PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | BoyFriend | Chapter 4


Title: Boyfriend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: Park Yujeong and all of boyfriend member. Tokoh bertambah di jalan cerita.
Genre: romance, friendship
Rating : PG
Length: sequel. Part #4


can't find the words



Jeong min POV

Aku tersenyum saat melihat diriku di cermin. Entahlah, aku selalu seperti ini kalau aku akan berangkat ke sekolah. Sepertinya aku terlalu bersemangat. Hari ini aku harus menjeput yujeong lagi. Pacar yang telah menyewaku. Waktu kami bersama hanya tinggal seminggu lagi. Aku sangat sedih. Aku tak ingin ini cepat berakhir.

Sudah lama, aku menyadari kalau aku benar-benar menyukai yujeong. Sebenarnya sejak pertama bertemu dia sudah menarik perhatianku. Tapi aku menahan perasaanku karena aku tidak boleh jatuh cinta kepada siapapun.

Aku memacu motorku menuju rumahnya. Ini terlalu pagi, tapi aku sengaja agar bisa berlama-lama di jalan dengannya. Haha.. aku benar-benar licik. Rumahnya terlihat masih sepi. Katanya orang tuanya tinggal di Amerika dan dia sendirian disini. Kalau dia minta, aku juga mau menemaninya disini. Hahaha.

“mian, aku telat!” tiba-tiba terlihat yujeong sudah berdiri di belakangku. Hari ini pun dia tetap manis. Tapi ada sesuatu yang berbeda darinya. Dia terlihat pucat.

“kau...sakit?” aku mencoba memegang wajahnya. Aku terlalu khawatir dibuatnya.

“ah,, ani aku hanya..”

Bruk..

Tiba-tiba dia terjatuh di depanku. Tubuhnya terbaring begitu saja di tanah dan membuat aku sangat terkejut. jangan-jangan demamnya semakin parah? Kemarin kan dia mimisan lagi. Aku segera menggendongnya. Tidak mungkin bagiku untuk membawanya ke rumah sakit dengan menggunakan motorku.

“taxi!”

--

Mungkin tidak apa-apa kalau aku bolos sekolah untuk satu hari saja. Ini karena aku tidak mau meninggalkan yujeong yang masuk unit gawat darurat daritadi. Tiba-tiba dokternya keluar dan tersenyum kepadaku.

“yujeong...”

“hanya kelelahan.. dia kurang darah!” dokter itu memotong pembicaraanku.

“ah,jinjja?”

“ne, sekarang dia hanya perlu memulihkan tubuh saja! Kami sudah memberinya vitamin, kata nona yujeong, anda dapat pergi ke sekolah!”

“a,,,ah,,gomapseumnida! Kalau begitu aku akan pergi ke sekolah!” aku tersenyum dan membungkuk kepada dokter itu. Aku masih khawatir dengan yujeong, tapi aku juga harus sekolah.

Aku sampai di sekolah setelah jam istirahat. Yah, aku bisa masuk karena telah melewati beberapa pertanyaan introgasi dari guru piket hari ini. Aku pun memutuskan untuk langsung masuk ke ruang club dan mendapati kelima member lain masih ada disana.

“yo..kau kemana saja keriting?” donghyun hyung tersenyum kearahku. Dia selalu memanggilku seperti itu sejak kedatangan yujeong.

“yujeong masuk rumah sakit!” aku duduk di sofa bersama minwoo.

“ah, wae? Ada apa dengan yujeong noona?” minwoo langsung antusias.

“kata dokter dia kelelahan dan kekurangan darah..”

“pasti banyak nyamuk di rumahnya, makanya darahnya habis di minum nyamuk!”

Aku langsung memukul kepala minwoo. Asal saja kalau dia sudah bicara.

“aku.....aku pikir, sebaiknya kau jangan terlalu baik kepadanya! Kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya..” donghyun hyung menatapku dengan serius. Tumben sekali dia seserius ini.

“k...kenapa hyung,,b,,bisa berkata seperti itu?”

“aku mengenalmu sudah cukup lama, dan aku tahu kalau kau sudah mulai jatuh cinta! Tinggalkan dia!”

“a,,,aku tidak bisa! Kami masih punya kontrak selama 1 minggu lagi!”

“kembalikan saja uangnya...” donghyun hyung menaruh setumpuk uang di atas meja di hadapanku.

“a,,,aku tidak bisa!” aku menundukkan kepalaku. Tapi aku memang benar-benar tidak bisa. Bagaimana ini? Aku tidak bisa meninggalkan yujeong. Hatiku berkata seperti itu.

“kalau begitu kau keluar dari club ini!”

“mwo???” member yang lain langsung terkejut mendengar perkataan donghyun hyung begitupun dengan aku.

“ini adalah resiko yang harus kau terima kalau kau sudah melanggar ketentuan club!”

“tapi hyung, dia..” hyunseong hyung mencoba membelaku.

“tidak ada tapi-tapi! Aku sudah memutuskannya!” donghyun hyung pun beranjak pergi meninggalkan kami berlima. Kepalaku hanya bisa tertunduk. Memang ini yang pantas aku dapatkan sekarang.

“jeongmin-ah...kau yakin?!” hyunseong hyung mengusap pundakku. Aku hanya mengangguk lemah sambil tersenyum.

--

Sudah seminggu aku tidak bertemu dengan yujeong sejak dia masuk ke rumah sakit. Saat aku kembali kerumah sakit, kata dokter dia sudah pulang. tapi dia tidak masuk sekolah, tak ada di rumah, dan bahkan tak ada kabar.

“kau benar tidak tau kemana dia pergi?”

“ne, aku juga khawatir! Aku takut sesuatu terjadi padanya,,,bukannya kau yang terakhir bertemu dengannya?” teman yujeong ini menatap sebal kearahku. Namanya han eun woo.

“kalau aku tau, aku tak akan bertanya kepadamu! Kalau begitu biar aku cari sendiri saja!” aku beranjak pergi meninggalkan eun woo.

“jeongmin-ah..” tiba-tiba anak itu memanggilku lagi. Aku pun menoleh.

“tolong temukan dia!” wajahnya terlihat sangat khawatir. Aku menghela nafas kemudian mengangguk. Tentu, aku akan menemukannya. Aku sangat ingin bertemu dengannya.

Saat ini aku akan kembali mencari yujeong ke rumahnya. Siapa tau, mungkin hari ini dia ada di rumah. Eh, tapi sepertinya aku memacu motorku ke jalan yang salah. Mengapa harus melewati rumah sakit. Darisini kan jauh lagi. Tiba-tiba pandanganku terpusat ke sosok seorang gadis yang sedang duduk di bangku taman rumah sakit. Benarkah apa yang kulihat? Itu yujeong?

Aku segera memarkirkan motorku di luar gerbang rumah sakit. Aku mendadak gugup. Bagaimana kalau itu benar-benar yujeong? Langkahku sangat terasa berat. Aku berdiri tepat di belakangnya. Dia sedang tersenyum sambil memainkan sebuah boneka berambut keriting. Entahlah, tapi aku merasa boneka itu mirip denganku.

“yujeong-ah..” suaraku pun terasa berat dan enggan untuk keluar. Dia menoleh kearahku. Ya, wajahnya masih tetap sama meskipun sekarang terlihat lebih pucat. Dia terlihat panik dan hendak pergi. Tapi aku segera menariknya dan memeluknya. Tubuhnya terasa lebih kurus. Ya, itu yang aku rasakan.

“mengapa kau menghindariku? Mengapa kau tinggal disini?”

“mian...mianhae! aku benar-benar tidak bisa mengatakannya kepadamu! Aku sudah tidak sanggup melihatmu lagi...” suaranya terdengar parau. Yujeong ku yang tangguh terasa lebih lemah sekarang.

“wae? Aku membutuhkanmu! Aku menyukaimu yujeong-ah..” pelukanku semakin erat. Ingin rasanya tak ingin melepaskan dia lagi.

“aku tidak bisa! Kau tidak boleh menyukaiku... ini harus menjadi pertemuan terakhir kita!” dia sedikit meronta tapi pelukanku masih tetap erat. Aku pun mengelus rambutnya.

“aku tidak mau kau meninggalkanku! Andwae!”

“tapi aku...” suara yujeong tertahan. Tiba-tiba aku merasa aneh dan melihat tanganku. Rambut yujeong berjatuhan di tanganku cukup banyak. Mengapa dia seperti ini? Mengapa rambutnya seperti ini? Aku pun melepaskan pelukanku dan ternyata darah segar sudah mengalir kembali dari hidungnya.

Aku terkejut dan segera mengeluarkan tissue dari sakuku dan membersihkan mimisan dari hidung yujeong. Dia menangis. Hal itu membuat hatiku amat sakit. Aku tak ingin melihatnya menangis.

“katakan padaku! Sebenarnya kau menyembunyikan sesuatu padaku kan?”

“bukan hanya padamu! Tapi pada semua orang!” dia menatapku tapi matanya masih tetap mengeluarkan air mata. Tanganku mencoba menghapus air matanya itu.

“mengapa kau bersikap seperti ini? Bicaralah padaku!” aku menggoyangkan pundaknya dan memaksa dia untuk berbicara.

“alasan dari semua ini adalah.... aku akan mati!”









sudah bisa menebak kan? admin butuh ide buat akhir cerita! ayo bantu admin~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar