PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 23 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Because I Can't Say That I Love You | Chapter 3

Title: Because I Can't Say That I Love You part 3
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: kang min ji, youngmin
Other cast: kwangmin, krystal, kim nam joo
Genre: romance.
Rating: PG
Length: sequel, bakal panjang. #plak







last part: minji mencoba bunuh diri



Sakit. Tubuhku terasa sakit dimana-mana. Aku mencoba membuka mataku meskipun sangat terasa berat. Mulanya kunang-kunang, tapi beberapa saat kemudian mulai terlihat jelas. Keadaan di sekelilingku berwarna putih cerah. Semuanya berwarna putih. Apakah aku sudah berada di surga? Apakah ini surga?


“nona..anda sudah sadar?” itu suara seorang yeoja. Aku melirik ke sampingku dan mendapati seseorang berpakaian suster menghampiriku sambil membawa beberapa kertas. Sepertinya aku dirumah sakit. Aku masih hidup.

“ini,,,” aku mencoba berbicara meskipun begitu sulit.

“anda dirumah sakit setelah terjatuh dari lantai 3 sekolah anda...tapi untungnya anda masih selamat..” suster itu membetulkan infusanku. Aku mencoba bangun, tapi tubuhku tak bisa digerakkan. Semuanya terasa sakit.

“akh..” aku mengerang.

“anda jangan dulu banyak bergerak, nona! Anda harus banyak istirahat,,,oya,,,sebelumnya saya ingin anda tau, kalau teman anda koma!”

Teman? Koma? Siapa? Setauku, aku tak mengajak siapapun untuk loncat bersama dari lantai 3.

“s,,siapa?”

“seorang namja berambut blonde, katanya dia sempat melihat nona akan lompat dan mencoba menolong nona dari bawah...tapi sayangnya dia tak menyiapkan apa-apa untuk menolong nona dan malah menangkap nona dengan tubuhnya! Kepalanya terbentur cukup keras dan membuat dia koma..”

Namja? blonde? Apakah,.....youngmin? andwae! Mana mungkin itu dia! Tapi bagaimana kalau dia? Aku harus melihatnya sendiri untuk memastikannya.

Aku langsung beranjak bangun meskipun tubuhku masih begitu sakit.

“ah,, nona! Anda mau kemana?” suster itu menahan tubuhku dan membaringkannya kembali.

“aku ingin melihat temanku itu..”

“sabarlah nona.. tenangkan dirimu dulu dan pulihkan kesehatanmu...mungkin tak lama lagi kau bisa melihatnya..” suster memegang tanganku sambil tersenyum. baiklah, kali ini aku akan menurut. Aku akan menunggu untuk melihatnya.

--

Sudah hampir seminggu aku dirumah sakit dan sama sekali tak ada yang menjengukku. Tentu saja, karena aku memang bukan siapa-siapa dan tak memiliki orang terdekat kecuali youngmin. Aku benar-benar orang yang terbuang. Hh..lucu sekali.

“selamat pagi nona..” sapa suster yang biasanya menjagaku di kamar ini.

“ne, selamat pagi! Oya suster, kebetulan.. bolehkah aku pinjam tongkatnya? Aku sudah bisa berjalan loh..”

“jeongmal? Baiklah... saya akan melihat anda berjalan..” suster itu berjalan keluar sejenak kemudian masuk sambil membawa 2 buah tongkat. Aku bangun dan mengambil tongkat itu lalu menginjakkan kakiku di lantai.

Meskipun sulit, tapi aku berusaha berdiri dan melangkahkan kakiku. Kaki kananku patah dan masih belum bisa digerakkan. Tapi aku masih punya kaki kiri yang siap menopangnya. Aku selalu berlatih berjalan sendiri di kamar ini dengan berpegangan ke dinding dan,,,,aku benar-benar bisa berjalan sekarang.

“lihat kan suster.. oya..kau mau mengantarkan aku ke kamar temanku?”

“teman nona yang koma? Tentu saja..mari saya antar!” suster itu memapahku menuju sebuah kamar yang tak begitu jauh dari kamarku. Sebuah kamar yang tentunya lebih besar.

Tentu saja, keluarga youngmin kan kaya raya. Sedangkan aku hidup disini juga karena beasiswa yang kuterima. Beda jauh kan? Hidupku dan youngmin bagaikan langit dan bumi.

“silahkan nona..” suster itu membuka pintu kamar. Aku pun berjalan masuk perlahan dan mendapati seseorang sedang terbaring lemah dengan masker oksigen di mulutnya.

Dia sama sekali tak bergerak dan matanya terus tertutup. Aku menghampirinya dan mencoba melihat wajahnya. Rambutnya benar-benar blonde dan.....dia benar-benar youngmin.

Tongkatku terjatuh dan tubuhku ikut ambruk di lantai. Kenapa kau menolongku youngmin-ah? Aku tak butuh pertolonganmu. Aku melompat karena aku ingin menjauh dari hidupmu, tapi sekarang aku malah membuat hidupmu seperti ini. Aku memang benar-benar bodoh!!! Kau patut membenciku! Kau harus benci kepadaku youngmin-ah..

“nona..” suster itu membantuku untuk bangun. Aku mencoba kembali berdiri sambil mengusap air mataku. Tanganku mengusap rambutnya lembut dan bibirku mengecup keningnya. Cepatlah kau sadar.

--

Youngmin POV.

Tes. Tes.

Basah. Apa ini? Aku mencoba membuka mataku dan merasakan sesuatu yang basah membasahi wajahku. Tapi mataku tak bisa melihat jelas. Suara seseorang yang sedang menangis. Akh..palli! aku ingin melihat siapa yang sedang menangis ini. Apakah ini krystal? Nah, nah,,, sudah mulai terlihat jelas. Tangannya menyentuh wajahku lembut. Itu kan minji.

Kenapa dia harus menangis? Tapi, sepertinya dia sudah sembuh. Yaaa.. minji-ah... aku sudah sadar. Jangan menangis lagi.

“annyeong youngmin-ah..” minji beranjak pergi dengan suster itu keluar dari kamarku. Yaa.. mengapa kau tak menjawab aku? Aku segera mengejarnya.

Yaa..minji-ah...yaa.. dengar aku! Mengapa kau tak mau berbalik? Ah.. dia benar-benar tidak bisa mendengarku.

“youngmin-ah...kau sudah sembuh?” suara itu..

Aku segera menoleh kearah yang lain. Ah, kwangmin-ah?

“ne,,kau sedang apa disini?” ah, dia terlihat tidak berubah sama sekali meski tinggal di london.

Aku sedang mengejar temanku tapi dia tak menoleh sama sekali. Apa suaraku terlalu kecil?

“tidak..suaramu normal kok! Tapi sebelumnya...aku kangen padamu hyung!” kwangmin mendekat dan memelukku. Ah, tapi mengapa tidak kena? Ada apa ini? Yaa kwangmin-ah.. apa yang terjadi?

“hyung...tubuhmu.. tembus pandang?!” wajah kwangmin terlihat kaget. Ah, jinjja? Aku mencoba memegang gagang pintu dan.. tanganku selalu melewatinya. Lalu dimana tubuhku yang sebenarnya?

Aku segera menoleh ke tempat tidurku dan tubuhku yang asli masih tertidur di atasnya. Ah, aku terpisah dari tubuhku?! Atau aku sudah mati? Aku langsung berlari masuk ke dalam dan melihat alat pengukur detak jantungnya. Masih berdetak. Syukurlah. Pantas saja min ji tadi tidak mendengar suaraku.

“yaa,,hyung! Sebenarnya apa yang terjadi?” kwangmin ikut masuk dan duduk di samping tubuhku yang lain.

Kwangmin-ah..kau benar-benar bisa mendengar suaraku?

“tentu saja..tidak usah berteriak seperti itu?”

Aku terdiam sejenak. Bagaimana ini? Tubuhku masih koma dan tentu saja aku tidak bisa pergi kemana-mana dalam keadaan seperti ini. Tapi hanya kwangmin yang bisa mendengar suaraku. Apa mungkin ini karena kita kembar?

Darimana kau tau kalau aku kecelakaan?

“pihak sekolah menelpon appa dan tentu saja aku pun sudah merasa tidak enak.. memangnya kenapa kau bisa seperti ini?”

Aku menarik nafas panjang dan menjelaskan semua penyebabnya. Kwangmin mendengarkan dengan serius.

Mungkin aku butuh bantuanmu..      

“hm,,boleh juga kalau aku liburan di seoul selama beberapa waktu..”

Aku..ingin kau membantuku mencari penyebab mengapa min ji mau bunuh diri. Kau cukup datang ke sekolahku dengan identitas aslimu, dan berperan sebagai penggantiku. Dan.. aku..akan mengawasimu dari jauh. Sepertinya ada banyak hal yang di sembunyikan minji dariku.

“tentu saja hyung..aku akan membantumu!” kwangmin mengangkat tangannya tanda high five, namun saat aku membalasnya. Tanganku lewat begitu saja. Akh..sampai kapan aku akan seperti ini?









komen, komen...masih panjang~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar