~ dan jika aku mau pergi dengan siapapun itu urusanku bukan urusanmu” sunmi mendorong leeteuk “ayo kita pergi” sunmi menarikku keluar dari kafe.
--
“aww pelan – pelan” ringisku
“oh mian. Aduh maaf ya karnaku kau jadi babak belur begini”
“gwenchana sunmi-ah itu wajar”
“wajar apa?” tanyanya heran sambil menaikkan sebelas alisnya
“wajar karna kau cantik”
“ah kau ini bisa saja, jangan merayuku” rona merah terlukis dipipi sunmi.
“aku serius sunmi-ah” kataku.
“haha itu tidak lucu” sunmi berjalan keluar “disini panas ya, dia mengibaskan rambutnya #cling terlihat sebuah kilau dari lehernya, terlihat bahwa sunmi memakai sebuah kalung. Kalung? Aku pernah memberikan sunmiku kalung. Aku mendekati sunmi dan menyingsikan rambutnya
“hei kau mau apa?” tanyanya.
“itu kalung dari siapa sunmi-ah?” tanyaku, dia memegang kalungnya
“ini dari sahabat kecilku” katanya lesu, terlihat raut kesedihan dari matanya
“sahabat kecil? Siapa namanya?” tanyaku penasaran.
“youngmin, jo youngmin namanya. Wae?? Apa kau kenal dia?”
“jo youngmin? Itu namaku!” oh tuhan apa benar dia jae sunmi ku?
“jinjja? Waw hebat~ tapi youngmin ku berbeda dengan dirimu”
“jinjja? Tidak tidak aku benar jo youngmin mu sunmi-ah. Nama mu jae sunmi kan?” dia melongo, mungkin tak percaya.
“iya itu benar namaku tapi youngmin ku itu tak berblonde dan tak punya kembaran. Dia memang pergi keluar negeri tapi bukan ke Amerika tapi ke inggris. Namamu hanya kebetulan saja sama dengannya tak lebih”
“tidak tidak aku tidak pergi ke inggris, maksudku aku memang tadinya mau kesana tapi ternyata appaku dipindahtugaskan lagi ke Amerika dan aku memang belum pernah bercerita kepadamu bahwa aku punya kembaran karna kembaranku itu tinggal di Amerika dan kau tadi taukan alasanku memblonde rambutku ini?” ayoo sunmi percayalah, ku mohon.
“tidak, kau hanya mengarang cerita. Youngminku dan dirimu itu berbeda, ara?”
“tapi … sunmi …”
“tidak youngmin, maksudku ya ya youngmin tidak. Youngminku dan dirimu berbeda. Aku pulang” sunmi pergi begitu saja. “aaaaaaa …….” Aku mengacak – ngacak rambutku frustasi, apa yang harus ke lakukan agar dia percaya padaku?? Oh my god.
Youngmin end pov
--
                Aku berjalan sambil menyeret kakiku. Kejadian tadi masih melayang – laying dikepalaku. Youngmin dengan youngminku memang banyak perbedaan tapi aku ragu mengatakan kalau dia bukan youngmin karna dari cara dia meyakinkanku itu sangat mirp dengan youngminku. Aish~ aku harus bagaimana, percaya begitu saja atau?? Umma help me~
“aku pulang” teriakku setibanya dirumah
“eh anak umma udah pulang, oh iya tadi jo ahjumma kesini loh” aku langsung melotot
“jo ahjumma? Dia sudah pulang dari amerika? Apa kesini bersama youngmin?” tanyaku antusias
“tidak, youngmin masih sekolah dan kau tau? Youngmin ternyata satu sekolah denganmu sunmi” kata umma senang
“satu sekolah?” aku menaikkan sebelah alisku, youngmin yang baru ku kenal juga satu sekolah denganku.
“iya wae?”
“ah aniyo, umma aku kemar ya~” aku langsung naik ke lantai atas menuju kamarku
“eh gak makan siang dulu?” teriak umma
“ngga~ aku udah makan kok” #brak kututup keras – keras pintuku dan ku kunci. Aku mengambil foto masa kecilku bersama youngmin “youngmin-ah benarkah itu kau? Tapi kenapa kau begitu berbeda? Kau bukan seperti youngmin ku yang dulu” aku memperhatikan foto itu lekat – lekat dan menangisinya.
#dddrrrrttt hp ku bergetar, ada telepon dari hweji aku langsung mengangkatnya
“yoboseyo”
“sunmi-ah kau sudah mengerjakan tugas dari sunny seonsaengnim?”
“tugas apa??”
“laporan kimia, yang baru saja tadi kita praktekkan?”
“oh iya aku lupa, aish~ gara – gara memikirkan hal tadi”
“memikirkan hal apa? Youngminmu lagi? Huft ==a”
“iya eh bukan aih maksudku iya, namja blonde yang ku tolong tadi pagi itu teryata namanya mirip dengan youngminku hweji”
“jinjja? Ah itu hanya kebetulan saja”
“iya ku pikir begitu tapi …..”
“tapi apa? Dia tau tentangmu?? Oh itu sudah biasa hanya akal – akalan namja playboy, sama saja seperti leeteukmu itu”
“hya~ aku tidak suka leeteuk. Dia tau tentang kalungku, kalung yang youngmin berikan padaku”
“jeongmalyo?? Lalu kau percaya?”
“tidak~ aku masih tak percaya. Tapi tadi umma bilang kalau ahjumma ibunya youngmin main kerumah dan katanya youngmin satu sekolah denganku itu berarti…..”
“youngmin yang kau tolong adalah youngminmu? waw daebak *prok prok prok*”
“iya tapi….”
“apa lagi?? Kau masih tak yakin??? Kalau begitu adakah sesuatu yang youngmin punyai yang bisa meyakinkanmu kalau dia itu youngmin mu??” aku mencerna kata – kata hweji, sesuatu yang youngmin punyai??
Flashback
“sunmi-ah aku mau kau jaga kalung ini untukku” youngmin memberikan sebuah kalung padaku.
“wah bagusnya~ pasti akan ku simpan dengan baik, ohya aku juga punya ini untukmu” aku mengeluarkan sebuah cincin perak dan memberikannya pada youngmin.
“ini apa?” tanyanya.
“ini hadiah dariku, kau juga harus menjaganya dengan baik sebagai tanda persahabatan kita” jelasku.
“ya aku janji akan menjaganya” lalu kami berpelukan.
Flashback end
Iya, cincinnya? Cincin yang aku kasih ke youngmin, Cuma itu yang bisa membuktikan kalau dia itu youngminku. Besok aku harus tanyakan soal cincin itu ke youngmin.
“cincinnya youngmin”
“apa? Cincin?”
“iya sebelum berpisah aku memberikan youngmin cincin”
“yasudah kalau yongmin punya cincinnya berarti dia youngmin mu”
“oke baiklah” #klik aku memutuskan hubungan telpon itu.

--
“sunmi-ah” panggil hweji, aku berlari menghampirinya
“hweji-ah lihat youngmin?” tanyaku
“youngmin? Namja blonde yang kau ceritakan kemarin? Aku tidak lihat”
“oh begitu makasih”
“eh mau kemana? Sebentar lagi pelajaran dimulai loh”
“aku hanya pergi sebentar bilang saja aku sakit di UKS” aku berlari meninggalkan hweji dan pergi mencari youngmin. Namja blonde itu harus segera ku temukan.
“hai manis” leeteuk menghalangiku, aduh namja ini lagi.
“mau apa lagi??”
“sedang terburu – buru rupanya ya?”
“iya, sudah minggir. Kau menghalangiku tau” kataku ketus
“aduh jangan ketus gitu dong sayang” leeteuk mendorongku ke dinding yang ada dibelakangku
“leeteuk mau apa sih?” tanyaku. Leeteuk mencengkram tanganku “aww sakit~ lepas gak?”
“sakit ya? Itu juga yang aku rasakan waktu kamu ninggalin aku dikafe kemarin demi namja sialan itu” leeteuk berteriak ditelingaku.
“eh itu terserah gue, gak ada urusannya sama lo” balasku
“gak ada urusannya??” #buk leeteuk menonjok dinding “jelas ada, karna gue suka sama lo dan gue mau lo jadi milik gue”
“kalau dia gak mau gimana?” Tanya seseorang. Leeteuk berbalik
“youngmin?”
“oh ini dia namja yang berani ngerebut sunmi gue”
“urusan lo sama gue bukan sama dia, lepasin dia”
“oh lo berani sama gue??”
“youngmin jangan~” larangku
“berani, kenapa mesti takut? Sama sama manusia dan makan nasi kok”
“oh gitu, eh lo semua pegang tuh yeoja ye~ gue abisin yang satu ini dulu” leeteuk menghampiri youngmin. Heechul dan eunhyuk mencengkram kedua pundakku.
“youngmin jangaann … ah lepasin gue” aku meronta – ronta tapi pegangan heechul dan eunhyuk terlalu kuat.
“oke namja cengeng kita mulai” leeteuk dan youngmin mulai berkelahi, saling tonjok – tonjokkan, tending menendang, jambak menjambak *oh bukan ya, kalau jambak menjambak ini mah yeoja* #buk heechul ditonjok seseorang
“hweji??” kataku kaget
“heechulku …..” teriak eunhyuk histeris yang melihat hechul pingsan.
“maaf ya datangnya telat” cengir hweji
“gwenchana” kataku
#dzig aku menedang leeteuk “youngmin-ah gwenchanayo??” tanyaku pada youngmin yang sudah babak belur
“tak apa – apa, kamu gak apa – apa?”
“gak kok, baik baik aja” aku membantu youngmin berdiri.
“sunmi-ah” panggil leeteuk, aku menghampirinya “leeteuk aku tau kamu sayang banget sama aku, tapi maaf kita gak bisa bersama”
“wae? Karna namja itu?”
“bukan, leeteuk aku yakin kamu pasti ngedapetin yeoja yang lebih baik dari pada aku di luar sana, pasti”
“tapi kamu yang terbaik buat aku sunmi” leeteuk menggenggam tanganku.
“ngga bukan aku, tapi yeoja lain. jaga diri baik – baik yah” aku mengelus punggung tangan leeteuk #cup aku mencium pipinya “kita jadi teman aja” lalu aku pergi bersama youngmin dan hweji.
“bos bos .. ini heechul ku bos pingsan” eunhyuk menangis karna kekasihnya –heechul- pingsan ditonjok hweji.
--
“youngmin aku mau ngomong sesuatu”
“apa?”
“soal yang kemarin maaf ninggalin lo gitu aja, tapi kalau emang bener lo jo youngmin pasti lo punya cincin yang pernah gue kasih ke lo sebelum kita pisah dulu”
“cincin?”
“iya cincin. Lo lupa???”
Youngmin pov
“soal yang kemarin maaf ninggalin lo gitu aja, tapi kalau emang bener lo jo youngmin pasti lo punya cincin yang pernah gue kasih ke lo sebelum kita pisah dulu”
“cincin?” tanyaku heran, cincin apa?
“iya cincin. Lo lupa??” aku coba mengingat – ngingat cincin yang diberikan sunmi padaku “lo lupa? Berarti lo bukan youngmin gue dan mulai sekarang jangan dekatin gue lagi” sunmi marah, dia pergi
“eh chakka” aku menahannya dengan memegang tangannya
“lepasin” dia menepis tanganku dan berlalu
“gue akan buktiin ke lo kalau gue youngmin lo sunmi-ah. Sore ini di taman bunga diatas bukit belakang rumah kita gue akan bawa cincin itu kehadapan lo” sunmi menghentikan langkahnya dan ternsenyum. Cincin itu harus segera gue cari.
--
                Sepulang sekolah aku langsung mencari cincin itu, dari tempat yang terlihat hingga tempat terpencil di kamarku, ku obrak – abrik untuk menemukan cincin itu.
“aish~ dimana sih” keluhku
#cklek pintu terbuka “oppa…..” panggil aichan
“mian aichan oppa sedang sibuk, jangan ganggu dulu”
“oppa aku Cuma mau bilang…..”
“nanti saja bilangnya ya … oppa sedang sibuk” potongku
“huft yasudah ….” #cklek aichan keluar dan aku melanjutkan pencarianku. Dikamar tak ketemu, aku melanjutkan pencarianku ke ruang tamu, ke dapur, ke ruang makan, kehalaman depan, ke halaman belakang tapi tak ketemu juga. Benda sekecil itu bagaimana bisa menemukannya dirumah sebesar ini? Apa jangan – jangan ketinggalan di Amerika?? Owh andwae~ semoga tidak. Tunggu, bukannya selama ini selalu ku taruh di tas sekolahku?? Aku langsung mengambil tas sekolahku dan mengobrak – abriknya tapi tak ketemu
#cklek pintu terbuka lagi
“oppa ini pulpennya, gomawo, aku taruh disini ya~” aichan masuk dan menaruh pulpenku diatas meja, anak itu, pasti dia yang mengambilnya
“eh aichan tunggu”
“apa? Aku sedang sibuk jangan ganggu” anak itu pergi berlalu, aku mengejarnya
“eh jangan ngambek dong”
“apa sih oppa?”
“lihat cincin oppa gak?”
“gak oppa” anak itu berlalu
“eh tunggu” aku menariknya
“apa lagi sih??”
“yakin???”
“iya, udah ah jangan ganggu” aku pasrah, cincin itu hilang, aku tak bisa menjaganya, mianhae jeongmal mianhae sunmi-ah aku memang tak bisa menjaga pemberianmu dengan baik, maafkan aku.
--
Sorenya ditaman ……
“kau telat” ucap sunmi ketus.
“mian” ucapku pasrah
“mana cincinnya?” sunmi menengadahkan tangannya.
“ige!” ku berikan cincin palsu padanya #plak aku ditamparnya “aww~ kenapa kau menamparku??”
“kebiasaan berbohongmu masih ada ternyata sampai sekarang”
“apa maksudmu dengan berbohong??” tanyaku
“ini bukan cincin yang ku berikan padamu”
“mwo? Jeongmalyo??” kataku pura – pura kaget
“jangan kau berpura – pura tidak tahu, mana cincinnya youngmin-ah???” #glek aku menelan ludahku, bingung apa yang harus ku katakan.
“mana????” teriak sunmi
“youngmin oppa~” suara itu, aichan?? Mau apa anak ini kesini?? “oppa ini cincinnya hosh hosh…..”
“mwo? Kau temukan dimana??”
“sebenarnya….”
Flashback
“oppa aku boleh pinjam pulpen tidak??” aichan masuk ke kamar youngmin dan menghampiri youngmin
“iya~ ambil aja sendiri” ucap youngmin sambil tetap terpaku pada bacaannya, aichan mengambil sendiri pulpen itu dan dia menemukan cicnin yang sangat bagus “aku ambil ah biar si oppa nyariin hehehe” begitu otak aichan yang usil muncul, dia mengambil pulpen sekaligus mengambil cincin youngmin yang diberikan sunmi dulu
Flashback end
“mian ya oppa” kata aichan sambil tertunduk
“ne~ gwenchana, jangan ulangi lagi ya” youngmin mengelus lembut kepala aichan
“good luck ya oppa, HWAITING!!” aichan menyemangatiku lalu pergi.
“ini cincinnya” aku memberikan cincin itu kepada sunmi
“sudah terlambat, aku terlajur kecewa padamu youngmin”
“tapi sunmi …” aku memegang tangannya
“lepas … kau tak bisa menjaga pemberianku dengan baik” sunmi mulai menangis
“maafkan aku sunmi, maafkan aku” aku berlutut didepannya.
“kau juga dulu pergi tanpa bilang – bilang padaku, tak pernah memberi kabar, tak pernah nelpon atau sms. Kau sudah tak pedulikan aku hah? Kau anggap aku ini apa??” air mata sunmi semakin deras *author: kok mirip drama korea ya?? Readers: ye lu yang buat thor*
“mianhae jeongmal mianhae, aku tak tau tiba – tiba appa dipindahtugaskan ke Amerika, aku tak tau dan aku harus ikut. Disana juga aku sekolah terlalu sibuk aku pun tak bisa menghubungimu, maafkan aku” amu menyeka air mata sunmi, tak ingin aku melihat air matanya keluar karna kebodohanku.
“oke aku bisa maklumi itu tapi saat kau pergi apa kau tau apa perasaanku padamu??” aku mendongakkan kepalaku dan menggeleng “coba lihat cincin itu” youngmin melihat cincin yang ada ditangannya
“saranghae youngmin” itu ukiran yang kutemukan di cincin itu, aku menatap sunmi
“itulah yang kurasakan padamu selama ini youngmin-ah maaf telah menodai persahabatan kita tapi aku tak bisa menahan rasa itu dihatiku, aku mencintaimu youngmin-ah” aku berdiri dan memeluknya “nado saranghae sunmi-ah”
“jeongmalyo??” tanyanya
“tentu saja, kau tidak percaya? Sebenarnya sejak kita berteman aku sudah menyukaimu”
“ahhh so sweet .. oke kalau begitu jangan meninggalkan aku lagi” katanya sunmi
“oke. Don’t say good bye” #hug aku memeluknya lagi
“youngmin-ah sebenarnya cincin itu ada pasangannya”
“mwo?” aku kaget, lalu sunmi mengeluarkan sebuah cincin.
“cincin ini sebenarnya cincin couple dan sudah lama ku simpan dilemari menunggumu pulang dan…..”
“ssstt jangan bicara lagi”
Youngmin end pov
“sssssttt jangan bicara lagi” youngmin menempelkan jari telunjuknya di bibirku
“aku tahu apa yang harus aku lakukan” youngmin berlutut dan mengambil cincin yang ada ditanganku “sunmi saranghae .. ukiran yang bagus” ucapnya, lalu youngmin memakaikannya dijari manisku “pantas bukan?? Sekarang kau pakaikan ke jariku, ppali!”
“ne ne~” aku mengambil tangannyanya dan memakaikan cincin ke jari manisnya “pantas kan??” tanyaku
“tentu” #hug “saranghae sunmi chagiya”
“nado~” ucapku.
“eh itu mataharinya mulai terbenam” aku dan youngmin menyaksikan sunset diatas bukit itu.
“chagiya” panggil youngmin
“ne??” aku menoleh #cup youngmin menempelkan bibirnya di bibirku “saranghae jeongmal saranghae” katanya sambil berciuman. Kami berciuman disaksikan sang matahari yang turun dari tahtanya seakan – akan kerajaan langit kini hanya milik kami berdua.

THE END

                Hya~ akhirnya selesai wowowowo … saya girang banget #plak Moga eon okky suka ya~ mian nih kalau gaje ini inspirasi dapet pas mandi, hehe … kamar mandi itu tempat yang bagus untuk berinspirasi *fact author* buat yang saya tag, yang kebetulan baca juga, tolong tinggalkan jejaknya ya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar