PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Senin, 16 April 2012

FF | A Love to Kill | Chapter 1


Title : A Love To Kill
Author : admin yul yang selalu imut #plah
cast : lee hyuna, park min ah, all of member boyfriend.
Genre : horror. romance
Rating : semua umur mungkin.




Dendam yang terpendam, tak akan hilang sebelum terbalaskan.




“AAAAAAAAAAAAAAAAA.................................................” beberapa teriakan terdengar dari dalam sebuah ruangan yang berasal dari beberapa orang siswa. Mereka kini berhamburan keluar dengan nafas yang terengah-engah. Sedangkan di pintu lain, ada beberapa siswa lain yang mencoba masuk ke dalam sambil menyerahkan sebuah karcis.

Hari ini adalah hari perayaan pentas seni Starship High School. Berbagai macam acara, bazaar, dan penampilan-penampilan  kreasi dari setiap siswa mereka tunjukkan hari ini. Salah satunya adalah kelas 1-10. Mereka bersepakat untuk membuat sebuah rumah hantu di kelas mereka yang ternyata menarik banyak minat dari siswa-siswa sekolah itu.

Minwoo menutup pintu kelas karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mereka membereskan kembali kelas mereka dan satu per satu dari mereka pulang. Kini hanya tersisa Minwoo dan si kembar Youngmin dan Kwangmin. Mereka adalah anggota kelas yang paling aktif.

Tok..tok..tok..

Minwoo menoleh kearah pintu. Siapa yang datang? Pikirnya.

“katakan saja kalau rumah hantunya sudah tutup!” kata youngmin sambil membereskan beberapa kursi dan ornamen-ornamen hantu.

“tapi kan.. sudah tidak ada siapa-siapa lagi di sekolah ini kecuali kita..” minwoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“ayolah minwoo~” tambah kwangmin. Dia yang mendapat tugas untuk menyapu ruangan. Minwoo terdiam sejenak dan langsung berjalan menuju pintu. Saat dia membukanya, tidak ada siapapun di luar sana.

Minwoo berjalan keluar dan menoleh kesana kemari, tapi dia tak mendapatkan seorangpun disana. Dia kemudian berjalan kembali ke dalam kelas. Bulu kuduknya sedikit merinding.

“tidak ada siapapun di...”

Tok...tok..tok..

Minwoo menghentikan langkahnya. Mulutnya sedikit menganga. Tapi dia masih penasaran dengan orang yang mengetuk pintu kelasnya itu. dia kembali berjalan menuju pintu dengan langkah yang lebih pelan. Tangannya sedikit gemetaran dan mulai meraih gagang pintu lalu membukanya perlahan.

“chagiyaaaa~.....” teriak seorang yeoja yang langsung memeluk minwoo. Minwoo terkejut. yeoja itu melepaskan pelukannya dan menatap minwoo.

“aku tau kau belum pulang.. makanya aku kesini~ boleh aku masuk?” tanya yeoja itu.

“ahh.. min ah... kukira kau siapa...ayo masuk!!” minwoo tersenyum sambil menarik tangan min ah.

“kajja hyuna!!!” seru min ah kepada yeoja lain yang daritadi berdiri di belakangnya.

Hyuna POV.

Aku hanya bisa terdiam dan menuruti apa yang dikatakan sahabatku itu. dia mengajakku kesini pasti karena sengaja ingin mengumbar kemesraannya dengan minwoo. Padahal dia sendiri juga tau kalau aku juga menyukai minwoo.

“jadi yang sebelumnya mengetuk pintu pun itu kau ya?” tanya minwoo sambil menoleh kearah min ah.

“eh.. aku sebelumnya tidak...”

Bruk...

Tiba-tiba pintu kelas ini tertutup sendiri. Entahlah mungkin karena angin. Tapi aku bisa melihat wajah minwoo menjadi sedikit pucat. Ada apa dengannya?

“oya.. aku membawakan makanan untuk kalian semua!” teriak min ah dan berhasil membuat si kembar menoleh kearah kami.

“berikan tas plastik itu,,” gumam min ah sambil merebut tas plastik berisi makanan di tanganku kemudian meletakkannya di sebuah meja. Hey, bukankah itu makanan yang kubeli. Sejak kapan itu menjadi miliknya. Aish... dia memang orang yang licik.

“gomawo min ah~” ucap minwoo dengan sebuah senyum yang manis. Mengapa kau hanya bisa tersenyum kepada min ah? Padahal semua yang min ah lakukan itu adalah aku yang melakukannya.

“wahhh.. kebetulan sekali! Aku lapar!” seru youngmin sambil duduk di depan meja.

“oya, jeongmin hyung dan hyunseong hyun juga mau kesini.. katanya mereka mau mengambil kostum yang kita pinjam!” kwangmin memasukkan handphonenya ke dalam saku dan ikut duduk bersama kami.

“chagi... buka mulutmu! Aaa.....” min ah menyodorkan sesuap makanan kemulut minwoo di hadapanku. Mengapa perasaan ini terasa begitu sakit?

“min ah... mungkin sebaiknya aku pulang duluan!” gumamku. Aku memang jarang berbicara kepada siapapun.

“ani~ kau harus ikut makan bersama kita!” min ah menarik tanganku agar aku terus duduk disana. Aku menghela nafas dan akhirnya menurut.

“annyeong~” seru beberapa orang yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan.

“hyung~ sini! Kita makan dulu~ kostumnya sudah aku bereskan kok!” seru kwangmin kepada orang-orang itu.

“wah... sepertinya enak! Kalian belum mau pulang?” seru salah seorang dari mereka yang memiliki rambut sedikit ikal.

“ne...” jawab minwoo.

“kalau begitu... bagaimana kalau kita bermain sesuatu?”  ajak yang satunya.

“boleh juga..” kali ini min ah yang menjawab dengan semangat. Kedua orang itu kemudian menarik kursi dan ikut duduk bersama kami mengitari meja. Namja berambut ikal itu duduk di antara aku dan min ah sambil tersenyum kearahku.

“kau... lee hyuna?” tanyanya. Aku mengangguk pelan. Darimana dia tau namaku?

“namaku lee jeongmin... bangapta~” tambahnya.

“kita mau main apa hyunseong hyung?” tanya youngmin kearah namja bernama hyunseong itu.

“umm... kalian pernah dengar sejarah kelas ini?” dia bertanya balik. Kami semua menggeleng.

“hyunseong..kau yakin akan menceritakannya?” tanya jeongmin.

“nae... ini asik loh.. haha..” hyunseong tertawa kecil.

“memangnya ada apa dengan kelas ini?” tanya minwoo dengan wajah penasaran.

“baiklah.. aku akan bercerita jadi kalian dengarkan dengan baik ya!” hyunseong menarik nafas sejenak sebelum dia melanjutkan ceritanya.

“dulu.. disini pernah terjadi pembunuhan sepasang kekasih, dan orang yang membunuhnya pun bunuh diri... setelah itu kelas pun ditutup! Tapi untuk angkatan kalian, sekolah ini kekurangan kelas dan terpaksa membuka kembali kelas ini!!!”

“chagi aku takut~” min ah langsung memeluk minwoo. Aku semakin tidak nyaman berada disini.

“aku tau cara memanggil arwahnya bagaimana...” seru hyunseong.

“kau yakin?” tanya jeongmin yang langsung mendapat anggukan dari si kembar dan minwoo.

“DATANGLAH!!!!! KAU YANG PUNYA DENDAM! BEBASKAN JIWAMU!” teriak hyunseong. Semua terdiam. Suasana semakin sepi. Tak ada apapun yang datang. Min ah mempererat pelukannya dan minwoo pun mengusap kepalanya. Aku sudah tidak betah.

“aku mau ke toilet dulu!” seruku sambil beranjak dari kursiku dan berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba kepalaku terasa sangat berat.

Author POV.

“DATANGLAH!!!!! KAU YANG PUNYA DENDAM! BEBASKAN JIWAMU!” teriak hyunseong. Semua terdiam. Suasana semakin sepi. Tak ada apapun yang datang.

Hyuna merasa tidak nyaman dengan sikap min ah yang sengaja mendekati minwoo di hadapannya. Dia ingin segera pergi dari tempat itu sebelum hatinya lebih terluka.

“aku mau ke toilet dulu!” seru hyuna sambil beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu keluar.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.................................................”  sebuah teriakan melengking keluar dari mulut hyuna. Semua orang disana terkejut dan langsung terbangun dari kursi mereka.

Tubuh hyuna bergetar hebat tapi kakinya masih kuat menopang tubuhnya. Kwangmin, youngmin, jeongmin, dan hyunseong langsung meraih tubuh hyuna. Mereka memegang hyuna dengan kuat. Teriakan hyuna sedikit bergetar dan matanya berwarna putih bersih. Tenaganya lebih kuat dari yang sewajarnya, sampai keempat namja itu masih bersusah payah.

Min ah semakin memeluk minwoo dengan erat. Minwoo merasakan merinding di tengkuknya.

“hyuna... sadarlah! Hey.. bangun!” teriak youngmin.

“ini bukan dia..” gumam jeongmin.

“LEPASKAN!!!!” hyuna mengibaskan keempat namja itu hingga mereka tersungkur ke lantai. Dia pun berbalik menatap minwoo dan min ah.

“aku bebas..” bisik hyuna. Suara bisikannya terasa begitu dingin di telinga setiap orang dan menusuk ke jantung.

Bruk..

Mata hyuna kembali seperti semula dan dia terjatuh begitu saja ke lantai dan tidak sadarkan diri.

“hyuna bangun!” kwangmin memukul-mukul pipi hyuna, namun dia masih tetap terpejam.

“sebaiknya kita pulang..” ajak jeongmin. Yang lain menjawab dengan anggukan.

--

Hyuna POV.

Sudah beberapa hari ini aku tidak sekolah semenjak kejadian hari itu. aku hanya bisa berbaring di rumahku dan menatap diriku di cermin. Wajahku ini sedikit lebih pucat dari biasanya dan ada sesuatu yang timbul di permukaan kulitku. Ada sebuah garis berwarna biru lebam melingkar di pergelangan tanganku dan juga leherku. Aku menyadari hal itu saat aku terbangun dan mendapati diriku sudah sampai dirumah.

Sejak hari itu, hanya jeongmin yang selalu menjengukku. tapi aku tak ingin bertemu dengannya. Yang ingin kutemui adalah minwoo, namun sayangnya dia bahkan tidak ingat kepadaku. min ah pasti sedang bersenang-senang dengannya di sekolah.

Tok..tok..tok...

“hyuna... teman-temanmu datang menjenguk!” teriak umma dari luar kamarku. Aku segera merapikan pakaianku untuk menutupi tanda-tanda aneh yang terukir di tubuhku itu.

“jeongmin?” tanyaku.

“aku juga datang~” seru suara seseorang. Ah.. aku kenal suaranya. Itu suara minwoo.

“nae.. masuk saja...”

Cklek..

Salah seseorang dari mereka membuka pintu. Kulihat minwoo dan yang lainnya mulai masuk satu persatu, termasuk min ah. Mengapa harus ada gadis itu? aish...

“kami menghawatirkan keadaanmu... kau masih sakit?” tanya minwoo. Terlihat ada sedikit kekhawatiran di matanya. Tapi hanya sedikit.

“aku tidak apa-apa...” jawabku singkat.

“kami doakan agar kau cepat sembuh.. kelas kesepian tanpamu!” seru kwangmin yang langsung saling pandang dengan youngmin.

“nae... gomawo!”

“tapi kalau kau... merasa masih sakit, istirahat sajalah dulu..” min ah tiba-tiba bersuara. Aku tau maksud perkataannya itu, dia menginginkan aku untuk terus terbaring seperti ini. Agar aku tidak bisa bertemu minwoo.

“aku...ingin berbicara berdua denganmu, min ah..”

“biar aku disini juga..” seru minwoo.

“tidak! Biarkan mereka berdua bicara..” jeongmin langsung menarik minwoo dan yang lainnya keluar ruangan.
Min Ah POV.

“aku...ingin berbicara berdua denganmu, min ah..” hyuna menatapku. Apa yang ingin dia bicarakan?

“biar aku disini juga..” seru minwoo. Aku harap juga begitu. Tetaplah disini.

“tidak! Biarkan mereka berdua bicara..” jeongmin langsung menarik minwoo dan yang lainnya keluar ruangan. Aish.. apa-apaan orang itu. aku mendudukkan diriku di samping hyuna yang juga terduduk.

“kau adalah sahabatku...” ucapnya perlahan.

“kau juga tau seperti apa perasaanku kepada minwoo...” tambahnya. Aku mengangkat wajahku dan menatapnya. Bola matanya memutih dan hanya tinggal setitik kecil berwarna hitam di tengahnya. Hal itu sangat menyeramkan.

“kau mengerti kan min ah...” dia mendekatkan wajahnya. Tiba-tiba keluar darah dari matanya dan kulit wajahnya mengelupas begitu saja memperlihatkan daging wajahnya yang berwarna merah darah.

Tubuhku bergetar dan aku tak dapat berkata apa-apa. Ada apa ini? Mengapa hyuna jadi seperti itu?

KAU HARUS MEMBAYAR SEMUA ITU~” tangannya yang berubah keriput mulai mengarah ke leherku. Bola matanya mencuat keluar. Aku harus bagaimana?

“AAAAAAAAAA...............”

“min ah... MIN AH!!!!” teriak seseorang di depanku. Aku tersadar dan kurasakan keringat mengalir begitu deras di seluruh tubuhku.

“gwaenchanayo?” tanyanya. Dia hyuna. Sosoknya masih seperti biasa. Lalu yang tadi apa? Apakah itu hanya imajinasiku? Imajinasi yang sangat menyeramkan.

“ah.. ne.. aku baik-baik saja! Sepertinya aku perlu ke kamar mandi..” ucapku sambil beranjak dari tempat tidur hyuna.

Aku berjalan kesebuah ruangan lain di dalam kamar itu dan langsung bercermin sambil mengusap semua keringatku dengan sebuah sapu tangan. Tiba-tiba kulihat sebuah bekas berwarna kemerah-merahan di leherku. Tanda itu berbentuk seperti...... telapak tangan.


To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar