PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 15 April 2012

FF | A Reason Why I Love You | Chapter 1


Title                             : A Reason Why I Love You [Part I]
Author                         : Siska Sri Wulandari
Cast                            : No Minwoo [Boyfriend]
                                   : Shin Ri Young
                                   : Junhyung [Beast]
                                   : Gong Chan [B1A4]
                                   : Kim Hye Ri
Special Appearance       : Choi Minho [Shinee]
Genre                          : Sad, Romance, Twoshoot
---


“Kehilangan, aku sudah jera untuk merasakannya, maka tidak akan pernah kulepaskan cinta yang telah tumbuh di dalam hatiku.”

*Minwoo POV*
“Sudah kubilang, berhenti memberiku hadiah-hadiah semacam ini!” teriakku pada seorang gadis manis di depanku.

“Tapi ini sebagai bukti cintaku padamu oppa.” Gadis itu menyodor-nyodorkan dengan paksa hadiahnya.

“Kau tidak perlu membuktikan apa-apa padaku! Dan jangan panggil aku oppa! Kita ini seumuran, jangan membuatku seolah-olah aku ini lebih tua!” bentakku lagi sambil mendorongnya pelan agar memberiku celah untuk bisa keluar dari hadangannya. Setelah berhasil lepas dari hadangan gadis gila itu aku segera berlari sekencang mungkin. Aku bisa gila jika terus berhadapan dengan gadis seperti dia.

*END POV*

*Ri Young POV*
Aku tidak peduli jika kau menganggapku tidak waras atau semacamnya. Aku hanya ingin tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya dalam hidupku. Aku tidak akan pernah merelakan cintaku pergi lagi, tidak akan. Akan kupertahankan seseorang yang begitu kucintai hingga waktuku di sini habis.
*END POV*

***

*Minwoo POV*

“Dikejar-kejar oleh Ri Young lagi?” Gong Chan sahabatku menghampiriku yang sedang berjongkok di depan perpustakaan.

“Hah, hah, hah, menurutmu karena apa lagi aku bisa seperti ini?” Jawabku sambil terengah-engah dan mengacak-acak rambutku yang sudah dibasahi oleh keringat dengan penuh frustasi.

“Makanya, jangan memberinya harapan.”

“Mwoo? Apa kau buta? Pernahkah aku terlihat memberi harapan padanya? Melihat tatapannya saja setiap kali melihatku sudah membuat bulu kudukku berdiri!”

“Daripada kau dihantuinya terus, sebaiknya kau tolak dia secara baik-baik." Saran Gong Chan.

“Ahh, belum sempat aku menjelaskan apa-apa padanya pasti dia sudah menerkamku.” Dia itu sangat berbahaya. Kau saja yang melakukannya untukku.” Tolakku sambil berdiri dan menarik rambut Gong Chan pelan karena sedikit kesal dengan usulannya yang gila itu sedangkan Gong chan hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

*END POV*

***

*Ri Young POV*

“youngi ahh, kelakuanmu itu membuat Minwoo takut tahu.” Hye Ri menyenggolku yang sedang berfokus pada antrian di depanku.

“Takut...? Emmb, harusnya dia senang ada seorang gadis yang begitu mencintainya.”

“Tapi caramu itu salah.”

“jadi, bagaimana cara yang benar?” Tanyaku nyolot. “Apa aku harus menunggu ada suatu keajaiban dia juga akan mencintaiku tanpa aku yang memaksanya untuk mencintaiku terlebih dahulu? Minwoo itu tipe laki-laki pasif, kalau bukan aku yang memulai maka dia tidak akan bereaksi.” Sambungku lagi.

“Tapi, dia bukan tipe laki-laki yang suka diperlakukan seperti itu oleh wanita.”

“Kau ini sebenarnya berpihak pada siapa sih Hye Ri?”

“Ya, Ya, lakukanlah sesuka hatimu Shin Ri Young. Aku hanya mengingatkan saja. Jangan sampai karena tingkah lakumu itu membuatmu dalam masalah.”

“Tidak akan, sebelum masalah itu datang aku sudah pergi.”

“Pergi?”

“Anii, maksudku kau tenang saja, tidak akan ada masalah.” Jawabku sambil membayar belanjaanku di kasir.

***

“Kalau kau memberi tahuku lebih awal pasti semuanya berakhir bahagia. Tidak akan ada yang tersakiti”

***

“Butuh waktu yang lama untuk melupakanmu. Tapi sampai sekarang rasa takut itu tidak pernah hilang. Sejak kau memberi tahuku sakitnya kehilangan aku benar-benar takut untuk merasakannya. Kau yang membuatku seperti ini. Menjadi seorang gadis agresif yang tak akan pernah mau melepaskan cinta.” Ri Young melemparkan beberapa kerikil ke kolam ikan di taman kampusnya.

“Hey, itu Ri Young kan? Tumben hari ini dia belum menghantuimu.” Gong Chan berbisik kepada Minwoo yang takut keberadaan mereka diketahui oleh Ri Young.

“Syukurlah, semoga dia sudah taubat.” Jawab Minwoo sambil mengelus-elus dadanya.

“Tapi, justru itu yang mencurigakan.” Gong Chan memasang tampang berpikir.

“Eh, maksudmu?”

“Tidakkah aneh dia bersikap seperti itu. Jangan-jangan dia sedang sakit.”

“Kalau keanehannya itu membuat hidupku tenang justru itu bagus. Kau mengkhawatirkannya? Eoh?” tanya Minwoo menyelidik.

“Ani, ani kau tidak usah cemburu karena aku berkata seperti itu. Aku tidak akan merebut Ri Young darimu. Bagaimana pun dia juga temanku sudah sepantasnya aku mengkhawatirkan kondisinya.” Gong Chan menjawab dengan nada mengejek.

“kau!” Minwoo menjitak kepala Gong Chan.”

***

“Nona, waktu Anda hanya tinggal satu bulan lagi.” Sahut Kim Ahjussi sambil menuangkan tehnya.

“Ne, aku pastikan dalam sebulan urusanku akan selesai.”

***

“Minwoo...” teriak Hye Ri sambil melambai-lambaikan tangannya.

Minwoo menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang siapa yang memanggilnya. Segera Ia melanjutkan langkahnya bahkan mempercepatnya setelah mengetahui siapa yang memanggilnnya.

“Greeb.” Hye Ri menahan lengan Minwoo.

“Aku datang kemari atas inisiatif sendiri bukan atas perintah Ri Young.”

“Jeongmal?” jawab Minwoo dengan nada tidak percaya.

“Kau bisa pastikan setelah mendengar apa yang akan aku katakan padamu.”

“Ne, aku beri kau waktu lima menit.”

“Pernahkah kau berpikir seorang Shin Ri Young bisa mencintai laki-laki biasa sepertimu? Dengan apa yang ada pada dirinya bahkan tidak mustahil baginya untuk bisa memikat artis sekali pun.”

“Perlukah aku memikirkannya?” jawab Minwo ketus.

“Setelah kau tahu jawabannya, baru kau pantas untuk menilai Ri Young.” Sambung Hye Ri sambil melihat jam tangannya. Hanya dua menit. Tiga menit selanjutnya aku kembalikan padamu.

Minwoo hanya tercengang. “Apa semua orang kaya selalu menyebalkan seperti itu.” Gerutu Minwoo.

***

*Minwoo POV*

Mungkin ada baiknya kalau aku mulai mencari tahu alasan Ri Young begitu tergila-gila padaku. Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan Hye Ri sore tadi ada benarnya juga. Aku akui dengan sedikit mengeyampingkan kegilaannya dia memang manis. Sangat manis malah. Ketika diam dia terlihat begitu misterius dan angkuh tetapi setelah tersenyum dia terlihat begitu luar biasa. Tubuhnya langsing dengan kaki yang jenjang dan termasuk deretan gadis MOST WANTED di Kampus. Dia juga berasal dari keluarga yang kaya. Ayahnya pemilik lima perusahaan berskala Internasional di Korea. Mungkin hanya dengan senyumnya dia bisa memikat laki-laki manapun. Dan aku? Aku hanya laki-laki biasa. Tampang biasa-biasa saja. Latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja dan semua yang biasa-biasa saja. Bagaimana bisa seorang yang biasa-biasa saja seperti aku dicintai oleh gadis luar biasa seperti dia. Kenapa aku baru menyadari kalau aku butuh alasan untuk bisa menjadi orang yang dicintainya.
*END POV*

***

“Ayo kita berkencan No Minwoo!”

Minwoo tersedak saat mendengar namanya disebut dengan menggunakan mike.

“Arggh, pasti itu kerjaan gadis gila itu!” Minwoo meletakkan uangnya di atas meja dan segera meninggalkan kantin dan menuju ke sumber suara.

Sesampainya di podium tempat Ri Young berdiri dari kejauhan Minwoo berteriak.

“Tidakkah kau sadar kalau saat ini kau sedang mempermalukan dirimu sendiri Shin Ri Young?”

“cinta tidak mengenal rasa malu.” Jawab Ri Young masih dengan menggunakan mike.

“Aku tidak yakin kau mencintaiku.”

“Apa yang harus aku lakukan untuk meyakinkanmu?”

“Kau hanya ingin mempermainkanku saja kan?”

“Untuk alasan apa aku mempermainkanmu?”

“Harusnya aku yang bertanya, untuk alasan apa kau mencintaiku? Kau terlalu luar biasa untuk laki-laki biasa seperti aku.”

“Kau pikir karena fisik dan harta aku mencintaimu?”

“Molla.”

“Kalau kau memang tidak mau dicintai olehku kenapa kau bersikap seperti itu padaku. Karena caramu memperlakukanku sama dengan caranya memperlakukanku. Aku ingin kau memperlakukan aku seperti dulu lagi.” Akhirnya air mata itu tumpah juga. Air mata yang telah dijanjikannya tidak akan pernah dikeluarkannya lagi hanya karena cinta.

“Huu, Huu.” Orang-orang yang ada di sana menyoraki Minwoo karena telah membuat Ri Young menangis.

“Dasar besar kepala! Sudah bagus seorang Ri Young mau denganmu.” Teriak Wohyun yang juga menyukai Ri Young dan diikuti seruan oleh teman-temannya yang lain.

“Hentikan!” Seseorang mengambil alih mike Ri Young dan dengan sekali teriakannya mampu mendiamkan seantero orang di sana.

“Bubarlah, ini bukan sesuatu yang pantas untuk ditonton.” Sambungnya lagi.

“Gwenchana?” tanya laki-laki tersebut sambil menghapus air mata Ri Young.

Ri Young hanya mengangguk.

***

“Perlukah suatu alasan untuk mencintai seseorang? Kau mencintainya karena menemukan sosoknya di dalam dirinya. Tapi dia bukanlah dia. Kau tidak pernah mencintainya, kau hanya belum bisa melupakannya.” Junhyung mengelus-elus rambut Ri Young dengan penuh kasih sayang.

“Aku yakin aku mencintainya.”

“Kenapa kau tidak membuka hatimu untuk orang yang jelas-jelas mencintaimu.” Junhyung menyandarkan Ri Young ke pundaknya.

“Aku tidak memaksanya untuk menjadi namjachinguku. Aku hanya ingin dia belajar untuk mencintaiku. Jika dia tidak bisa juga mencintaiku maka aku akan melepaskannya. Selamanya.

“Salahkah aku yang terus menunggumu?” seru junhyung sambil meraih dagu Ri Young dan mencoba untuk menciumnya.

Dengan sigap Ri Young menepiskan tangan Junhyung. “Masalah itu, kau tanyakan sendiri pada hatimu sendiri. Masalah perasaan hanya diri kita yang tahu.” Kata Ri Young sambil menepuk-nepuk dadanya dan pergi meninggalkan Junhyung.

***

*Ri Young POV*
14 hari yang tersisa...
Tapi, kau tidak pernah menggunakan kesempatanmu untuk belajar mencintaiku. Namun, aku akan tetap berjuang sampai waktuku benar-benar habis. Jangan salahkan aku jika kau terlambat menyadari cintamu. Aku tidak akan pernah bisa menunggu lebih dari 14 hari. Jika tiba saatnya kau memang tidak bisa mencintaiku maka aku akan melupakanmu. Selamanya...
*END POV*

***

“Kau anak baru ya? Kenalkan aku No Minwoo”

“Shin Ri Young.” Jawab gadis tersebut datar.

“Kelas berapa?”

“1A.”

“Jeongmal? Berarti kita sekelas. Semoga kau mau berteman dengan orang miskin sepertiku.”

Tiba-tiba ekspresi Ri Young berubah. Wajahnya yang tadi datar berubah seperti mencari sesuatu dalam diri Minwoo.

***

*Minwoo POV*
“Aku ingin ke masa lalu, saat semuanya berjalan normal. Saat Ri Young masih menjadi gadis dingin yang begitu rapuh. Aku lebih suka dia yang seperti itu.”

“Kau yang membuatnya jadi seperti ini.”

“Mana aku tahu dia bisa jatuh cinta dengan caraku memperlakukannya.”

“Hmmb, Minwoo ahh, apa kau sama sekali tidak memiliki perasaan padanya? Bukankah dia sangat cantik dan tergolong gadis baik-baik.”

“Molla, aku takut padanya. Lagipula aku tidak suka dengan gadis yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu.”

“Coba aku yang dikejar-kejar oleh gadis sepertinya, pasti aku akan langsung mengajaknya menikah.”

“Pleetaak” tanpa aba-aba, Minwoo menghadiahi jitakan manis di kepala Gong Chan.”

“Appo! Kalau aku mati gara-gara kau terus-terusan menjitakiku maka aku akan menghantuimu selamanya.”ringis Gong Chan.

“Lakukanlah sesukamu.” Ejek Minwoo sambil berfokus lagi pada video gamenya.

*END POV*

            Jam menunjukkan pukul 8 malam. Minwoo sedang asyik mengutak-atik ponsel barunya. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan masuklah ibunya.

“Chagiya, ada seorang gadis yang mencarimu.”

“gadis?”

“Apa dia yeojachingumu? Bagaimana bisa kau mengenal gadis secantik dan semanis dia?” Ibu Minwoo mengusap-usap kepala Minwoo.

“Nuguya?”

“Anii, tadi umma lupa menanyakan namanya.”

“Arrasoo.” Jawab Minwoo sambil turun dari tempat tidurnya dan menuju ke ruang tamu.

“Ri Young?”

“Minwoo ah.”

“Apa?” tanya Minwoo ketus sambil memperhatikan Ri Young dari atas sampai bawah.

“Makan malamlah bersamaku.” Kata Ri Young sambil menggenggam tangan Minwoo.

“Kau sudah gila ya? Dimana-mana pasti selalu laki-laki yang yang mengajak makan malam.” Jawab Minwoo ketus.

“Ya sudah ajaklah aku malam ini juga.” Ri Young menatap Minwoo tajam.

“aish, urat malumu sudah putus ya!” Minwoo melepaskan genggaman Ri Young secara paksa.

“Kenapa kau tidak pernah memberikan kesempatan pada perasaanmu untuk mulai menerima keberadaanku. Segala sesuatu itu butuh suatu proses.”

“Anii, anii tidak perlu. Aku sudah paham akan perasaanku, aku sama sekali tidak men-cin-ta-i-mu!”

“Kau belum mencoba untuk bisa mengenalku.”

“Sudahlah, berhentilah bersikap konyol. Kau ini kan cantik, cari saja laki-laki lain.”

“Aku hanya mau kau!”

“Pulanglah.” Minwoo mendorong-dorong Ri Young pelan hingga menuju pintu keluar.

“Aku tunggu kau di restauran distrik K. Sampai kapan pun akan kutunggu kau.”

“Aku tidak akan datang.”

“tetap akan kutunggu!” Ri Young memaksa.

“Braaak” Minwoo langsung menutup pintu rumahnya dengan kasar.”

*Minwoo POV*
Aish, berdandan secantik itu dan mengajakku makan malam. Mungkin kalau dia sedikit waras aku mau saja menerimanya. Tapi, aku tidak bisa bayangkan kalau aku menjadi namjachingunya. Gadis agresif itu benar-benar mengerikan, aku sangat takut dengan gadis agresif. Akan menungguku katanya? Bukankah menunggu merupakan hal yang paling dibenci oleh para wanita? Aku yakin setelah merasa ngantuk sedikit dia pasti akan pulang.
*END POV*

***

“Status sosial yang membuatku takut mendekatimu. Terlambat. Aku sudah menjadi milik orang lain. Lupakanlah aku, temukan laki-laki lain yang mencintaimu dengan tulus.”
***
TBC...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar