PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Coffee Friend | Chapter 4


Title: Coffee Friend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: no min woo
Other cast: all member of Boyfriend dan beberapa orang gak penting. #plak
Genre: romance comedy
Rating: yang biasa ajalah...
Length: sequel lagi^^ Part #4





“itu....”

“yaaa...kim donghyun! Kau bersembunyi disitu?!” tiba-tiba yeoja itu menemukanku dan berteriak kearahku. Aku menelan ludah dan mulai berjalan pelan menuruni tangga.

Yeoja itu melipat tangannya di dada sambil menatapku dengan mata yang siap membunuh.

“sejak kapan kau sampai di seoul?”

“aku langsung kesini setelah sampai di bandara... aku diberitahu ayah mertua kalau kau ada disini!”

“huek..” tenggorokanku tiba-tiba tersedak setelah mendengar kata ‘ayah mertua’ dari mulutnya. Sejak kapan?

“kita kan belum menikah! Lagipula anak kecil sepertimu harusnya sekolah..” aku tertawa kecil saat melihatnya cemberut.

“tidak apa-apa... lagipula aku sudah jadi tunangan mu!”

“tunangan?” jeongmin, hyunseong, dan pegawai baru itu berteriak kaget setelah mendengarnya, kecuali kwangmin. Tentu, karena dia sudah tau.

“memalukan! Jangan bertengkar disini... sebaiknya kau duduk dan cicipi beberapa makanan disini!” aku segera menarik yu min menuju ke sebuah meja.

“jeongmin, layani dia! Aku masih banyak pekerjaan!”  aku beranjak pergi meninggalkannya.

“t,,tapi.,”

“kau mau coba ini, noona!” jeongmin meletakkan secangkir chocopuccino di meja. Bagus jeongmin! Kau bekerja dengan baik! Aku pun duduk di meja yang dekat dengan kasir sambil pura-pura mencatat sesuatu.

Sebenarnya aku mengawasi mereka berdua. Kuharap jeongmin bisa membuat yeoja itu mengalihkan perhatiannya. Yu min terlihat cemberut dan menatap chocopuccino di hadapannya.

“ayolah noona, coba sedikit saja!” jeongmin tersenyum manis kearahnya.

“jangan panggil aku noona, kau bahkan lebih tua dariku!” yu min menjawab tegas sambil menengguk minumannya.

“e,,anak sekecil kau tunangan donghyun hyung?” aish, jeongmin. Kenapa kau berkata seperti itu? Ah, benar kan. Yu min menatapmu dengan mata pembunuhnya.

“m,,mian!”

“hh... sayang sekali kim donghyun memperkerjakan orang sepertimu!” yeoja ini benar-benar sombong. Itu sebabnya aku tidak menyukainya.
Tiba-tiba jeongmin bangun dari kursinya dan berjalan kearahku. Kenapa dia ini?

“aku menyerah hyung... kau hadapi sendirian saja..” dia menepuk pundakku. Dasar anak ini. Apa yang harus kulakukan agar membuatnya pergi?

Aku melihat ke sekeliling. Ah, sosok pegawai baru itu menarik perhatianku. Dia sedang meraih sesuatu di lemari yang lebih tinggi dari tubuhnya. Aku berjalan mendekatinya dan aku tersenyum dibuatnya. Kenapa? karena seragamnya ternyata sedikit longgar saat dia mendongak keatas. Tiba-tiba terpikir sebuah ide bodoh di kepalaku.

Aku berjalan mendekati min woo dan melingkarkan tanganku di perutnya untuk mengencangkan tali seragamnya. Sedikit mesra. Dan tentu membuat jantungku kembali berdetak kencang. Kenapa selalu dengan anak ini?

Aku tersenyum dan mengacak-acak rambutnya setelahnya.

“ini tidak rapi..”

Author POV.

“ini tidak rapi..” donghyun tersenyum dan meninggalkan min woo. Min woo tersenyum malu atas apa yang dilakukan atasannya itu. Tentu saja, karena selama ini dia selalu tidak rapi kalau mengenakan sesuatu, dan kali ini pimpinannya sendiri yang membetulkannya.

Sementara itu yu min cemberut melihat tingkah donghyun kepada salah satu pegawainya yang paling cantik disana. Dia meremas-remas sebuah tissue sebagai bahan pelampiasannya.

“hyungnim... dia menyeramkan ya?” hyunseong mencolek bahu jeongmin yang sedang membuat esspreso.

“hii...aku baru menemukan yeoja yang tidak ada manis-manisnya seperti itu!” jeongmin bergidik disela-sela kegiatannya. Kwangmin hanya tersenyum lucu.

“dia teman sekolahku! Tapi ayahnya mempunyai ikatan bisnis dengan keluarga donghyun hyung...jadi mereka harus menjadi korban perjodohan bisnis!”

“ah, jinjja? Berarti dia benar-benar lebih muda dariku?!” jeongmin menatap kwangmin. Kwangmin hanya mengangguk.

Min woo mengambil sebuah selang untuk menyiram beberapa tanaman yang berada di halaman cafe. Tapi dia sedikit kesulitan menggunakannya karena pada kenyataannya dia tidak pernah menyiram tanaman. Donghyun kembali ingin menolong min woo.

Dia memeluk minwoo dari belakang dan memegang selang itu lewat tangan minwoo. Donghyun mulai mengarahkan selangnya. Minwoo mengangguk tanda mengerti dan mencoba menghindarkan tangannya dari genggaman donghyun.

“lakukan dengan benar..”

“ne, sajangnim!” minwoo sedikit membungkukkan badannya.

Seharian itu donghyun terus membututi minwoo dan membantu apapun yang dia lakukan. Tentu saja itu membuat yu min cemberut dan tidak betah berada di cafe itu. Tapi semakin dia tidak betah, semakin dia ingin melakukan sesuatu terhadap minwoo.

“pelayan..”  yu min mengacungkan tangannya. Hyunseong menoleh dan menunjuk dirinya sendiri.

“bukan, bukan kau! Tapi dia..” yu min menunjuk kearah min woo yang kebetulan sedang berada di samping hyunseong. Min woo menoleh dan langsung mengangguk.

“woo~ woo~ maiyoo~kau harus hati-hati!” gumam jeongmin.

Minwoo berjalan perlahan menghampiri yu min dengan wajah polosnya. Yu min tersenyum licik saat min woo berada tepat di hadapannya.

“ini, aku sudah selesai.. cepat kau bereskan semuanya!”

“ne..” min woo mengangguk dan segera meraih piring makanan yang berada di atas meja dan menaruhnya ke atas nampan kayu yang dia pegang.

“ini juga!” yu min mengacungkan cangkir chocopuccino miliknya tadi yang ternyata belum habis ke arah minwoo. Tapi sebelum minwoo berhasil meraih cangkir itu. Yu min melepaskan genggamannya. Otomatis cangkir itu kini menjadi berpuluh-puluh keping dan berserakan di lantai.

“ah, apa yang kau lakukan? Kau lihat? Sepatuku jadi kotor gara-gara kau!!” yu min berteriak keras sambil menatap min woo. Semua orang yang ada di cafe itu langsung menatap kearah mereka.

“m,,,mianhamnida!” min woo jadi panik. Dia membungkukkan badannya dan segera meraih pecahan-pecahan cangkir itu.

“huh, seharusnya donghyun tidak mempunyai pegawai yang bodoh sepertimu! Aku yakin, kau pasti tidak punya uang untuk mengganti cangkir itu, apalagi mengganti sepatuku!” yu min lagi-lagi tertawa licik.

Semua pegawai disana termasuk donghyun tidak tahan melihat kejadian itu.

“membereskan itu saja kau tidak becus!” yu min menendang beberapa pecahan cangkir kearah minwoo. Min woo terkejut. tapi dia hanya bisa menunduk.

“hentikan kelakuan burukmu itu!” tiba-tiba donghyun mencengkram tangan yu min.

“kau bilang apa? Dia pantas mendapatkan itu!”

“memalukan sekali, seorang putri dari keluarga terhormat ternyata tidak memiliki hati nurani! Aku minta maaf atas apa yang dilakukan pegawaiku... dan sebaiknya kau segera pergi dari tempat ini!” donghyun tersenyum ramah kepada yu min.

Yu min melepaskan tangannya dari cengkraman donghyun.

“aku tidak akan pergi darisini!”

“terserah.. tapi sebentar lagi, cafe akan kami tutup!”

“akh..” seru min woo sambil melihat jarinya yang berlumur darah. Daritadi dia terus sibuk membersihkan pecahan-pecahan cangkir dilantai dan salah satunya menancap di jarinya.

Donghyun segera menghampiri minwoo. Dia langsung menuntun min woo menaiki tangga.

“hyunseong...kau yang bereskan itu! Aku akan mengobati min woo!” seru donghyun.

“ne hyungnim!” hyunseong langsung menyelesaikan pekerjaan min woo.

“argh...!!!” yu min kesal lalu menendang pecahan-pecahan itu lagi. Hyunseong terkejut dan bahkan langsung meloncat saking terkejutnya.

Yu min terduduk lemas di tempat duduknya lagi. Dia sangat kesal karena rencana jahatnya tidak berhasil.

Sementara itu donghyun mendudukkan min woo di sebuah sofa di lantai dua. Dia kemudian mengambil kotak P3K dan menaruhnya di samping min woo.

“seharusnya kau hati-hati!” donghyun membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah tissue lalu membersihkan darah di jari min woo. Min woo hanya terdiam sambil menatap donghyun.

“dia,,, memang menyebalkan! Tapi aku yakin, dia bukan orang seperti itu!”

“hyung,,,,, menyukainya?” tanya min woo ragu-ragu.

Deg.

Jantung donghyun kembali berdegup kencang. Entah mengapa dia sedikit gugup saat ditanya tentang ‘suka’ oleh minwoo.

“a,,tentu saja aku tidak menyukainya! Kau tidak usah khawatir!” donghyun tertawa aneh. Min woo langsung mengerutkan alisnya.

“aku tidak khawatir..”

“ya..ehm,,,maksudku,,, aku tetap akan membelamu sebagai pegawaiku!” donghyun langsung salah tingkah. Dia kemudian menyelesaikan pertolongan pertamanya pada jari minwoo.

“ayo! Kita tutup cafe ini!” donghyun bangun dan beranjak menuju pintu.

“gomawo sajangnim!” seri minwoo lembut. Donghyun menghentikan langkahnya sejenak kemudian tersenyum.

Kwangmin dan semua pegawai mulai membereskan cafe itu dan menutupnya. Tapi yu min masih terduduk di tempatnya dan sama sekali tak bergerak. Jeongmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“hhhoeam.... cafe ini sedikit menyeramkan loh kalau malam hari...” jeongmin menggeliatkan badannya sambil menggeser kursi yang berada di dekat meja yu min. Tapi yu min masih terdiam dan pura-pura tak mendengar.

“kau belum mau pulang?” donghyun menyikut lengan jeongmin.

“hyung tidak khawatir dengan benda itu?” jeongmin menunjuk kearah yu min. Donghyun menghela nafas.

“nanti juga dia pulang sendiri...sudah malam...nanti kunci saja pintunya ya!” donghyun menyerahkan kuci cafe kepada jeongmin. Jeongmin hanya mengangguk kecil.

Cafe sudah sepi karena waktu sudah larut. Tapi yu min masih melamun di kursinya. Jeongmin mengambil sapu dan sengaja menyapu di dekat yu min, malah dia menyodok kaki yu min dengan sapunya.

“aku tak mau jikalau aku dimadu..” jeongmin bernyanyi di samping yu min.(admin ditabok GF yang lain). Yu min benar-benar tak berkutik. Jeongmin merasa aneh. Dia kemudian mendekati yu min dan mencolek lengannya.

“kau..tidak apa-apa?”

“aku.....lapar....” yu min bergumam pelan. Jeongmin tersenyum lucu.

“tunggu sebentar!” jeongmin langsung membuatkan sebuah waffle chocolate cream. Dia diajari kwangmin untuk mebuatnya. Tak lama kemudian dia meletakkan benda itu di depan meja yu min.

“makanlah...” jeongmin duduk di kursi di hadapan yu min. Yu min segera melahap waffle itu, tapi dengan diiringi air mata.

“enak...” yu min masih memakannya dengan lahap. Jeongmin tertawa kecil.

“kau benar-benar berbuat banyak demi pertunanganmu!”

“um! Kalau bukan untuk orang itu..”








ternyata admin yang muncul! #plak
mian telat! *bow*
komen, nanti siang admin post yang part 5!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar