PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Senin, 16 April 2012

FF | Like it.. | OneShot


Title                  :           Like It …


Autor               :           Tias Dwi Tirta


Genre               :           Romance, a little bit Angst


Rating               :           T


Cast                 :           No MinWo

                                    Park TeRa (Oc)


Disclaimer        :           I don’t own all character here. MinWo is belong to Boyfriend and dia  punya tuhan dan ortunya.



Ini ff gaje yang sangat sangat membosankan dengan berbagai kekurangan mulai dr typo hingga diksi yang aneh. Diharap persiapkan mental bila mau membaca ff ini,mengingat autor abal amatiran ini juga bingung.



Jangan lupa siapkan kantung muntah bila bersedia membacanya J



Park TeRa POV



Aku hanya mampu menggenggam tanganmu erat, berharap engkau tak akan pergi. Tetes demi tetes air matapun telah pergi dari peraduan. Merasakan detak nadimu, menghitung waktu. Dalam sunyinya malam heningnya keadaan kembali mencengkram kenangan yang mulai terlupakan. Dirimu yang kutakut akan pergi.


“Kisah kita  tidak memiliki batasan waktu”


Engkau mengatakannya sembari menggenggam tanganku hangat dimalam penuh bintang itu. Masih ingatkah engkau dengan kalimat itu. Lalu bangai mana saat engkau menunjukan semangi berdaun empat kehadapanku.


 “Aku akan menjadi seorang dokter dan akan menikah denganmu”


Tidak dapat kupungkiri waktu itu wajahku pasti semerang tomat dan kau hanya tersenyum lalu memegang tengkukku dan kemudiam mengecup bibirku. Aku senang namum terlalu malu untuk untuk mengakuinya. Tapi mengapa engkau sekarang hanya berdiam disini memejamkan matamu, membiarkan aku sendiri.

Apa kau tidak ingin melindungiku lagi seperti dulu?

            Berkelali dengan anak anak yang menggangguku bahkan kau sampai harus dirawat dirumah sakit. Ketika mengingat semua peristiwa itu satu persatu. Aku seolah mengerti sesuatu. Aku tak ingin kehilanganmu.

Meski kata-katamu yang semakin memudar berada disisiku. Aku akan menjaga cinta ini di dalam hatiku. Selamanya. No MinWo.

Setiap peristiwa satu persatu memang menghampiri, namun akankah terulang lagi?

 Dimalam ketika aku tidak dapat menemukan jawaban pertanyaanmu, engkau justru memberiku setetes kehangatan. Tatap matamu yang membiusku dimalam itu. Kurasakan harum pelukmu di pelupuk hati. Peluk tubuhmu yang terangiku dimalam malam gelap. Namun, taukah kau. Hatiku masih menginginkan manisnya cintamu. Seperti tatapan matamu yang membungkam mulutku menjadi lemah tak berdaya .Kau bahkan tikam aku dengan cintamu. Dan harusku akui rasanya manis sekali.

Meski begitu kerinduanku hanyalah untuk sesuatu yang begitu jauh, atau bahkan mustahil, hanya waktu yang tau jawabannya. Waktu memang terus berjalan namun aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku disisimu. Dan mengulang kisah kisah kita,dulu.


Aku menggenggam kedua tanganmu.  Aku ingin melindungi tangan ini agar tidak terpisah. Meski. Apa yang ingin ku katakan tidak terungkap dalam kata-kata. Aku mencintaimu.



No MinWo POV



[No MinWo’s dream]


Aku melihat seorang anak laki laki kecil yang sepertinya tak asing sedang mencari sesuatu diantara rerumputan. Apa yang sebenarnya dicari anak itu, entah mengapa aku penasaran dibuatnya. Tapi kenapa tubuhku seolah tak merespon rasa penasaranku untuk mendekat.

Hingga kulihat seorang gadis kecil datang menghampirinya. Sebenarnya siapa mereka berdua, mengapa terlihat sangat tak asing .Mereka berdua mulai bercakap-cakap, ekspresi gadis kecil itu masih terlihat ceria namun sang anak laki-laki sudah berwajah cemberut. Namun sesaat kemudian gadis kecil itu ikut mencari dan segaris senyum terukir diwajah sang anak laki laki dengan indah.

Anak laki laki itu menunjukan sesuatu pada sang gadis sambil berucap sesuatu, wajah gadis kecil itu pun memerah.

“Apa itu pernyataan cinta?” tanyaku pada diri sendiri.

Mungkin iya karena anak laki-laki itu segera meraih tengkuk si gadis dan mengecup bibirnya.

“Aku akan menjadi seorang dokter dan akan menikah denganmu”

Akhh, suara itu? bukankah itu suaraku? dan apakah yang aku lihat sekarang ini..



Aku terbangun dari mimpiku dengan nafas yang masih memburu. Dan TeRa masih setia menggenggam tanganku. Ada apa ini sebenarnya, apakah semangi berdaun empat bahkan sudah tau kalo waktuku akan abis namun haruskah aku meninggalkanmu TeRa.
Bau embun dipagi buta, benar aku bisa mencium baunya. Namun detik demi detik terus berlalu, inikah saat aku pergi. TeRa, maafkanlah oppa babomu ini, oppa tak bisa menepati janji oppa. Jangankah menikah denganmu entah sampai kapan oppa masih bisa menggenggam tanganmu dan mengelus kepalamu. Maafkanlah oppa.

Aku tau kau bukanlah yeoja yang mudah mencintai ataupun mengaku kau jatuh cinta. Tapi aku yakin kau dan aku, kita saling mencintai. Senandung dan doa yang terucap memang selalu untukmu. Tiada dusta dalam hatiku. Karena, aku memang mencintaimu sampai menutup mata. Yah, sampai menutup mata.

Park TeRa POV

Hari ini oppa sudah lebih membaik bahkan dia mengajakku jalan jalan, memang hanya dihalaman rumah sakit tapi aku senang bisa memandang senyumannya. Namun sayang, Waktu yang ku habiskan bersamamu begitu mengejutkan. Terasa sangat singkat. Bahkan ketika aku menyadarinya,sang surya sudah siap kembali keperaduannyan.

“Oppa”

“ehm”

Kata kata yang ku sembunyikan dalam rasa maluku. Hingga saat mata kita kembali bertemu.

“Aku menyayangimu”

“nado, aku juga menyayanyinu jagi”

Setiap detik, setiap menit, setiap waktu. Mesti tak pernah aku ungkapkan dalam kata kata, kau adalah orang yang istimewa untukku. Jika ada  harapan bodoh yang bisa menjadi nyata, Tuhan tolong kau hentikan waktu ini, waktu yang hanya milik kami berdua.

 Setiap detik, setiap menit, setiap waktu. Bilamana ini memang kehangatan cinta. Tak akan ada aksara atau kata yang dapat mengungkapkannya bukan? melainkan suara hati. Tak peduli seberapa bodoh permintaan itu, Aku terus memikirkan tentang hal itu. Setengah dari diriku merasa cemas. Dan setengahnya lagi tengah berharap. Karena akan ku tunjukkan kepadamu secara jujur mulai dari sekarang. Tuhan, tolong hentikan waktu ketika waktu mulai bergerak.


No MinWo POV


            Kini aku berjalan disampingmu, menunggu saat untuk mengatakan terima kasih. Sementara kau memeluk erat lengan kiriku manja seolah tak ingin kehilanganku. Dan semoga memang begitu.

            Dan kau bercerita tentang segala yang terjadi selama aku dirumah sakit. Melihat tawamu memang sangat menyenahkan. Aku hanya ingin tertawa bersamamu selamanya, namun mungkinkah?

            Aku mulai berjalan lebih lambat sekarang untuk menikmati keadaan ini. Hidup untuk seseorang. Menerima cinta dari seseorang. Itulah anganku dimana kita berdua mungkin akan jadi “satu”. Dan memungkinkan bagi kita untuk saling berbagi suka atau duka?.

            Bersamamu denganmu, aku menemukan indahnya mencintai satu sama lain. Bahkan hal yang biasapun bisa menjadi luar biasa bila bersamamu. TeRa lihatlah kepadaku. Andai saja kita bisa mengungkapkan segala hal hanya dengan saling memandang.

            “Oppa”

 “ehm”

“Aku menyayangimu”

Terima kasih karena telah menyayanyiku selama ini.

“nado, aku juga menyayangimu jagi”


            Kutatap perlahan mata coklatmu itu dan memelukmu. Terima kasih.


Normal POV

            Malam telah menjemput pagi. Hari ini seharusnya adalah hari dimana No MinWo , salah satu pasien di Seoul Internasional Hospital *ngarang* menjalani operasi transplarasi jantung. Namun sayang, Sepertinya Tuhan berkehendak lain. Pagi tadi tepannya pukul 03:29 am pagi, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

            Terdengar isak tangis yang mewarnai acara kremasi pagi itu. Didalam mobil salah satu pelayat. Terlihat seorang yeoja yang terus menangis sambil menatap secari kertas peninggalan No MinWo , namjachingunya.

            Yeoja yang tidak lain adalah TeRa, Park TeRa itupun masih terlihat sangat terpukul atas kepergian sang kekasih. Matanyapun masih memandang kertas itu seolah tak percaya. Benarkah namjachingunya itu bahkan tau bila hidupnya sudah tak lama lagi? Tapi mengapa ia masih sempat mengajaknya jalan jalan?




            To      : TeRa & semuanya


TeRa. Maafkanlah oppa babomu ini karena tak dapat menemanimu lagi. Padahal oppa belum bisa menepati janji oppa tapi oppa justru harus pergi lebih dulu.Kau pernah bilangkan, Setiap orang punya wajah dan suara bahagia, dan Hiduppun berlalu sadar atau tidak. Karena itu untuk kalian semua yang aku cinta serutama kau TeRa, Hiduplah dengan baik. Temukanlah cintamu yang sebenarnya. Aku menyayangimu selamanya.

~ MinWo ~



TeRa semakin tak dapat menghentikan isak tangisnya. Meski matanya telah sembab namun dia masih merasa berat untuk tidak menangis apalagi merelakan kepergian MinWo.


[Gereja, 11:47 pm]

            Bukannya menyambut tahun baru seperti sebagian besar masyarakat didunia. Seorang Yeoja manis sedang berjalan menuju altar mengenakan gaun pengantin serta membawa guji yang berisi abu namjachingunya. Yeoja itu, Park TeRa berjalan dengan anggun menuju altar. Sementara pada hadirin sudah tak dapat membendung air matanya lagi.

            Begitu pula dengan Nyonya No, ibunda No MinWo . Awalnya dia memang tak mengijinkan TeRa melakukan permintaan bodohnya ini. Namun bagai manapun TeRalah yang selama ini menemani setiap langkakah putranya. Bahkan membuat  MinWo masih sempat merasakan cinta diakhir hidupnya.



Park TeRa POV



Jika kita terpisah, kan ku satukan kita berdua lagi
Kau adalah orang yang istimewa bagiku

Percaya, bahkan bila waktu tak bisa dihentikan
Jika ini takdir, kita akan selalu bertemu, kan?

Jika ini takdir, kita akan saling bertemu, kan? :)

Aku akan menjaga cinta ini di dalam hatiku



THE END






Gaje banget, gak ada bener benernya. Untuk yang telah bersedia baca TERIMA KASIH. Dan dimohon kesediaannya untuk RCL




PLEASE




LIKE + COMEN



Thank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar