PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Twins Brother Cpmplex | Chapter 4 (ending)


title : Twins Brother Cpmplex (Part 4) END
author: Fitrah Kim
main cast: jo-twins
genre: apa ya? binun..
rating: yang umum-umum aja lah..


penghujung dari rasa penasaran..





(Kwangmin POV)
Donghyun dan majikanku selalu membanding-bandingkanku dengan Youngmin. Ya jelas saja aku kalah! Aku selalu berada di bawah si-SEMPURNA Youngmin. Aku mau keluar dari bayang-bayangnya. Aku juga ingin diakui oleh orang-orang.

Bahkan saat sekarang jadi manusia pun dia sudah langsung populer. Lebih baik aku pulang saja, aku benar-benar tidak berniat untuk melakukan apapun hari ini.

$$$

(MY POV)

Youngmin hanya bisa melongo seperti kambing yang habis makan gayung tanpa dikunyah. Kakak tertampan, tersekseh, terbaiknya bisa mendampratnya dengan penuh amarah dan rasa dendam (menurutnya).

“Hyung?! Kenapa begitu? Kenapa?”

Tapi baru sesaat Youngmin merasakan hatinya sakit yang pertama kalinya, tiba-tiba seorang anak kecil yang entah datang dari mana datang mendekatinya.

“Eh! Kakak yang waktu itu, boleh aku pinjam bando kucingnya?” Tanya anak kecil itu polos dan lugu dan saking lugunya ada sesuatu yang mengalir hidungnya dan tidak disadari oleh anak kecil itu. “sruuuttttt…”.

“Apa?” Tanya Youngmin kaget.

“Itu loh yang dikepalamu!”

“Apaan sih?” Youngmin memegang kepalanya. Setelah itu mata Youngmin hampir mau copot dari sarangnya. Yap! Ternyata telinga kucing yang ada di kepalanya muncul. Mungkin karena adegan dia murka dan mengamuk kesetanan tadi.

“Gaswat! Lupa kalo lagi marah kan ni telinga muncul.” Youngmin menutupi telinganya dengan kedua tangannya. “Anak kecil seklali lagi aku bilang ini bukan bando ya! Jadi pulang gih sana. Husss…. Hussss…”

“Gyahhhh!!~ Hari ini menyebalkan!” Youngmin sengaja bolos pelajaran berikutnya dan langsung pulang ke rumah. Sebenarnya tadi Youngmin sempat ragu untuk pulang atau tidak mengingat rumah si bidadari jejadian itu full of pink stuff yang bisa membuat matanya berkunang-kunang, tapi karena tempat bidadari jejadian itulah satu-satunya tempat yang ia akui di mana sang kakak tercintanya sekarang berada.

……

Awalnya Kwangmin berniat untuk pulang ke rumah bidadari jejadian itu, tapi Kwangmin sangat yakin kalau adiknya itu pasti akan menemuinya di sana. Dia ingin menjauh sebentar dari Youngmin. Pernah sekali ia merasa bahwa dirinya adalah parasit bagi Youngmin.

Kwangmin terus berjalan hingga kakinya pegal, kram, dan kesemutan. Akhirnya Kwangmin memutuskan untuk menyudahi perjalanan panjangnya yang amat sangat tidak berguna itu dan memilih duduk selonjoran di kursi panjang dekat sebuah kolam.

Kwangmin menutup matanya sambil menarik napas panjang dan berniat untuk menghembuskannya, tapi niatan itu terhenti karena ada sebuah suara-suara gaib yang datang entah dari mana dan mulai memanggil namanya. “Kwangmin…”

Seketika bulu kuduk Kwangmin berdiri, tapi Kwangmin tidak ingin segera membuka matanya. Takut gila! “Kwangmin….” Suara itu muncul lagi disertai dengan hawa dingin di daerah tengkuknya.

“Kwangmin…”

“Kwangmin…”

“Kwangmin! Oy bangun!” Teriak suara yang hampir memecahkan gendang telinga Kwangmin. Kwangmin hapal benar suara ini. Ini suara milik bidadari jejadian.

“Ada apa sih!” Seru Kwangmin ketus.

“Kau bertengkar dengan saudaramu ya?” Tanya bidadari jejadian itu.

“Aku tidak bertengkar.” Jawab Kwangmin ketus.

“Oh begitu ya.”

Lama sekali mereka berdua terdiam. Lama sekali~ dan kelamaan!!!! Sampai-sampai tidak terasa mereka bulukan karena dari tadi hanya diam seperti patung.

“Kapan ngomongnya woi!” Seru sebuah suara yang ternyata adalah suara saya. #abaikan

Seakan-akan saat ini terdengar sebuah lagu sedih yang sangat sedih seperti lagu Gloomy Sunday yang sukses membuat lagu itu menjadi lagu kematian dan juga sukses membuat orang-orang meninggal bunuh diri karena mendengar lagu itu. (gak nyambung =o=)

“Aku tahu apa masalah kalian.” Kali ini si bidadari jejadian itu mulai bersikap mormal layaknya manusia normal.

“Maksudmu apa?” Tanya Kwangmin tidak mengerti.

“Aku tahu kalian sedang ada konflik. Kau tahu kenapa kalian diubah menjadi manusia?” Tanya bidadari jejadian itu.

“Itu kan si Youngmin yang mau!”

“Bukan! Itu maumu! Kauingat saat kau bermimpi seorang wanita cantik bergaun putih mengunjungimu?” Tanya bidadari itu.

“Bukan kuntil anak kan?”

“Bukan!” Suara si bidadari jejadian itu kembali menjadi suara om-om sangar padahal tadi suaranya dibuat selembut mungkin yang sukses membuat semua orang ingin muntah karena mendengarnya. Selain itu juga suaranya juga sukses membuat Kwangmin mengkeret.

(Flashback)

“Aku tidak suka menjadi anak kucing. Aku ingin menjadi anak manusia.”

“Kenapa?” Tanya seorang bidadari (nah, yang ini baru bidadari asli)

“Aku ingin bisa lepas dari bayang-bayang Youngmin. Aku ingin diakui. Aku juga sebenarnya tahu aku bukan kakak Youngmin. Semua orang membenciku! Aku juga yakin aku bukan anak kandung ibu. Buktinya saja aku bukan kakak dari Youngmin.”

“Kau tahu dari mana anak manis?”

“Aku sempat mendengar omongan ibu, berarti benarkan aku bukan anak kandung ibu!”

“Memang benar kau bukan kakak dari Youngmin,.”

“Tuh  kan!!!!” Kwangmin merajuk. “Hueeeeeeeeeeeeeee……” Kwangmin mulai nangis kejer. “Ja… Hiks… Di… Hiks… a… Hiks… Bu… Hiks… Kan… anak kandung ibu kan? Hueeeee…..”

“Siapa bilang!”

“Hah?!” Mendadak tangisan Kwangmin terhenti.

“Tadi kau bilang!”

“Aku kan Cuma bilang kamu bukan kakak dari Youngmin tapi tidak bilang kau bukan anak kandung ibumu.”

Kwangmin yang memang sedikit LOLA meresapi kata-kata itu. “Lalu?!”

“Sebenarnya yang menjadi kakak dari kalian adalah Youngmin.”

*JDHEEERRR*

Bagaikan ada sebuah kilat dan petir menyambar-nyambar.

“Terus aku?!”

“Kau adalah adiknya. Kenapa bisa begitu? Itu semua karena kesalahan dari author aneh yang-selalu-bikin-salah yang salah membaca biodatamu!!!” Seru bidadari itu berapi-api.

“Hah?!” =.=

“Oh bukan! Maksudnya, majikanmu dulu salah mengira siapa yang lahir duluan. Dia menganggap dirimulah yang lahir duluan. Jadi itu semua karena kebodohan majikanmu dan ibumu diam-diam saja karena sifat cuek ibumu yang melebihi bebek.” Jelas bidadari itu panjang dan lebar.

“Iya! Jadi sekarang kau tahu, kaulah seharusnya yang menjadi adik dan bukan Youngmin.”

(end of flashback)

“Begitu kan kisahmu?!” Seru bidadari jejadian itu sambil makan popcorn.

“Iya, dan hei! Dari mana kau dapat popcorn hah?!”

“Tadi baru beli di sono! Habis flashbackmu itu loh muncul sendiri di atas kepalamu, jadi seperti film di bioskop!” Seru bidadari jejadian itu masih sambil melahap popcornnya.

Kwangmin hanya bisa melongo mendengar jawaban tidak masuk akal dari bidadari jejadian itu. Kwangmin memutuskan untuk menemui ibunya, entah kenapa dia rindu dengan ibunya. Ya semenjak dirinya dan Youngmin menjadi manusia, tidak pernah sekalipun mereka mengunjungi ibunya.

Jujur, Kwangmin hanya ingin jadi manusia untuk bisa lepas dari bayang-bayang Youngmin yang sempurna. Untung saja permintaannya bukan ingin melenyapkan Youngmin. Biar bagaimanapun juga dia tetap sayang pada Youngmin walaupun dia tahu Youngmin bukanlah adiknya melainkan kakaknya.

Saat ingin melangkahkan kakinya, terdengar seseorang memanggil namanya. “Hyung!” dia tahu benar suara siapa ini.

“Hyung! Kemana aja?! Aku mencarimu tahu!” Seru Youngmin dengan napas memburu seperti habis dikejar anjing galak rabies.

“Aku di sini aja!” Jawab Kwangmin dingin.

“Kau dingin sekali.”

“Aku gak sakit kok!” Jawab Kwangmin ketus. Dan tanpa basa-basi Kwangmin pergi meninggalkan Youngmin,

*GREEPP*

Youngmin menahah tangan Kwangmin. “Tunggu dulu, aku ingin bicara.”

“Bicara apa? Cepat lepaskan.”

“Tidak mau!” Suara Youngmin bergetar menahan tangis. “Apa salahku? Kenapa akhir-akhir ini kau jadi galak hyung?! Kau juga tidak mau bermain denganku lagi hyung.”

“Pikiranmu saja! Ayo cepat lepaskan aku.”

“Gak mau!!!!” Youngmin meggeleng-gelengkan kepalanya. Tangisnya sudah pecah. “Kenapa? Aku punya salah apa? Kalau aku punya salah aku minta maaf.”

Kwangmin menarik napas panjang. “Kau punya banyak salah padaku! Kau terlalu populer, kau terlalu manis, kau terlalu lincah dan satu lagi kau banyak disukai orang. Jadi berada didekatmu itu sama seperti menjadi bayanganmu tahu! Jadi kucing ataupun manusia sama saja kan!”

“Karena itu? Ya sudah aku minta maaf.” Youngmin jatuh berlutut di hadapan Kwangmin. “Maaf hyung maaf.”

“dan satu lagi, aku bukan kakakmu!”

“Maksud hyung?!” Tanya Youngmin kaget.

“Ya aku bukan kakakmu dan aku sangat membencimu!” Kwangmin berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangisnya sendiri. Tapi tak sampai beberapa detik tangis Kwangmin pun pecah.

“Hyung! Hiks… hyung!”

“Sudah kubilang aku bukan kakakmu!” Akhirnya Kwangmin jatuh terduduk dan langsung memeluk erat Youngmin. “Aku membencimu tapi aku juga sangat menyayangimu.”

“Aku bukanlah kakakmu Youngmin, tapi kaulah kakakku.” Kwangmin  melepaskan pelukannya.

“Apa maksud hyung?” Tanya Youngmin.

“Majikan salah mengira aku yang lahir duluan, ternyata yang lahir duluan itu kamu dan bukan aku. Ibu juga tidak bilang karena dia orangnya cuek dan juga pelupa.”

“Jadi aku kakak hyung?!”

“Ya, dan mulai sekarang kau jangan memanggilku hyung, karena kau-lah hyungku.”

“Aku tidak mau!” Youngmin menggeleng keras.

“Kau tidak pernah mendengar cerita yang selalu diceritakan ibu ya? Kalau dua anak kembar lahir, yang jadi kakak justru yang lahir belakangan Karena dia-lah yang berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kembarannya dan membantu mendorong kembarannya agar lahir selamat. Justru yang lahir belakanganlah yang berkorban agar yang lahir duluan selamat.” Jelas Youngmin. “Jadi kau tetap kakakku dan terima kasih karena telah menjagaku.”

Kwangmin terpaku mendengar perkataan Youngmin, dengan gerakan refleks dia memeluk Youngmin.  “Maafkan aku yang selalu berpikiran buruk tentangmu.”

“Satu lagi hyung, aku ingin kembali jadi kucing dan bertemu dengan ibu. Aku tidak ingin jadi manusia.”

“Aku juga sama.”

Bidadari jejadian itu mendatangi Kwangmin dan Youngmin dengan sosok aslinya. Perempuan berwajah cantik yang ada di mimpi Kwangmin dulu. “Kalian sudah belajar sesuatu kan?”

“Kau?!” Teriak Kwangmin.

“Ya aku sengaja menjadi makhluk jadi-jadian untuk membuka mata kalian terutama kau Kwangmin. Pikiranmu selama ini jadi salah, jangan pernah menganggap dirimu bayang-bayang dari saudaramu, kau bisa jadi dirimu sendiri dan diakui orang lain. Memang tingkah posesif Youngmin menyebalkan tapi dia sangat sayang padamu. Kau tahu?! Setiap malam dia selalu berdoa untukmu.”

“Youngmin?...” Lirih Kwangmin. Mereka berdua pun berpelukan dan menangis bersama.

“Kalian akan kembali menjadi diri kalian dan hidup bahagia bersama ibu kalian.” Setelah perkataan bidadari itu selesai. Sebuah keadaan ajaib terjadi. Waktu berputar kembali di mana Kwangmin dan Youngmin pertama kali dilahirkan.

Semua adegan diulang kembali dan majikan mereka tidak salah mengenali siapa yang lahir duluan. Dan akhirnya mereka berdua hidup bahagian sebagai kucing dan tentunya.

“Kwangmin hyung kau tetap kakakku, terima kasih kau telah menjagaku.”










komen, komen!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar