PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Coffee Friend | Chapter 1


Title: Coffee Friend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: no min woo
Other cast: all member of Boyfriend dan beberapa orang gak penting. #plak
Genre: romance comedy
Rating: yang biasa ajalah...
Length: sequel lagi^^ Part #1


Sesuai anjuran istrinya youngmin...(berbahagialah kau)! Admin bikin ff parody coffee prince Boyfriend. Iklannya kan udah di post kemaren.. sekarang tinggal ffnya! Let’s get it started!!!




“minwoo-ah... cepat pakai ini! Pelanggan sudah banyak yang menunggu!” seorang yeoja melemparkan sebuah wig kearah minwoo.

“ne, noona!” min woo menangkap wig itu dan menatapnya. Dia menghela nafas sejenak lalu mulai memakai benda itu.

“hari ini juga.. fuuh..” dia menyisir rambutnya yang kini berambut panjang sambil menatap dirinya di cermin. Sesosok yeoja cantik terpantul dari cermin itu. Tapi bukan itu yang diinginkan minwoo sejak dia lahir. Dia malah sebal dengan kecantikan yang dia milikki, karena dia berfikir itu terlalu berlebihan bagi serang namja.

“min ji-ah..” yeoja tadi kembali memanggil minwoo. Minwoo segera berlari menghampirinya sambil membenahi rok nya.

“kenapa dengan rok mu?”

“terlalu pendek noona, eh,,, eonni!” min woo tersenyum aneh sambil menarik-narik roknya kebawah, tapi tidak berhasil.

“sudahlah... kau ketinggian sih! Sekarang, kau antarkan pesanan ini ke meja nomor 22!” yeoja itu menyerahkan sebuah nampan berisi beberapa makanan ke tangan min woo.

Dia yong jin, kakak min woo satu-satunya yang kini bekerja di sebuah restoran cepat saji kecil. Karena dia membutuhkan dana untuk menyekolahkan min woo, dia sering meminjam gaji sebelum waktunya kepada atasannya. Hal itu membuat dia diancam untuk dikeluarkan dari tempat kerjanya itu. Tapi beberapa waktu lalu, yong jin punya ide dan langsung mendandani min woo menjadi seorang yeoja lalu mengajaknya kerja part time di tempat kerja yang sama. Tak disangka, banyak sekali pelanggan namja yang tertarik dengannya dan jadi sering datang ke restoran itu karena kehadiran min woo disana.

“ini pesanannya..” min woo meletakkan makanan-makanan itu di meja. Namja-namja di depannya malah lebih tertarik dengan sosoknya dibandingkan dengan makanan itu.

“gomawo min ji

“iih..” min woo sedikit merasa jijik. Tapi dia harus menjaga sikap kepada pelanggan.

“bawakan kami air ya, cantik!” tukas salah satu dari mereka sambil memegang pantat min woo *mian=.=’*. Min woo langsung berbalik menatap orang itu dan mengibaskan nampannya ke wajah orang itu.

Plak..

Orang itu terkapar di lantai.

“jangan seenaknya memperlakukan seseorang... aish!” min woo merasa kesal. Tiba-tiba seorang teman dari namja itu berdiri dan mencengkram minwoo.

“kau berani bersikap begitu kepada pelanggan? Kau pelayan yang buruk!”

“lepaskan! Aku juga manusia!” min woo meronta dan akhirnya dia memilih untuk menggigit tangan orang itu.

“aaaaaaackkkk..” orang itu meringis, dia langsung meraih rambut min woo dan menjambaknya. Tapi ternyata rambut itu terlepas begitu saja. Mereka semua terkejut.

“a,,,,ng,,,” min woo menjadi salah tingkah. Wig nya terjatuh ke lantai dan kini rambut pendeknya menjadi pusat perhatian. Tiba-tiba orang yang tadi langsung menyentuh dada min woo.

“dia banci...” gumamnya. Minwoo langsung menutupi dadanya dengan tangan dan tak tau apa yang harus dilakukan selanjutnya. Semua orang menatap kearahnya dan beberapa lagi mulai mencibir. Yong jin menepuk keningnya.

“yong jin-ah..” ahjumma pemilik restoran tersenyum kearah yong jin. Tapi perasaan yong jin tidak enak, tentu karena dia pasti diminta bayaran atas apa yang dilakukan adiknya.

“kau tunggu di belakang saja min woo! Biar noona yang menghadapi ahjumma!” yong jin tersenyum kecil kearah min woo. Meskipun min woo tidak tega kepada kakaknya, tapi mau tak mau dia harus menurut.

Cukup lama juga min woo menunggu kakaknya di pintu belakang restoran. Perasaannya harap-harap cemas. Pasti kakaknya dimarahi habis-habisan atas kekacauan yang dia lakukan. Karena bosan, min woo memilih kembali masuk dan menghampiri ruangan pemilik restoran. Tiba-tiba dia mendengar sesuatu yang menarik perhatiannya.

“aku sudah menduga kau dan adikmu akan banyak melakukan kekacauan disini! Bagaimana kalau pelanggan itu meminta ganti rugi kepada restoran ini? Gajimu pun tak akan cukup untuk membayarnya! Sebaiknya sekarang kau pergi! Aku tak mau melihat kalian lagi!”

“tapi ahjumma... aku meminta kesempatan sekali lagi untuk bekerja disini! Aku yakin tak akan menimbulkan kekacauan lagi, kami akan bekerja dengan baik!”

“ani! Aku tak mau mendengar apa-apa lagi dari mulutmu! Sana pergi!”

“aku mohon ahjumma....”

“percuma! Kau tak usah berlutut padaku! Kemasi semua barangmu!”

Min woo menundukkan kepalanya. Dia sungguh merasa bersalah kepada kakaknya. Terdengar suara langkah kaki mendekat kearah dimana dia berdiri. Minwoo segera berlari kembali ke pintu belakang dan seolah tak ada apa-apa. Tak lama kemudian, yong jin keluar dan tersenyum kearah min woo.

“tadi aku mengundurkan diri! Kupikir masih banyak tempat kerja yang mau menerima kita! Disini,,,,,aku tidak betah..”

“kau.... benar mengundurkan diri?” min woo ragu untuk bertanya. Yong jin menghela nafas.

“tentu saja! Mana mungkin mereka memecat kita, kerja kita kan sangat bagus! lagipula aku tak akan kembali kesini meskipun mereka berlutut untuk meminta kita kembali.. kajja! Kita bereskan rumah..” yong jin menggandeng tangan min woo sambil tertawa kecil. Tapi min woo yakin kalau kakaknya begitu sedih dengan kejadian ini.

--

Restoran, toko, taman hiburan, semua sudah min woo datangi, tapi tak ada satupun yang mau menerimanya bekerja dengan alasan dia masih dibawah umur. Min woo sudah kesal, bahkan mungkin sudah putus asa dengan semua ini. Orang tuanya sudah meninggal sejak mereka kecil, dan sekarang min woo tidak mau menyusahkan kakak satu-satunya yang telah merawatnya sejak kecil.

“aaaarghh.... aku tak mau jadi sampah yang tak berguna!” min woo berteriak di gang kecil yang dilewatinya sambil menendang sebuah kaleng minuman kosong.

“aku benar-benar tak mau jadi sampah!” min woo menendang kaleng itu lagi.

“aku bukan sampah kan?” min woo kembali menendang kaleng itu, tapi tiba-tiba kakinya terpeleset dan dia terjatuh masuk ke dalam sebuah kardus yang cukup besar. Bahkan tubuhnya masuk seluruhnya ke dalah kardus itu.

Di dalamnya terdapat setumpuk kertas yang tidak terpakai dan beberapa sisa alat kantor.

“ternyata aku sampah!” gumam min woo. Dia memeluk lututnya di dalam kardus itu.

“aku benar-benar sampah... aku pantas dibuang disini!” tangan min woo menarik penutup kardus itu agar menutupi seluruh badannya. Dan kini dia benar-benar seperti sampah.

“mianhae noona..”

--

Youngmin POV.

“yaa... youngmin-ah...datanglah kesini! Aku ingin mengangkatmu menjadi asistenku!” suara orang itu menggelegar di telingaku. Ah, memangnya dia tidak bisa berbicara dengan normal ya? Padahal umurnya sudah tidak muda, setidaknya bersikaplah dewasa.

“aku malas!”

“cepat! Kalau tidak, aku akan mengadukannya ke noona..”

Hah? Kali ini dia mau mengadu segala. Orang macam apa dia ini? Mentang-mentang dia adik umma, jadi bisa dengan mudah mengadu?

“baiklah, aku kesana!” aku segera menutup teleponku sebelum dia berbicara lebih banyak lagi.

Dia kim dong hyun. Bisa kubilang dia adalah pamanku. Dia memiliki sebuah cafe di ujung jalan di dekat sini. Apalah namanya, aku tak pernah mengingat apa nama cafe itu. Kwangmin saja -adik kembarku-, dia bisa diperdaya agar bekerja disana dan mematuhi apa perintahnya. Untung saja aku lebih pintar dari kwangmin.

Aku segera berjalan menelusuri jalanan yang sepi. Ya, aku memilih berjalan kaki karena ada jalan terdekat menuju kesana. Lebih baik aku mendengarkan musik dari handphoneku. Lagu favoritku saat ini ‘Boyfriend’ dari boyband baru yang sangat keren.

Tinggal melewati gang ini, maka aku sampai ke cafe –apalah itu namanya-.

Grusuk...

Hm.. mungkin hanya pendengaranku.

Grusuk..

Apa ini? Jangan-jangan orang bodoh itu mengikutiku. Aku segera menoleh ke sampingku dan mendapati sebuah kardus besar sedang bergerak-gerak disana. Ini aneh. Tentu saja, apa mungkin ada harta karun disana. Youngmin! Berpikirlah dengan jernih!

Oke, aku akan melihatnya sekarang. Ku hampiri kardus besar itu dan segera kubuka penutup atasnya.

Deg.

Harta karun? Bukan! Tapi seorang manusia. Manusia bodoh yang menganggap dirinya anjing terlantar? Dia mengangkat kepalanya dan menatapku. Wajahnya terlihat begitu menghawatirkan. Aku menghela nafasku.

“kau ini siapa?”





bagaimana pertemuan antara youngmin dan min woo? tunggu part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar