PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 15 April 2012

FF | Nothing Better than You | OneShot


Title: Nothing Better Than You
Author: admin yul yang imut XD
Main cast : shim hyun seong,  jang hyun min
Other cast : member boyfriend
Genre: sad romance
Rating : PG


My first fanfic with hyunseong as main cast.




Hyunseong POV.

“kau harus cepat di operasi, atau kau akan mati..” ucap seorang namja di hadapanku. Dia adalah donghyun hyung, sahabatku sekaligus seorang dokter yang aku percaya.

“apakah aku benar-benar akan sembuh hanya dengan di operasi?” tanyaku. Dia menghela nafas sejenak.

“kau akan kehilangan suaramu..” gumamnya.

“shireo! Kalau begitu aku tidak mau operasi!” aku menggebrak mejanya dan beranjak pergi.

“TAPI NYAWAMU TERANCAM!!!” teriaknya saat melihat aku berjalan menjauh dari ruangan dimana dia berada. Terserah apapun yang akan kau katakan hyung, jika aku harus kehilangan suaraku maka aku tak akan pernah melakukannya.

Aku terus berlari menuju sepeda motorku dan memacunya menuju sebuah rumah yang hampir setiap hari aku datangi. Hatiku sudah tidak sabar untuk bertemu seseorang. Aku memarkirkan sepeda motorku tepat di depan rumahnya dan aku segera beranjak menuju pintu dan mengetuknya.

Tak lama kemudian, seorang yeoja membuka pintunya sambil tersenyum. dialah yeoja yang paling kusukai di dunia ini.

“annyeong~” sapaku.

“hm,,,mau bertemu siapa?” tanyanya. Aku memanyunkan bibirku dan mengusap rambutnya.

“siapa lagi..” gumamku sambil langsung berjalan masuk kerumah itu. rumah ini adalah tempat yang paling nyaman bagiku, selain karena yeoja ini, juga karena sebuah benda yang hanya dapat kutemui di rumah ini. Sebuah piano putih yang terletak di ujung ruangan.

Aku segera menghampiri piano itu dan memegangnya perlahan. Harus kuakui bahwa di dalam keluargaku, tidak ada yang namanya musik. Sekarang aku hidup bersama umma yang sangat membenci musik karena ayahku yang seorang musisi tega meninggalkannya demi karirnya. Hanya disini aku bisa bebas dari rasa benci umma. Hanya disini aku bisa menemukan jalanku untuk musik.

“aku tau kalau kesini adalah untuk mencari piano ini, bukan aku!” yeoja itu, hyunmin. Dia cemberut sambil melipat tangannya di dada.

“diamlah, dan dengarkan!” seruku. Aku langsung duduk di kursi yang ada di depan piano itu. jari-jariku mulai memegang tootsnya dan mulai menekannya satu persatu. Mulutku perlahan terbuka dan mulai bernyanyi.

Ije kkumchorom ne mameun Geude pume gamanhi an-gyo itjyo (And now like a dream, My heart  in your embrace, is held still)
Hansun-gan do kkeji anneun kket omneun kkumeul kkujyeo (Without awakening for a single moment,I dream an endless dream )
Ije sumchorom ne gyote Hangsang swimyo geurotge issojumyon (And now like breathing, if you were to always rest by my side  if you were to always remain this way)
nothing better nothing better than you ,,,,,,nothing better nothing better than you 

Aku menarik nafas panjang. Kulihat hyunmin tersenyum kecil sambil menatapku. Mungkin dia terharu. Tiba-tiba tenggorokanku terasa sedikit sakit. Mungkin ini karena penyakitku. Tapi aku tak peduli, asal aku masih bisa bernyanyi.

“suaramu itu... suara yang tak pernah kulupakan! Oya, lagu tadi itu,,, lagu yang akan kau nyanyikan di konser nanti?” tanya hyunmin.

“bukan! Itu kan isi hatiku padamu...” aku tertawa kecil. Kulihat wajah hyunmin mulai memerah. Aku segera berdiri dan meraih wajahnya yang menurutku amat manis. Pipinya yang menggembung itu sangat lucu.

“mianhae...saranghaeyo!” gumamku sambil memberinya sebuah kecupan hangat di bibirnya. Mianhae, karena masih ada sesuatu yang tak bisa kukatakan kepadamu.

--

“kau menderita kanker di tenggorokanmu!” seru donghyun dengan wajah yang cukup serius, padahal biasanya dia tidak pernah seserius ini.

“yang benar saja!”

“penyakit itu membuat tenggorokanmu sakit saat bernyanyi, dan dapat merusak syarafmu! Kau harus percaya padaku!”

“tidak, tidak mungkin!”

“penyakit itu dapat memperpendek umurmu hyunseong, kau tidak boleh bernyanyi lagi!”

“shireo!”

“kita bisa melakukan operasi dengan mengangkat pita suaramu... kau pasti akan sembuh!”

“hajima!!! Shireo!”

“hajimaaaa!!!!”

“hhh...hhh...” satu hal yang dapat kudengar saat ini adalah suara deru nafasku. Aku melihat ke sekeliling dan mendapati bahwa aku masih berada di kamarku. Semua perkataan donghyun kemarin ikut ke dalam mimpiku dan membuat mimpi itu menjadi mimpi buruk. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku. Aish... mengapa aku harus bermimpi seperti ini?

Kulihat jam di samping tempat tidurku menunjukkan pukul 2 malam. Sepertinya mataku enggan untuk terpejam lagi. Apa yang bisa aku lakukan saat ini?

Nan nan kkumi isseotjyo
Beoryeojigo jjitgye nam nuhayaedo
Nae gaseum gipsukhi bomulgwa
Gachi ganji-khaet-deon kkum Hok ttaeron nugun-gaga tteun-moreul
Buseum nae deungdwi heullil-ttaedo
Nan chamaya haetjyo chameulsu
Isseotjyo keu nareul wihae Neul geokjeong hadeut ma-rhajyo
Heotdwen kkumeun dorirado
Sesangeun kkeunchi jeonghaejin
Chaek cheoreom imi dokiril su
Eomneun hyeon shirirago

Suaraku hampir tidak terdengar. Tapi inilah yang biasa kulakukan, bernyanyi di keheningan malam disaat semua sedang terlelap. Tak ada yang dapat melarangku melakukannya. 6 jam lagi menuju sebuah konser perdana yang akan aku lakukan bersama teman-temanku yang lain termasuk donghyun. Ini konser pertamaku setelah aku mencoba memberanikan diri untuk menunjukkan kemampuan  bernyanyiku kepada semua orang, dan aku telah memikirkan bagaimana resikonya kalau sampai umma melihatku.

Aku merasa kalau musik sudah menjadi bagian hidupku. Hanya dengan bernyanyilah aku bisa diakui dunia, karena tanpanya aku bukan apa-apa. Sayangnya, mengapa penyakit ini harus ada pada diriku?

Kring....kring...

Aku membuka mataku. Sepertinya aku tertidur sejenak setelah mimpi buruk tadi. Kulihat jam weker di sampingku menunjukkan pukul 6 pagi. Aku beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diriku kemudian bersiap mengemas segala perlengkapan yang aku butuhkan.

Trrrrt...trrrrrt...

Handphoneku bergetar, segera kuambil dan kulihat nama hyunmin

“yeobaseyo chagiya..” gumamku manja.

“yeobaseyo... kau tidur dengan baik kan?”

“ne,,, karena kau masuk dalam mimpiku!” aku tertawa kecil, begitupun dengan hyunmin.

“sudahlah, aku menunggumu di lokasi bersama member yang lain! Paii,,paii” dia langsung menutup telponnya. Aku hanya tersenyum dan segera bersiap menuju panggung tempat yang akan kupijak pertama kali dengan musik.

Kuparkirkan motorku di sebuah parkiran di depan panggung yang cukup megah itu.

“hyunseong hyung! Disini!” teriak seseorang dari arah kiriku. Kulihat jeongmin dan yang lainnya melambaikan tangan mereka. Aku segera berlari menghampiri mereka.

“kau sudah siap hyung?” tanya minwoo, member yang paling muda.

“tentu aku sudah siap!” aku menepuk pundaknya. Dia terlihat sangat gugup.

“kau sudah datang..” sapa hyunmin yang langsung menggandeng tanganku dan membuat hatiku menjadi lebih tenang saat itu.

“ne, chagiya!” aku mengusap-usap rambutnya.

“ayo kita mulai!” ajak kwangmin, salah satu dari member kembar. Kami semua mulai berjalan menuju panggung. Tiba-tiba donghyun hyung menarik pundakku dari belakang. Aku menghentikan langkahku dan menatap wajah cemasnya.

“kau yakin?” tanyanya ragu. Aku langsung mengangguk pasti.

“ne... aku akan berusaha!” jawabku. Dia tersenyum kecil. Kami semua naik ke panggung dan membentuk formasi.

Disini, saat ini, aku akan bernyanyi. Bernyanyi di depan semua orang dan membuat mereka menikmati nyanyianku. Membuat mereka mengerti akan apa yang disebut musik. Aku bernyanyi dari hati, dan laguku akan masuk ke hati mereka. Melihat mereka tersenyum, melihat mereka menggerakkan kepala mereka, itu sudah cukup bagiku.

Tiba-tiba mataku tertuju kepada seseorang. Sosok yang sangat kukenal, dia ummaku. Dia datang dan mau menontonku meskipun dia benci musik. Aku sangat senang umma, aku semakin mencintai musik.

Uhuk...akh...ada apa ini? Mengapa tenggorokanku terasa sangat sakit? Mengapa sesakit ini? Aku tidak bisa bernafas! Tuhan, tolong. Jangan sekarang! Izinkan aku bernyanyi. Kepalaku menjadi begitu sakit dan tubuhku melemas. Berilah aku kekuatan, sebentar lagi...... akh... tenggorokanku semakin terasa perih. Suaraku bahkan tak keluar. Mataku mulai berkunang-kunang.

Bruk....

Hyunmin POV.

Aku melihat sikap hyunseong yang sangat aneh diatas panggung itu. sepertinya dia kesakitan. Apa yang terjadi padanya? Setahuku dia sehat-sehat saja. Aku harus bagaimana?

Bruk

Tiba-tiba dia terjatuh begitu saja di atas panggung. Semua penonton berteriak saat melihatnya. Aku segera berlari menghampirinya. member lain dan beberapa kru sudah mengerubunginya dan membawanya ke tenda istirahat.

“oppa...” teriakku saat menghampiri tubuh hyunseong yang tidak sadarkan diri. Mulutnya mengeluarkan darah.

“apa yang terjadi padanya?????” aku menatap yang lainnya. Mereka semua terdiam, hanya donghyun oppa yang menundukkan kepalanya. Aku berjalan menghampirinya.

“katakan padaku, apa yang terjadi padanya! Kau dokter kan?!!!!!!!” teriakku sambil meraih kerah bajunya.

“sebelumnya...izinkan aku melakukan sesuatu padanya... untuk menyelamatkan nyawanya..” gumamnya pelan. Aku melepaskan tanganku dari kerahnya dan melirik kearah hyunseong sejenak kemudian mengangguk pelan. Ini demi nyawa hyunseong.

--

“benarkah dia tidak pernah mengatakannya padamu?” tanya donghyun oppa saat kami berada di ruangannya. Aku menutup mulutku tak percaya. Mengapa baru saat ini aku mendengar bahwa hyunseong menderita sebuah penyakit yang cukup parah.

“mungkin... dia memang sengaja menyembunyikannya darimu, karena dia tak mau kau khawatir! Tapi tenang saja... operasinya berhasil... dia masih bisa hidup! Hanya...”

“hanya apa?”

“hanya.. butuh waktu lama untuknya menerima semua kenyataan kalau dia sudah tak dapat bernyanyi lagi!”

Air mataku semakin lama semakin banyak menetes. Aku mengerti bagaimana perasaannya. Ini sangat berat baginya. Sebaiknya aku menjenguknya, siapa tau dia sudah sadar dan terbebas dari obat bius.

“sepertinya... aku akan melihat keadaanya dulu..” gumamku sambil beranjak dari kursiku. Donghyun oppa hanya mengangguk kecil. Aku kemudian berjalan menuju kamar hyunseong yang terletak tidak jauh dari sana. Aku mulai membuka pintu kamarnya perlahan dan tak ada siapa-siapa di dalam. Kemana anak itu?

Hyunseong POV.

Tuhan, apakah aku memang harus hidup seperti ini? Bukankah sudah kubilang bahwa musik adalah hidupku, kalau aku sudah tak dapat bernyanyi,,, buat apa aku hidup? Sudah tidak ada gunanya lagi. Aku tau bahwa bagaimanapun akhirnya aku akan mati. Jadi, kupikir inilah saatnya.

Mianhae umma, seharusnya sudah dari awal aku menjauhi musik. Tapi aku malah terjebak di dalamnya. Mianhae hyunmin, aku mencintaimu dengan musik. Itu artinya aku mencintaimu dengan hidupku. Mianhae donghyun hyung, jeongmin, si kembar youngmin dan kwangmin, juga minwoo. Aku tak dapat menemani kalian lebih lama lagi.

“OPPAAAA!!!! ANDWAE!” teriak seseorang dari belakangku. Aku yakin itu hyunmin. Mian hyunmin, kali ini,,, ini sudah menjadi keputusanku.

Hyunmin POV.

“OPPAAAA!!!! ANDWAE!” teriakku sekuat tenaga saat melihat hyunseong oppa berdiri di ujung atap lantai ini. Dia menoleh dan memberikan sebuah senyuman hangat kepadaku. tiba-tiba dia menjatuhkan dirinya kebawah.

“ANDWAAAAEEEEEE!!!!!!!!!” tubuhku terkulai lemas di lantai. Air mataku mengalir sejadi-jadinya. Oppa babo! Ini kan lantai 10. Apa kau memang berniat mengakhiri hidupmu seperti ini? Babo,babo,babo!!!!

--


Aku memencet toots-toots piano putihku sambil sedikit bernyanyi. Sebuah lagu romantis dengan lirik yang dalam. Aku yakin hyunseong oppa diatas sana mendengarkan nyanyianku. Ini adalah ungkapan hatiku untukmu oppa. Aku sangat merindukanmu.

Ije kkumchorom ne mameun Geude pume gamanhi an-gyo itjyo (And now like a dream, My heart  in your embrace, is held still)
Hansun-gan do kkeji anneun kket omneun kkumeul kkujyeo (Without awakening for a single moment,I dream an endless dream )
Ije sumchorom ne gyote Hangsang swimyo geurotge issojumyon (And now like breathing, if you were to always rest by my side  if you were to always remain this way)
nothing better nothing better than you ,,,,,,nothing better nothing better than you 


Air mataku mengalir mengingatnya. Aku tahu kau tak mau melihatku sedih. Tapi kaulah yang membuatku bersedih seperti ini. Kau mencintaiku, kau juga cinta musik. Karena itu aku akan mencintai musik sama sepertimu. Oppa, sampai saat ini tak ada yang lebih baik darimu.









komen please.. udah lama saya gak bikin ff...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar