PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | BoyFriend | Chapter 3


Title: Boyfriend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: Park Yujeong and all of boyfriend member. Tokoh bertambah di jalan cerita.
Genre: romance, friendship
Rating : PG
Length: sequel. Part #3


Rent for a life time



“ini pelangganmu? Sepertinya dia bayar banyak agar kau begitu mesra seperti itu!” yeoja itu tersenyum lucu.

“ini gratis! Aku memang sedang ingin seperti ini!” tangan jeongmin melingkar di tanganku. Ah, aku tau dia pamer kepada gadis bernama ji hwa ini.

“tapi, selama ini kau tidak pernah seperti itu! Kau hati-hati ya, sepertinya dia punya maksud tersembunyi!” yeoja itu menepuk pundakku.

“ne! Yaa, lepaskan aku!” aku mendorong kepala si keriting. Dia pun cemberut.

“ngomong-ngomong sedang apa kau disini?” jeongmin menoleh kearah ji hwa yang masih berdiri di dekat kami.

“aku kangen dengan tanah air, jadi aku pulang! Aku mengganggumu ya?”

“mengapa kau baru menyadarinya sekarang? Sana pergi!” jeongmin mengibas-ngibaskan tangannya.

“aish..anak ini! Oke, aku pergi!” ji hwa manyun dan meninggalkan kami. Aku menoleh kearah jeongmin.

“itu....siapa?”

“pacarnya youngmin!”

“hm....aku tidak ingat yang mana yang namanya youngmin! Tapi bukankah kalian tidak boleh punya pacar?” aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Jeongmin tersenyum.

“entahlah. Hubungan mereka tidak jelas, itu karena ji hwa memutuskan untuk ikut pertukaran pelajar ke australia dan youngmin masuk ke club kami! Sampai sekarang, youngmin tak pernah menjawab ketika ditanya tentang ji hwa, begitupun sebaliknya!”

“ah,,,, anak muda zaman sekarang!” aku tertawa lucu.

“kau memang bukan anak muda!” jeongmin mengacak-acak rambutku sambil tersenyum. Jantungku kembali berdetak cepat. Bagaimana ini? Sudah lama aku tak pernah merasakan seperti ini. Jangan-jangan, aku jatuh cinta? Tidak! Itu tidak boleh!

“kita terlalu lama diam disini? Kau mau kemana lagi?” jeongmin menatapku.

“aku,,,a,,,aku mau pulang!”

“e? Kenapa?” jeongmin terkejut.

“mian, terima kasih untuk hari ini!” aku membungkukkan badanku dan berlari meninggalkannya. entahlah, tapi hati ini terus bergemuruh. Aku tidak bisa terlalu lama berada di dekatnya. Aku takut aku jatuh cinta.

--

“5000 dikali 30..hm... sekitar 150.000 won (1.500.000 rupiah)! Mahal juga... uang tabunganku ada 200.000.. berarti sisanya tinggal 50.000 won.. sayang sekali!”

“yujeong-ah...” tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang. Aku langsung menoleh, ternyata itu eunwoo.

“ne,wae?”

“kau sedang menghitung apa? Daritadi aku memanggilmu, tapi kau tak menoleh!” eun woo cemberut.

“ah, kebetulan ada kau! Antar aku ke ruang club boyfriend!” aku langsung menggandeng tangan eunwoo. Dia terlihat bingung.

“mau apa? Mau menyewa jeongmin lagi?”

“hehehehe....” aku hanya tersenyum jail. Tiba-tiba kami berdua menabrak seseorang yang baru saja keluar dari ruang club. Seorang yeoja cantik.

“mianhamnida..” aku dan eunwoo membungkukkan badan. Dia pun begitu.

“kalian mau ke ruang itu?” dia menunjuk ruang club.

“ne, kau juga darisana?” aku balik bertanya.

“ne!” dia langsung cemberut sambil merapikan seragamnya.

“menyewa?” eun woo menambahkan.

“ani! Aku ingin membubarkan bisnis tidak halal itu...”

“hah?” aku dan eunwoo terkejut.

“ne! Oya, sepertinya aku baru melihatmu disini! Perkenalkan, aku han ha neul..” dia menjulurkan tangannya. Aku pun membalas uluran tangannya itu.

“park yu jeong imnida!” aku tersenyum kecil.

“ne, mian tapi aku harus kembali ke kelasku!” ha neul pun beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.

“ah, aku ingat! Dia kan ketua osis yang sangat menentang adanya club boyfriend.. dia musuhnya hyunseong oppa!” eun woo menepuk keningnya. Jadi begitu ya? Ternyata ada persaingan juga disini. Tak terasa pintu ruang club sudah di depan mata kami berdua.

“kau lihat aku darisini!” aku menepuk pundak eun woo dan berjalan masuk perlahan. Ternyata keenam orang itu sedang bercanda ria, termasuk si keriting jeongmin.

“permisi!..” aku berkata cukup keras dan membuat mereka semua menoleh ke arahku.

“ah,,pelanggan yang kemarin!” kata si suara emas. Jeongmin hanya memberi senyum kecil.

“anda mau menyewa si keriting lagi?” si rambut merah, atau kalau tidak salah namanya donghyun mulai tertawa.

“tepat sekali!” aku tersenyum dan mengeluarkan setumpuk uang dari sakuku.

“oooo...” mereka berenam melotot. Mata mereka semua mungkin hampir keluar gara-gara melihat uang yang aku keluarkan.

“kau mau menyewa kami semua?” si maknae terlihat bingung begitupun dengan yang lain.

“ani! Aku menyewa jeongmin untuk 30 hari..”

“mwo?” semuanya kompak berteriak. Jeongmin kelihatan terkejut dan bingung.

“mulai dari besok ya... gamsahamnida!” aku membungkukkan badanku dan beranjak pergi. Saat aku sampai di luar, eun woo pun terlihat bingung.

“kau yakin akan menyewanya selama itu?”

“ne!” aku tersenyum sambil menggandeng eun woo. Ya, aku melakukan ini untuk sesuatu yang tak bisa kukatakan pada siapapun. Tapi saat ini, aku yakin kalau aku benar-benar membutuhkan jeongmin.

--

“hibur aku!” aku menyikut jeongmin  yang sedang duduk di sampingku di atap sekolah.

“aku masih bingung.. mengapa kau menyewaku selama itu?” dia menatapku. Aku hanya tersenyum.

“bukankah itu bagus? kau mempunyai gaji lebih dulu dari teman-temanmu yang lain!”

“tapi kau tidak perlu seperti itu kan?”

“aku memang egois, tapi jika kau tidak mau,,tidak usah datang! Bayarannya tidak akan aku ambil kembali kok!”

“bukan itu! Aku hanya takut,,,, aku jatuh cinta kepadamu!”

A,,,mmm,,, kata-katanya membuat aku salah tingkah begitupun dengan tatapannya itu. Bagaimana ini? Apa aku terlalu tergesa-gesa melakukan ini?

“tak akan pernah! kau tidak boleh jatuh cinta kepadaku! Karena setelah waktu satu bulan itu kita akan berpisah..”

“benar juga... baiklah! Aku akan menjadi pacarmu yang baik dalam waktu sebulan ini!” jeongmin tersenyum dan tangannya merangkulku.

“yaa.. lepaskan!” aku mencoba menghindar.

“ini bonus dariku! Sudahlah,..” jeongmin kembali menarikku dalam rangkulannya. Baiklah, aku menyerah. Lagipula, waktu sebulan itu sangat singkat. Biarkanlah aku menikmatinya.

--

Tak kusangka. Benar-benar tak kusangka. Jeongmin menepati janjinya untuk menjadi pacar yang baik. Dia selalu menjemputku dan mengantarku pulang sekolah dengan motor besarnya. Entahlah, tapi dia juga selalu menunjukkan hubungan kami di depan orang banyak seperti menggandeng tanganku atau semacamnya. Tapi tentu saja para fansnya tau kalau aku sedang menyewanya. Bahkan mereka bilang ‘enak sekali bisa di gandeng tangannya oleh jeongmin, sesudah yeoja itu, aku akan menyewanya ah..’. aku hanya tertawa mendengar kata-kata mereka. Tentu saja kalian bisa memiliki jeongmin setelah aku, meskipun itu berat. Karena sekarang aku menyadari kalau aku benar-benar menyukai jeongmin.

Aku hanya berdoa supaya jeongmin jangan menyukaiku juga, karena bisa-bisa dia di keluarkan dari boyfriend. Aku tak ingin hal itu terjadi. Biarlah hanya aku yang menyukai orang itu, menyukai matanya yang sipit, menyukai rambutnya yang keriting. Haha.. kalau ingat itu aku pasti tertawa.

“yaa... jangan tertawa sendiri seperti itu! Kau sudah seperti orang gila!” jeongmin memukul kepalaku dan membuyarkan lamunanku.

“aish..sakit! kau itu senang memukul kepala orang ya?” aku mengusap kepalaku.

“haha,...tidak! kau hanya salah satu korbanku setelah minwoo dan si kembar yang sering aku pukuli!” jeongmin tertawa. aku pun ikut tertawa.

“yujeong-ah..hidungmu..” jeongmin terkejut begitupun denganku. Tanganku langsung menyentuh hidungku yang basah karena sebuah cairan hangat. Tanganku menjadi warna merah setelahnya. Ini darah. Aku mimisan lagi. Ah, kenapa harus selalu saat aku di depan jeongmin.

Jeongmin mengeluarkan tissue dari saku jas seragamnya dan segera mengelap darah dari hidungku dengan tissue itu.

“kau demam lagi?” tangannya yang lain memegang keningku. Wajahnya tampak khawatir.

“aku tidak apa-apa.. mungkin hanya kelelahan!” aku menjauhkan tangannya dari keningku. Dia cemberut.

“seharusnya kau jaga kesehatanmu!” jeongmin terus membersihkan mimisan itu. Telapak tanganku kembali berkeringat. Sepertinya kepalaku juga mulai terasa sakit. Ini pasti gara-gara mimisan ini, sudah cukup lama setelah terakhir kali saat aku bertemu jeongmin untuk yang pertama kalinya. Tuhan, jangan bilang hal buruk itu benar akan terjadi... aku tidak mau..








comment please!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar