PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 23 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Because I Can't Say That I Love You | Chapter 7

Title: Because I Can't Say That I Love You part 7
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: kang min ji, youngmin
Other cast: kwangmin, krystal, kim nam joo
Genre: romance.
Rating: PG
Length: sequel, 2 episode terakhir...




last part: kwangmin mengungkapkan perasaanya.





“aku menyukaimu!!! Sangat-sangat menyukaimu! Aku akan menjagamu... lebih baik dari siapapun!!!”

Min ji terlihat gugup sekaligus terkejut dengan apa yang dikatakan kwangmin. Aish, aku tau kalau kwangmin memang orang yang baik untuk min ji, tapi kenapa perasaanku menginginkan min ji mengatakan ‘tidak’?

“a,,,aku,,” min ji menatap kwangmin dan kwangmin langsung tersenyum.

“tak usah kau katakan! Aku sudah tau jawabannya..terima kasih!” kwangmin mengusap kepala min ji pelan.

“mianhae kwangmin-ah..”

“aku mengerti...sudah cukup bagiku untuk menyukaimu! Kakakku memang beruntung! Kau menang hyung..” kwangmin kembali tersenyum sambil melirik kearahku. Entah kenapa perasaanku sedikit lega meskipun aku merasa kasihan karena adikku telah ditolak. Aku hanya tersenyum kecil.

“meskipun begitu, aku akan tetap melindungimu!” kwangmin menghampiri min ji dan memberikan sebuah pelukan hangat sambil mengusap rambut min ji.

“aku....pergi duluan!” tambahnya. Dia kemudian beranjak pergi dari atap sambil melambaikan tangannya.

“hh...andai saja youngmin yang mengatakan itu!” min ji tersenyum kecil sambil menundukkan kepalanya. Andai aku yang mengatakan itu? aku............................ingin.

Tiba-tiba min ji berjalan menuju tangga dan turun hingga sampai di koridor. Aku hanya bisa mengikutinya. Berjalan disampingnya sambil menatap wajahnya.

“yaaa,,, bodoh!!!!” aku terkejut saat melihat krystal yang tiba-tiba datang dari belakang. Dia menembus tubuhku dan langsung meraih pundak min ji lalu mendorongnya menuju dinding.

“akh..kau mau apa lagi?” min ji memegangi pundaknya yang sepertinya terasa sakit.

“kau tidak sadar apa kesalahanmu hah?! Dasar bodoh!!!” krystal menoyor kepala min ji dengan keras. Lagi-lagi aku hanya bisa menonton. Dimana kwangmin? Hanya dia yang bisa menolong min ji.

“berani-beraninya kau memeluk kwangmin dan membuat dia berkata kalau dia menyukaimu?!!! Kau benar-benar ingin mati?” krystal mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ternyata itu adalah sebuah pisau lipat yang sepertinya sangat tajam. Krystal menodongkannya di hadapan wajah min ji. Aish, mengapa koridor ini begitu sepi disaat-saat begini?

“a,,andwae! Jangan lakukan apapun!” min ji terlihat sangat panik. Krystal mungkin sudah gila. Berani-beraninya dia melakukan semua itu?!

“aku bisa melakukan apapun kepadamu...selama kau masih hidup dan terus menggangguku!” krystal mulai membelaikan pisau itu ke wajah min ji.

“akan kurusak wajahmu ini, agar youngmin dan kwangmin tak akan mendekatimu lagi! Haha” krystal terlihat semakin gila. Aku harus bagaimana? Aku harus menolong min ji.

“kau sudah gila, krystal! Kau sudah gila!” min ji menghidarkan wajahnya dari pisau krystal tapi cengkraman krystal terlalu kuat.

Tiba-tiba min ji menepis tangan krystal dan merebut pisau itu darinya. Dia kemudian membalik posisi dan membuat krystal menjadi tawanannya. Pipinya berdarah karena terkena sedikit goresan dari pisau itu. tak kusangka dia bisa membalik keadaan.

“kau pikir... selama ini aku lemah? Selama ini aku tak bisa membalasmu?! Aku bisa! Tapi satu yang kutakutkan! Aku bukan siapa-siapa disini..” min ji membentak krystal. Baru kali ini aku melihat sosok min ji yang seperti itu. krystal hanya terdiam. Sepertinya dia sedang mencari cara melarikan diri.

“kau lah yang merebut semuanya dariku! Kau merebut youngmin,,,, kau merebut kebahagiaanku..dan sekarang kau  membuang semuanya!”

“apa yang kau lakukan, kang min ji?” tiba-tiba sebuah suara mengagetkan kami bertiga.

“donghyun seongsaengnim?!!” pisau di tangan min ji terjatuh. Dia terlihat sangat gugup. Aish, donghyun saengnim pasti mengira kalau min ji lah pelakunya. Mengapa dia malah baru datang sekarang? Krystal tersenyum kecil.

“tolong seongsaengnim! Aku.... min ji,....mau membunuhku dengan pisau itu!” krystal langsung berakting menangis di depan donghyun saengnim.

“bukan aku, tapi dia! Aku bahkan terluka!” min ji mencoba membela dirinya.

“ikut aku kang min ji!” donghyun saengnim membalikkan tubuhnya dan langsung berjalan menjauh. Min ji meraih tongkatnya dan menatap kearah krystal.

“sebentar lagi kau berakhir!” gumam krystal. Min ji memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya mengikuti donghyun saengnim menuju ruang kepala sekolah. Aku pun mengikuti min ji masuk kesana. Aku sudah terlalu muak melihat krystal.

-

“kau...dikeluarkan dari sekolah ini! Aku kecewa..padahal kau murid berprestasi...” seru kepala sekolah setelah mendapat penjelasan dari donghyun saengnim.

“andwae! Tidak mungkin aku dikeluarkan! Tapi aku tidak salah!” min ji terus membela dirinya. Tapi mau bagaimana lagi, aku tahu kalau krystal itu adalah anak kepala sekolah satu-satunya. Dia pasti tak mau pengganggu anaknya terus berada di sekolah ini.

“aku minta maaf... silahkan keluar!”

Minji menghela nafas dan langsung beranjak pergi dari sekolah ini. Dia pasti sangat depresi. Sekolah ini adalah harapan masa depannya, dengan susah payah dia mempertahankan prestasinya untuk terus tetap berada di sekolah ini. Dia juga berani tutup mulut selama 2 tahun atas kekerasan krystal padanya hanya untuk tetap bertahan disini. Dan... dia menyembunyikan perasaannya kepadaku agar krystal senang, itu semua hanya untuk berada di sekolah ini. Sekolah yang bahkan tak punya keadilan.

Ah..dia terus berjalan. Seharusnya kan dia berbelok jika hendak ke rumahnya. Mau kemana dia? Tatapannya benar-benar kosong. Dia pasti memikirkan banyak hal. Tentang cita-citanya, tentang hidupnya, dan segala hal.

“youngmin..” gumamnya. Tak terasa, ternyata kita sampai di rumah sakit. Disaat seperti ini pun dia masih saja mengingatku?

Dia terus berjalan menuju kamarku dan masuk kedalam. Disana masih terdapat tubuhku yang masih tetap terpejam, tak bergerak sama sekali. Hanya pakaian saja yang berbeda karena setiap hari suster menggantinya. Min ji duduk di samping tubuhku kemudian dia menangis. Tak biasanya dia menangis seperti ini.

“youngmin-ah..kuharap kau mendengarku!” ucapnya lirih.

Ne, aku disini untuk mendengarkanmu!

“aku kehilangan semuanya....”

“aku kehilangan orang tua, kehilangan kau, bahkan kehilangan sekolah... eottokae???!! Aku sudah tak sanggup lagi hidup... semuanya berakhir!” dia masih terus menangis di dadaku. Ingin sekali aku menenagkannya.

“sepertinya aku memang harus mati... baru semua ini akan berakhir!” dia bangun dan mengusap air matanya. Perkataan bodoh macam apa itu?

“aku akan melakukannya kalau semua itu membuatku lebih baik!” dia menyimpan tasnya di lantai kemudian membuka pintu berandaku.

Benarkah apa yang akan dia lakukan itu? andwae! Kau tidak boleh melakukannya min ji-ah. Aku baru ingat kalau kamarku ada di lantai 7. Tinggi sekali kalau meloncat kebawah sana. Min ji bodoh. Dia terus berjalan ke pagar beranda dan melepaskan tongkatnya. Tak lama kemudian dia mencoba naik ke pinggiran beranda itu.

Aish, anak ini? Aku bisa apa?! Suster sedang tidak ada. Tak ada yang bisa menolongnya. Tuhan..... cepat kembalikan aku ke tubuhku. Bukankah sudah tak ada lagi yang perlu kuketahui. Aku harus segera menolongnya. Aku tak mau kehilangan dia. Dia.....dia.....dia minji-ku. A,,,,aku menyayanginya. Aku ingin melindunginya. Dan,.,.......a...aku.......aku menyukainya.

Bush....

Tiba-tiba tubuhku tersedot kedalam kamarku dan mataku tiba-tiba terbuka. A...aku bisa menggerakka tanganku dan tubuhku yang terbaring ini. Aku bisa kembali ke tubuhku. Yes!! Tapi tak ada waktu untuk merayakannya, aku harus segera menolong min ji. Meskipun terasa sakit, aku langsung melepas selang oksigenku dan mencoba menggerakkan kakiku setelah sekian lama. Dia masih belum melompat tapi kaki kanannya sudah tidak menginjakkan dirinya. Aku segera menarik bajunya dari belakang dan membuat min ji terjatuh menimpaku.

Kami berdua berguling di lantai dan kepala kami sedikit terbentur satu sama lain.

“young.................min?” kata min ji tak percaya saat melihat sosokku. Dia kemudian langsung memeluk tubuhku dengan sangat erat.

“kau sadar?! Kau sembuh!!!!!! Aku senang..” dia semakin mepererat pelukannya. Aku bahkan kesulitan menahan dorongan tubuhnya. Tapi aku juga balas memeluknya. Aku sangat merindukan pelukannya ini.

“a,,ah,,maaf! Kau pasti masih sakit!” min ji melepaskan pelukannya, tapi aku segera menariknya kembali dan memeluknya untuk yang kedua kali.

“bodoh! Kau masih tidak jera ya? Bukannya mencoba bunuh diri itu menyakitkan... aku saja tidak mau lagi!”

“a,,,haha..mian..” dia tertawa kecil. Disaat seperti ini dia masih sempat tertawa? dasar.

“meskipun kau koma..tapi aku merasa kalau kau selalu berada di dekatku...” gumamnya.

“aku memang selalu di dekatmu...dan aku tau semuanya!”








nantikan episode terakhir!! komen,komen..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar