PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 15 April 2012

FF | My Twin (fake girlfriend) | Chapter 2


Tittle : My Twin [ FAKE GIRLFRIEND ]
Cast : Jo Twins -> Youngmin & Kwangmin BOYFRIEND , Suzy Miss A, Jiyeon T-ara, Onew SHINee.
O.Cast : Sulli F(x), Minho SHINee, Boyfriend member and Yoogeun.
Length : CHAPTERED.
Genre : Romance, Family.
Author : Mutiara Ekagusbarani
Note : In this Story, Suzy ’95 lines and marga dia juga jadi CHOI, Yoogeun juga ganti marga jadi JO ya.






WAJIB RCL
ohya sebelumnya author mau kasih tau kalau FF ini udah di publish di WP pribadi -> mutimutiarakpopfanfic.wordpress.com juga di WP Boyfriendindonesia  jadi INI FF BUKAN PLAGIATAN TAPI MURNI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR ^^

“jadi kamarku dan Youngmin terpisah?” Tanya Kwangmin sedikit kecewa.
“sudah ini lebih bagus!” kata Youngmin lalu segera masuk ke kamar barunya.
“aku istirahat dulu, umma.” Ucap Kwangmin lalu masuk kekamarnya juga.
Suzy hanya menatap bengong kejadian tadi.
“yoogeun-ah, hyung-mu itu benar-benar kembar!” ucap Suzy masih terbengong – bengong.
“dan mereka, tampan!” lanjut Suzy.
***

-Chapter 2-

“yoogeun-ah, mereka benar – benar kembar?” Tanya Suzy memastikan.
“ne, noona! Mereka sangat baik padaku, mereka adalah hyung yang baik untukku!” ujar Yoogeun dengan nada imutnya.
“jinjayo? Tapi kurasa salah satu dari mereka terlihat lebih menyeramkan.” Kata Suzy sambil menatap ke langit – langit kamarnya.
“hmm? Benarkah? Mereka baik kok, noona.” Ucap Yoogeun meyakinkan.
“iya? Tapi aku rasa..”
“Yoogeun-ah!” panggil Jo ahjumma.
“yeh umma!” jawab Yoogeun. “noona, aku harus pergi. Istirahatlah dengan baik!” ucap Yoogeun lucunya lalu pergi da menutup pintu kamar.
“hmm..”
Author POV end.
Suzy POV
Aku segera mengucir kuda rambutku lalu menyisir poniku dan segera merapihkan bajuku.
“untuk bertemu dengan mereka dan meminta maaf, aku harus terlihat rapih seperti ini.” Gumamku sambil bersolek pinggang didepan kaca.
“good Suzy-ah! Laksanakan!” ucapku bermonoton ria.
Aku memebuka pintu kamarku perlahan, memastikan diluar sepi – sepi saja. Lalu dengan sembunyi – sembunyi aku menempelkan kertas berwarna pink dimasing – masing pintu kamar mereka. Yang kutulis sama, “maaf karna telah merebut kamar kalian. Sekali lagi maaf, bersikaplah yang baik padaku, anggaplah aku yonsaeng kalian ^^”
Setelah itu aku langsung turun kebawah, dan menemukan jo ahjumma, yoogeun, daaan salah satu si anak kembar itu. Mereka bertiga sedang memasak didapur.
“Annyeong jo ahjumma, yoogeunie.” Sapaku lalu ikut begabung bersama mereka.
“ah annyeong. Kita belum berkenalan, perkenalkan aku Choi Suzy. Bangapseumnida.” Ucapku ramah lalu membungkuk pada namja itu.
“ah ye. Aku Kwangmin.” Ucapnya ramah lalu membungkuk juga.
“ahh aku harus memandikan Yoogeun dulu, jadi untuk ini semua kalian yang urusi dulu yaa.” Ucap Jo ahjumma lalu pergi meninggalkanku dan kwangmin.
“mianhae.” Ucapku.
“untuk?” tanyanya sambil kembali memotong bawang – bawang itu.
“karna sudah merebut kamarmu. Ini juga bukan mauku..” ucapku malu – malu.
“gwenchana. Aku juga sudah bosan. Berada dikamar itu selama 17 tahun, haha” katanya sambil tertawa.
“tapi kembaranmu itu sepertinya tidak suka padaku,” kataku lalu membantu dia memotong bawang.
“dia tak seburuk apa yang kau bayangkan. Asalkan kau jangan buat dia marah,” ucapnya.
“tapi aku sudah membuatnya marah tadi, jadi..”
“sudahlah. Lagian aku yakin, dia juga sangat beterima kasih padamu, karna gara – gara kau, kami jadi pindah kamar dan tidak satu kamar lagi.” Ucap Kwangmin menenangkanku.
“asal kau tahu saja. Selama 17 tahun ini kami selalu bersama. Saat kecil kami mandi bersama, melakukan segalanya bersama, tidur bersama, dan segalanya bersama. Ya, meskipun sikap Youngmin lebih kasar dariku, tapi dia lebih penyayang. Saat kami SMP, Youngmin selalu mengeluh pada umma. Dia terus meminta agar kami tidak satu kamar terus.
Jujur saja ya, meskipun kami terlihat sama tapi sebenarnya kami berbeda jauh. Selera kami juga berbeda. Aku suka putih, dia suka hitam. Aku suka kelembutan, dia lebih suka kekerasan. Aku suka perdamaian, dan dia lebih suka pertengkaran. Ya istilahnya seperti itu lah.” Ucap Kwangmin panjang lebar.
“mworago? Semenyeramkan itukah..Youngmin?” tanyaku lagi.
“tidak juga sih. Kata – kataku yang tadi hanya penafsiran saja. Bahwa kami berbeda, berkebalikan.” Ujarnya sambil tersenyum.
“lalu? Kau bilang tadi Youngmin penyayang. Tapi dia tidak terlihat seperti itu.” Pikirku.
“itu semua karna kau baru melihatnya. Bahkan mengenalnya saja belum, haha. Setelah kau tau dia, kau juga pasti berfikir bahwa dari sikapnya yang kasar, tapi sebenarnya dia itu sangat penyayang, dan baik hati.” Tegas Kwangmin.
“ooh begitu.” Responku lalu memotong wartel.
“Kwangmin – ah!” panggil seorang namja, terdengar pusat suara itu dari atas.
“hmm?” jawab Kwangmin sedikit mengeraskan suaranya.
“ambilkan aku air putih!” teriak Youngmin, ya itu pasti suara Youngmin.
“kau kan punya kaki sendiri! Ambil saja kebawah!” teriak Kwangmin masih tetap focus pada bawangnya itu.
“ah biar aku saja yang antarkan airnya.” Tawarku lalu mengambil gelas bening.
“kau mau air dingin atau hangat!?” Tanyaku sedikit berteriak.
“dingin!” jawab Youngmin.
Aku pun mengisi gelas itu dengan air dingin lalu segera bejalan menuju atas. Kulihat pintu kamarnya masih tertutup rapat, dan? Dan kertas yang kutempel tadi sudah menghilang!
“Youngmin-ah..” panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya.
“masuk saja!” suruhnya sedikit ketus. Dengan sedikit ragu, aku pun membuka pintu kamar itu dan melihat Youngmin sedang asik membaca sebuah buku sambil memakan cemilan yang bungkus sampahnya sangat berserakan dipenjuru kamarnya.
“ini air yang kau mau.” Ucapku lalu menyodorkan gelas itu pada Youngmin.
Dia menatapku sekilas lalu kembali asik membaca buku dengan cover menyeramkan itu.
“aku simpan disini ya,” kataku sambil menyimpan gelas itu dimeja sebelah tempat tidurnya.
“kau sedang baca buku apa?” tanyaku basa – basi.
“kau punya mata tidak? Minimal jika kau punya satu mata, kau pasti masih bisa membaca apa judul buku yang tertera di cover ini. Atau mungkin kau memang tak bisa membaca.” Ucapnya ketus dan langsung menusuk kedalam hatiku.
“death.” Kataku mantap. “death saja dirimu!” gumamku pelan sambil memalingkan wajahku.
“untuk apa masih disini? Cepat keluar!” usirnya sambil menyengol pahaku dengan kaki panjangnya.
“YA! Kau tak perlu lakukan itu. Aku juga akan keluar.” Ucapku kesal lalu cepat keluar dari kamarnya.
“beruntungnya Kwangmin, sudah tak sekamar dengan saudara kembarnya yang mirip dengan mahluk hutan!” rutuku saat sudah berada diluar kamar Youngmin.
“sekecil apapun suaramu, aku masih bisa mendengarnya! Berusaha lagi jika mau menghina orang dengan sembunyi – sembunyi!” teriaknya dari dalam.
“aissh jinja..hah!”
Suzy POV end.

Author POV
“Eomonim!” panggil seorang yeoja dengan suara cute-nya dari luar rumah.
“nuguseo..” gumam Jo umma sambil melihat monitor disamping pintu rumahnya.
“JIYEON-AH!!!” seru Jo umma antusias lalu bergegas membuka pintu rumahnya dan berlari ke gerbang rumah.
“Eomonim!!” teriak Jiyeon girang.
“Jiyeonah!!! Nan bogoshipo!!” seru Jo umma girang sambil memeluk Jiyeon.
Mereka pun masuk kedalam rumah lalu duduk di ruang tengah.
“kapan kau datang?” Tanya Jo umma sambil memegang tangan manis Jiyeon.
“beberapa hari yang lalu, eomma. Aku juga sempat bertemu dengan Kwangmin, hahaha. Dia masih terlihat sama seperti dulu.” Ujar Jiyeon dengan senyum manisnya.
“dia sangat merindukanmu, Jiyeon-ah.” Ucap Jo umma mulai serius.
“aku ingin bertemu dengannya.” Ucap Jiyeon sambil tersenyum pahit.
Youngmin melihat ummanya dan Jiyeon sedang berbincang dibawah dengan bola matanya yang sedikit membesar dan kedua tangannya yang dia kepalkan.
“Youngmin-ah!” panggil Suzy kaget, saat melihat Youngmin sedang berdiri sambil menatap kearah bawah.
“Youngmin-ah! Andwe! Jangan lakukan!!” teriak Suzy lalu menghampiri Youngmin dan menarik tangannya.
“YA! Apa yang kau lakukan!? Kau kira aku ingin bunuh diri, hah!?” seru Youngmin kesal.
“aa..hh..mian. ku kira..” ucap Suzy serba salah.
“Youngmin-ah??” panggil Jo umma dari bawah.
“omo! Ya, kau! Bantu aku kali ini saja!” pinta Youngmin.
“mwo? Aku?” Tanya Suzy sambil menunjuk dirinya sendiri.
Tanpa basa basi Youngmin langsung memasangkan cincin dijari manis kiri Suzy, cincin itu dilepasnya dari tangan sebelah kanan.
“couple ring?” Tanya Suzy. Tanpa menjawab Youngmin langsung mengaitkan tangan kanan Suzy ketangan kirinya.
“berperanlah seolah – olah kau yeojachinguku!” suruh Youngmin.
“mworago!?”
“Youngmin-ah! Turunlah!” suruh Jo umma.
“ne!”
Author POV end.
Jiyeon POV
Youngmin masih tak kunjung datang setelah Jo eomma memanggilnya.
“mungkin dia tak mau bertemu denganku, eomma.” Kataku sedikit lemas.
“aniyo. Dia tak mungkin seperti itu.” Elak Jo eomma.
“Youngmin-ah! Turunlah!” suruh Jo eomma untuk keduakalinya.
“ne!” sahut Youngmin. Akhirnya, aku mendengar suara itu lagi.
Hal yang paling kutunggu – tunggu adalah bertemu dengan Youngmin. Dan dia datang! Dia datang..dia datang..dengan seorang yeoja lain? Siapa dia? Kenapa mereka terlihat mesra?
“ahh Jiyeon-ah, perkenalkan dia Suzy.” Ucap Jo eomma.
“Suzy perkenalkan pada Jiyeon noona, bahwa kau adalah yeojachingku, palli.” Ucap Youngmin lembut sambil tersenyum kearah yeoja itu.
Tuhan, hatiku terasa diremas, dihancurkan, dibuang begitu saja. Setelah aku lama pergi, jadi inilah perubahan Youngmin? Perubahan yang selalu diceritakan Kwangmin. Ini? Bahkan aku mendengar lagi suara lembutnya, dan itu bukan untukku? Tapi untuk yeoja itu?
“a..ah.e..ung..A..Annyeong Haseo, Choi Suzy imnida.” Ucap yeoja itu gugup.
Aku masih menatap mereka dengan tatapan rasa sedihku, “Jiyeon imnida,” ucapku lalu tersenyum nanar.
Mungkin benar, bukan salah Youngmin juga jika sekarang dia sudah bersama yeoja lain. Tapi secepat ini kah? Ya mungkin terlalu lama juga, kurang lebih 4 tahun semenjak kepergianku. Tapi Tuhan, bolehkah aku meminta agar kau menghapus memory yang satu ini? saat dimana aku harus menerima kenyataan bahwa Youngmin telah bersama dengan yeoja lain?
Jiyeon POV end.

Suzy POV
Masih dengan perasaan tidak enak, dengan sekuat tenaga aku masih bisa menatap yeoja manis itu. Yeoja itu berusaha tersenyum dan bersikap ramah didepan kami semua. Entah masa lalu apa yang terjadi pada yeoja yang bernama Jiyeon itu dengan Youngmin. Yang jelas aku merasa risih melihat Youngmin memegang tanganku, seolah – olah kami ini adalah sepasang kekasih.
“ahh kalau begitu duduklah sini.” Kata Jo ahjumma memecah keheningan.
Beberapa detik kami masih diselimuti dengan keheningan.
“Chagiya, ayo berkenalan lebih jauh lagi dengan Jiyeon noona,” ucap Youngmin sangat ramah dan lembut. Tapi karna kutahu ini hanya pura – pura, membuatku muak dan ingin muntah dihadapannya langsung!
“ah karna Youngmin memanggilmu noona, mungkin aku harus memanggilmu unnie.” Kataku sambil tersenyum pahit dihadapan Jiyeon.
“geurae? Tahun kelahiranku 93.” Jawabnya lalu tersenyum semanis mungkin.
“ah ne, berarti aku bisa memanggilmu Jiyeon unnie, kan? Karna aku lahir pada tahun 95,” ujarku dan sekarang aku mulai merasa lega.
“akhirnya aku menemukan seorang yonsaeng manis sepertimu. Haha, karna asal kau tahu, selama ini aku hanya mempunyai namsaeng kembar yang membosankan seperti Youngmin, dan Kwangmin,” bisik Jiyeon unnie lalu setelah itu dia tertawa puas.
Astaga, padahal raut wajahnya tadi sangat menyedihkan, tapi sekarang dia bisa tertawa sepuas itu dan bercanda?
“haha benarkah? Kukira orang yang satu ini yang lebih membosankan,” bisiku juga.
“kau benar! Dia amat sangat membosankan! Hahaha” balasnya lalu tertawa lagi.
Ternyata ini semua diluar dugaanku. Jiyeon unnie bukan orang yang sinis dan menyebalkan. Kukira dia akan bersikap tidak baik padaku karna yang dia tahu aku adalah yeojachingu Youngmin, padahal? Sikapnya bisa begitu seramah ini padahal kami berdua baru bertemu hari ini. yang membuat aku masih tidak mengerti adalah.... kenapa Youngmin melakukan ini semua?
“baru saja bertemu sepertinya kalian sudah akrab ya, haha. Kalau begitu aku kekamar Yoogeun dulu, dia pasti sedang membutuhkan bantuanku,” ucap Jo ahjumma ramah lalu pergi meninggalkan kami bertiga.
“ngomong – ngomong sejak kapan kau tinggal disini?” tanya Jiyeon unnie lalu dia beranjak dan duduk diantaraku dan Youngmin.
“ah. baru beberapa hari yang lalu,” jawabku.
“wah ternyata belum lama ya. “ ucap Jiyeon unnie lalu langsung menatap Youngmin.
“secepat itu kah kau mencintai gadis cantik ini? sudah berapa lama kalian dekat, hah? Kenapa tak beritahu aku, hah? Kau ini, Jo Youngmin!!” seru Jiyeon ini dengan sedikit menaikan nada suaranya tapi masih terlihat menggemaskan.
Kulihat Youngmin terkejut dan membeku, “hahahahaha aku hanya bercanda! Kau ini masih sama ya, haha santailah tak usah tegang begitu!” ujar Jiyeon unnie lalu tertawa puas.
“haha,” respon Youngmin dengan senyum pahitnya.
“kau tak akan menyesal menjadi yeojachingu – nya, kau akan diperlakukan dengan lembut, tapi...”ucap Jiyeon unnie menggantung.
“saat kalian berciuman saja! Jika sedang beraktivitas biasa, dia akan sangat membosankan!” bisik Jiyeon unni lalu tersenyum jahil.
“Y..Yaa! apa yang kalian bicarakan, hah?” tanya Youngmin sudah mulai merasa tak enak.
“animida, Youngmin-ah. haha nan bogoshipo!” ucap Jiyeon unnie lalau memeluk Youngmin. Tapi yang kulihat Youngmin tak membalas pelukan itu.
“sudahlah noona! Kau tak lihat kalau disini ada yeojachingku!” bentak Youngmin lalu melepas pelukan itu. Jiyeon unnie terlihat terkejut lalu tertawa.
“kau ini! tenanglah, kau kan namsaengku, jadi mana mungkin Suzy cemburu. Iya kan?” kata Jiyeon unnie lalu menyenggolku dan tertawa manis.
“Youngmin-ah, kau tak perlu kasar pada yeoja seperti itu,” kataku dengan nada suara yang rendah. Takutnya Youngmin akan memarahiku nantinya.
“ah sudahlah! Nan gwenchana. Kalau begitu aku harus kembali ke apartemen, tolong sampaikan salamku pada Jo appa, dan Jo eomma, dan smeoga kalian langgeng ya. Annyeong!” ucap Jiyeon unnie masih dengan senyum manisnya lalu segera keluar dari rumah ini dengan langkah kaki yang setengah berlari.
“YA! JO YOUNGMIN!” seruku sedikit membentaknya.

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar