PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 15 April 2012

FF | My Twin (YoungMin Injured) | Chapter 3


Tittle : My Twin [ Youngmin injured]
Cast : Jo Twins -> Youngmin & Kwangmin BOYFRIEND , Suzy Miss A, Jiyeon T-ara, Onew SHINee.
O.Cast : Sulli F(x), Minho SHINee, Krystal F(x), Minwoo and Yoogeun.
Length : CHAPTERED.
Genre : Romance, Family.
Author : Mutiara Ekagusbarani
Note : In this Story, Suzy ’95 lines and marga dia juga jadi CHOI, Yoogeun juga ganti marga jadi JO ya.






“ah sudahlah! Nan gwenchana. Kalau begitu aku harus kembali ke apartemen, tolong sampaikan salamku pada Jo appa, dan Jo eomma. Annyeong!” ucap Jiyeon unnie masih dengan senyum manisnya lalu segera keluar dari rumah ini dengan langkah kaki yang setengah berlari.
“YA! JO YOUNGMIN!” seruku sedikit membentaknya.

***
-Chapter 3-
“wae?” tanyanya dengan tatapan sinisnya.
“kenapa kau begini? Apa yang terjadi antara kau dengan Jiyeon unnie, hah? Kau tega sekali padanya!” kataku kesal,
Youngmin tak bergumam sedikitpun. “YA! Jawab aku. Oh ya, kok Jiyeon unnie bisa tau kalau kau ini sangat lembut jika sedang mencium seorang wanita. Apakah kau...” ucapku menggantung.
“pernah berciuman dengan Jiyeon unnie?” tanyaku.
Youngmin tak menjawab dan terus berjalan menuju atas, “jangan sampai aku membentakmu dan membuatmu menangis sampai matamu itu bengkak! Bersikaplah yang baik padaku,” ucapnya dengan nada datar lalu aku tak melihat lagi sosoknya.
“Suzy-ah!!” panggil Jo ahjumma sambil menghampiriku
“ye?”
“kau dan Youngmin?? Benarkah itu?!” tanya Jo ahjumma penasaran.
“hmm aniyo ahjumma. Tadi hanya akting,” kataku.
“mworago??” tanyanya heran. “benar – benar keterlaluan!!” lanjut Jo ahjumma.
“wae??” tanyaku.
“pasti dia melakukan ini untuk menghindari Jiyeon,” ucap Jo ahjumma.
“mworago?” tanyaku masih tak mengerti.
“ah sudahlah, kau kembali saja ke kamarmu,” suruh Jo ahjumma dengan senyum cantiknya.
Suzy POV end.

Author POV
Jiyeon masuk kekamarnya dengan lunglai. Dia melempar tasnya ke kasur lalu disusul dengan melemparkan dirinya sendiri ke kasur. Dia pun menatap langit - langit kamarnya. Berusaha berfikir dan menerawang.
“masa iya yeoja itu pacarnya Youngmin..” gumam Jiyeon.
Jiyeon menghela nafas berat lalu berdiri dan duduk di meja riasnya. Lalu dia buka laci meja rias itu dan mengambil sebuah amplop coklat. Jiyeon menatap amplop itu nanar.
Lalu tak berapa lama dia mengambil ponselnya dan memencet beberapa digit nomor.
“yeobseo,” ucap Jiyeon.
“oppa, kapan kau pulang ke Korea?” tanya Jiyeon.
“keureae? Bantu aku untuk mengatakan semua ini pada Youngmin, juga Kwangmin.” Kata Jiyeon lagi.
“ne,” kata Jiyeon lalu mematikan ponselnya.
Jiyeon kembali menatap amplop coklat itu, lalu menyimpannya kembali di laci.
“mianata,” gumam Jiyeon lirih lalu menangis.
Author POV end.

Suzy POV
Aku berjalan lunglai menuju dapur, lalu aku duduk dipojok dapur dekat lemari es sambil menatap cincin dijari manisku yang belum sempat Youngmin ambil. Minho oppa sering bilang padaku, katanya jika kita sedang menghadapi masa galau maka duduklah dipojok dapur dan bersembunyi dibalik lemari es. Setelah itu kita merenung dan menghela nafas berkali – kali. Itu obat mujarab untuk Minho oppa. lah untukku? Sama sekali tak ada efeknya.

Aku juga tidak tahu hal apa yang membuatku galau begini. Tapi, aku merasakan hal aneh dan sedikit sesak saat aku dengar bahwa Youngmin akan berubah menjadi lembut jika sedang mencium yeoja. Itu tandanya, Jiyeon unnie pernah berciuman dengan Youngmin? Keurae? Aniyo!!!
“apa yang sedang kau lamunkan hey,” tegur Kwangmin sambil mengambil air es di lemari es. Reflexs aku terkejut dan langsung berdiri.
“Kwangmin – ah..”
“bahkan kau sudah tau kalau aku ini Kwangmin, haha anak pintar,” ujarnya lalu meneguk air es itu.
“tentu saja, sudah hampir satu bulan aku disini.” Kataku enteng.
“ah ya, ngomong – ngomong kau sedang melamunkan apa tadi?” tanyanya lalu duduk di kursi meja makan, sedangkan aku masih berdiri kaku di pojok dapur.
“entah,” jawabku lalu menghampirinya dan duduk disebelahnya.
“tapi terkadang hatiku selalu sesak jika mengingat sesuatu,” ucapku sambil memegangi dadaku.
“yang kau pegang itu bukan hati, jangan – jangan buah dadamu yang sakit, hahaha” ledeknya lalu tertawa.
“YA! Maksudku disebelah sini nih, aku selalu merasakan sesak!” kataku sambil menunjuk – nunjuk dadaku.
“haha baiklah aku serius. Mungkin kau sedang jatuh cinta,” tebaknya. Dan BINGO! Sepertinya dia tepat sasaran. 
“mungkin begitu, tapi...” ucapku lalu kembali terdiam.
“masa iya aku menyukai namja seperti dia..” gumamku pelan.
“kau menyukai Youngmin, hah?” tebaknya lalu tersenyum jahil.
“hah? Aku? Aniyo..” elakku lalu tersenyum malu.
“itu tentu sah – sah saja,” katanya lalu tersenyum.
“tapi kuberitahu padamu. Youngmin belum memilki perasaan khusus padamu, jadi daripada kau menangis karna bertepuk sebelah tangan, lebih baik kau simpan dulu perasaan itu.” Ucapnya bagaikan konsultan.
“maksudmu?” tanyaku.
“sudahlah, sekarang turuti saja apa kataku, lebih baik kau simpan dulu perasaan itu.” Ujarnya lalu berdiri.
“aku harus mengantar Sulli ke perpustakaan umum, tak apa – apa aku tinggal kau sendiri?” katanya ramah.
“gwenchana, hati – hatilah.” Balasku lalu tersenyum manis.
Aku terdiam beberapa menit sambil mengerutkan keningku, setelah itu aku baru tersenyum.

Aku pun segera menekan beberapa digit nomor ponsel Minho oppa.
“hello,” sapa Minho oppa dari sebrang mana.
“yeobseo oppa..” kataku dengan nada sedih.
“Suzy-ah!! waeyo?” tanyanya panik.
“oppa bogoshipo,” ucapku lalu menumpahkan tangisku.
“wae??” tanyanya bertambah panik.
“aku menyukai anak gurumu itu, “ kataku terisak.
“heh?”
Suzy POV end.
Youngmin Pov
Aku berjalan menuju rumah sakit sambil membawa buah – buahan yang sudah dibungkus rapi. Lalu aku memasuki kamar 405 dimana namja berkacamata itu dirawat.
“untukmu,” kataku lalu menyimpan buah itu di meja.
“mian sudah memukuli mu sampai kau begini,” kataku datar. Dia masih menatapku dengan tatapan kebenciannya.
“mau pukul aku?” tanyaku lalu tertawa sinis.
“lihat dulu dirimu sendiri, baru berani bilang kalau kau ingin balas dendam.” Ucapku cuek.
“bicara saja tidak bisa, bagaimana ingin memukul ku,” ledekku lalu pergi dari kamarnya.
Siapa sih orang yang ingin cari musuh? Sejelek apun sikapku tentu saja aku lebih ingin mencari teman daripada musuh. Tapi siapa saja yang mengusikku, akan ku usik kembali bahkan lebih parah. Isitilahnya, kau jual aku beli.
Bagaimana aku tak kesal, saat namja yang tak ku kenal itu bergumam jelas ditelingaku.
“sikembar disekolah ini sama – sama payah. Yang satu berandalan, yang satu terlalu cupu dan bahkan sangat polos! Membuatku muak! Apalagi pada kwangmin. Dia bersikap pura – pura ramah begitu, hih” gumamnya sambil menyenggol teman yeojanya.
Apakah dia bodoh? Dia mengatakan itu saat aku lewat. Padahal kalau dia tak mengusik-ku, tak akan pernah aku membuatnya menderita. sampai – sampai dia harus berada dirumah sakit untuk waktu yang sangat lama.
Tidak akan ada asap kalau tidak ada api yang memulainya.
“Youngmin oppa!!” teriak seorang yeoja, aku menoleh dan melihat sosok Sulli sedang melambaikan tangannya. Juga ada Kwangmin disana yang sudah tersenyum manis.
Ya ampun, mau apa lagi yeoja yang satu itu, hah.
“oppa!!” teriaknya lagi lalu berlari kearahku. Dan sudah kuduga, dia memeluku erat! Benar – benar membuatku risih.
“YA! Sudah sudah,” larang Kwangmin sambil melepas pelukan Sulli.
“nan bogoshipo!!” seru Sulli lalu memelukku lagi.
“YA! Baru saja kau bertemu Youngmin kemarin!” sahut Kwangmin.
“kau ini ya menganggu saja!” seru Sulli kesal.
“Sulli-ah, aku ada perlu. Jadi tolong lepaskan pelukan ini sebelum aku berbuat kasar padamu,” peringatanku padanya.
“baiklah.” Katanya lalu melepas pelukanku.
“kau mau kemana?” tanya Kwangmin.
Aku tak menjawab dan terus berjalan meninggalkan mereka, tepat disebrang jalan aku melihat Jiyeon noona sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya.
“Jo Youngmin!” panggil Suzy lalu menghampiriku. Aku langsung melihat Jiyeon noona, dia terlihat sedih lalu memberikan seulas senyuman pahit kerahku.
“mau kemana dia..” gumamku.
“Jo Youngmin!” panggil Suzy lagi sambil memegang tanganku.
“DIAMLAH! GARA – GARA KAU NOONA JADI PERGI!” bentakku lalu menepis tangannya yang sejak tadi memegang tanganku.
Youngmin Pov end.

Kwangmin Pov
“mau pergi kemana kau?” tanyaku.
Youngmin tak menjawab dan terus berjalan meninggalkanku dan Sulli.
“dia kenapa sih,” rutuk Sulli lalu memanyunkan bibirnya.
“Kwangmin-ah!!” panggil Suzy lalu menghampiriku.
“Suzy-ah, sedang apa kau disini?” tanyaku.
“kau lihat Youngmin tidak? Aku ada perlu!” katanya.
“tuh..” kataku sambil menunjuk Youngmin yang sedang terdiam di pinggir jalan.
“gomawo!” ucap Suzy lalu berlari menuju Youngmin.
Kulihat Suzy memegang tangan Youngmin sambil berbicara sesuatu. Tapi kulihat Youngmin masih tak merespon dan fokus pada sebrang jalan. Dan kulihat di sebrang jalan ada Jiyeon noona. Raut wajahnya terlihat sedih tapi masih berusaha tersenyum. Lalu Jiyeon noona pergi sambil memegangi matanya dan menghapus.....air mata?
“DIAMLAH! GARA – GARA KAU NOONA JADI PERGI!” bentak Youngmin sangat keras, membuatku dan Sulli terkejut.
“Youngmin oppa,” kata sulli sambil memegang tanganku tapi matanya masih terfokus kaget melihat Youngmin.
“YA JO YOUNGMIN!” teriakku geram.
Dia melihat kerahku dengan tatapan emosinya, sedangkan Suzy terlihat syok dan masih membeku. Walaupun jarak diantara kami terpaut 100 meter, tapi aku bisa merasakan nafas emosi yang ada dalam Youngmin, dan demi tuhan..jangan Suzy yang jadi korbannya..
Youngmin menoleh kearahku, memberikan tatapan kebencian sambil menggempal tangannya. Aku melihat Youngmin mengatakan sesuatu pada Suzy, yang jelas aku tak begitu tau apa yang dia katakan, karna setelah itu Suzy melepaskan genggamannya lalu tersenyum kearahku. He?
“Kwangmin-ah, aku pulang duluan ya!” teriaknya lalu berlari menyebrangi jalan.
Aku kembali terfokus pada Youngmin, dia langsung menatapku lalu menghampiriku dengan santai.
“bilang pada umma kalau aku akan pulang terlambat,” ucapnya sambil melewatiku.
“dia kenapa sih,” rutuk Sulli lalu melepaskan genggaman tangannya dariku.
Kwangmin POV end.

Author POV
Suzy masih memasang senyum cantiknya sambil berjalan melewati pesisian Seoul. Entah kemana dia akan pergi, karna jalanan begitu sepi. Terkadang motor, atau mobil melewati jalan itu, sisanya hanya Suzy sendiri yang berjalan. Jalanan itu sepi dan dipinggir jalanan itu terdapat laut yang tak berombak, juga ada pepohonan yang menyejukkan jalanan itu.
Sudah hampir 1 jam Suzy berjalan didaerah ini, dia masih tak melepaskan senyum cantiknya dan masih berjalan seolah – olah dia tak punya arah tujuan untuk pergi kemana.
Mungkin orang akan berfikir bahwa Suzy gila, senyum - senyum seperti itu. Tapi itu lebih baik daripada Suzy harus menangis sepanjang jalan.
Hingga akhirnya Suzy sampai disebuah tempat, tempat yang dipenuhi oleh kuburan. Suzy masih tersenyum, tapi terlihat jelas dimatanya bahwa butir – butir bening itu sudah hampir jatuh menyentuh pipi lembutnya.
“Annyeong, eomma,” sapa Suzy masih tersenyum lebar, tetapi butiran bening itu sudah membasahi pipi lembutnya.
“Minho oppa belum juga pulang,” gumam Suzy lalu menyeka air matanya, tapi bibirnya masih membentuk segurat senyum nanar.
“dan aku menyukai seorang namja. Dia tampan, terlihat berkarisma, brandalan, dan kasar.” Ujar Suzy lalu senyuman itu menghilang dari bibirnya.
“tapi satu hal..dimataku dia tetap terlihat mengagumkan..” ucap Suzy lalu kembali membuat seulas senyuman manis di wajahnya.
***
“Kwangmin-ah, kenapa tadi kau tak melarangnya untuk pergi, sihhh,” ucap Jo ahjumma dengan nada khawatir.
“mianhae umma, kupikir setelah kejadian itu dia akan langsung pulang,” ucap Kwangmin.
“sudah selarut ini kemana Suzy, ya ampun aku tak bisa menjaganya dengan baik,” ujar Jo ahjumma menyalahkan dirinya sendiri.
“Youngmin dimana? Dimana diaa?” tanya Jo ahjumma.
“entah, mungkin sedang bersama temannya,” jawab Kwangmin.
“sekarang kau cari Suzy, jebal umma mohon,” pinta Jo ahjumma.
“ne umma, aku pergi dulu,” kata Kwangmin lalu mengambil jaketnya dan pergi.
***

*PLAKK. Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Youngmin.
“dasar namja kurang ajar!” bentak seorang wanita saat melihat Youngmin sedang memeluk seorang yeoja lain.
“kuperingatkan padamu, JO YOUNGMIN. Kau akan sangat menyesal melakukan ini padaku, jebal!” ancam yeoja itu geram.
“Krystal noona, kau benar – benar mengancamku, begitu? Haha sangat menakutkan,” ledek Youngmin lalu tersenyum sinis.
“KURANG AJAR KAU!” bentak Krystal. Tangan Krystal hampir mendarat lagi dipipi Youngmin, tapi Youngmin langsung memegang keras tangan kecil itu.
“aaa sakit! Lepaskan!” rintih Krystal.
“dengarlah noona, aku bisa melakukan hal yang lebih menyakitkan dari yang kau bayangkan. Jadi sebelum aku melakukan itu, pergilah yang jauh dan jangan temui aku,” ancam Youngmin lalu melepaskan genggaman kerasnya pada tangan Krystal.
“baiklah jika itu yang kau inginkan,” ucap Krystal lalu tersenyum sinis.

Setelah Krystal pergi yeoja yang tak lain dan tak bukan adalah Sulli berdiri dengan raut wajahnya yang gelisah.
“gomawo Suzy-ah, biar aku mengantarmu pulang,” ucap Youngmin. Reflex Sulli langsung menatap wajah Youngmin.
“aku Sulli,” kata Sulli.
“ah mianhae, baiklah Sulli ayo aku antar kau pulang,” ralat Youngmin.
“tak usah! Aku bisa menyuruh Donghyun oppa untuk menjemputku, lebih baik kau segera temui Suzy dan minta maaf padanya,” ujar Sulli dengan raut wajahnya yang terlihat kesal.
Youngmin pun mulai menyalakan motornya dan melaju cepat meninggalkan tempat itu.
“JO YOUNGMIN!!” teriak beberapa namja dengan wajah sangar sambil menyusul Youngmin.
Youngmin menoleh sebentar lalu melajukan motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi lagi, hingga Youngmin membawa namja – namja itu ke pesisisan Seoul dan mereka berhenti dipinggir pantai dengan ombak yang kecil.
“waekeurae?” tanya Youngmin dengan nada menantang.
“haha masih berani kau seperti itu?” ancam seorang namja dengan topeng diwajahnya itu.
“pengecut kau, buka topengmu lalu lawan aku kalau bisa,” tantang Youngmin.
“hajar dia!” suruh namja itu pada anak buahnya.
Otomatis 8 namja dengan otot yang besar menyerbu Youngmin. Awal – awalnya Youngmin masih bisa mengatasi para namja itu, tapi tetap saja 8 namja dengan otot dan tenaga yang besar melawan satu orang remaja seperti Youngmin.
Dalam waktu 15 menit Youngmin habis dipukuli oleh para namja – namja itu.
“bagaimana rasanya Jo Youngmin? Sakit bukan?” tanya namja bertopeng itu.
“sekarang kalian bawa dia kekuburan dekat sini! Aku yakin tak akan ada yang bisa menemukannya,” suruh namja bertopeng itu.
“baik!”
***

Para namja itu langsung melempar Youngmin ke salah satu kuburan disana. Youngmin tergeletak lemah tak sadarkan diri dengan darah yang berlumuran diwajahnya.
Namja itu membuka topengnya lalu memakai kacamatanya. “nan, Minwoo imnida. Nan, namja yang kau pukuli sampai aku tak berdaya begitu lama! Nan, yang akan membuatmu terus menderita sampai hutangmu terbayarkan!” bisik Minwoo ditelinga Youngmin, lalu Minwoo melemparkan satu tonjokan lagi diperut Youngmin hingga darah keluar dari mulut Youngmin.

To Be Continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar