PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | Coffee Friend | Chapter 5


Title: Coffee Friend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: no min woo
Other cast: all member of Boyfriend dan beberapa orang gak penting. #plak
Genre: romance comedy
Rating: yang biasa ajalah...
Length: sequel lagi^^ Part #5







“kalau bukan untuk orang itu...”

“siapa?” jeongmin penasaran.

“ayahku! Dia terlalu menyayangi bisnisnya dibandingkan aku! Padahal dari awal aku menolak semua ini...”

“kau tidak menyukai donghyun hyung?”

“tidak sama sekali! Mana mungkin aku menyukai orang tua itu...” yu min tersenyum kecil. Jeongmin terdiam sejenak.

“siapa nama ayahmu?”

“k.will...pemilik starship company..”

“ah...dia ternyata! Dia juga teman ayahku! Ayahku pemilik SM company..” *loh?*
Jeongmin tertawa kecil. Yu min terkejut.

“jinjja? Lalu mengapa kau bekerja disini?”

“dia bilang, aku boleh melakukan apa yang kumau..sebelum lulus sekolah!”

“begitu ya?! Oya, di seoul aku tak punya rumah... rumahku di pulau jaeju dan orang tuaku masih di canada! Jadi kumohon kau memperbolehkan aku tidur disini semalam... kau boleh kunci cafe ini dari luar kok!” yu min menatap jeongmin memelas. Jeongmin kemudian mengangguk.

“diatas ada ruangan ganti...sedikit nyaman dibandingkan disini!”

“ne, aku kesana sekarang! Kau boleh pulang!” yu min bangun dan beranjak menaiki tangga. Jeongmin membereskan meja itu dan berjalan menuju pintu.

Tapi setelah dia memegang kenop pintu, dia terdiam sejenak. Dia mengurungkan niatnya untuk pulang malam ini. Akhirnya dia menghampiri sebuah sofa di pojok ruangan dan membaringkan tubuhnya disana.

--

Yu min membuka matanya dan melihat jam di handphonenya. Sudah pagi ternyata. Dia yakin kalau jeongmin sudah datang dan membuka cafenya. Maka dari itu dia harus segera pergi meninggalkan cafe itu. Dia langsung menuruni tangga dan terkejut mendapati jeongmin sedang tidur di sebuah sofa. Akhirnya dia menghampiri jeongmin.

“yaa... sudah pagi! Cepat bangun dan bersiap-siap membuka cafe!” yu min menggoyang-goyangkan punggung jeongmin dengan lututnya. Jeongmin berbalik dan membuka matanya perlahan.

“kenapa kau tidak pulang saja? Kau takut aku mengambil sesuatu dari cafe ini?”

“aku hanya takut akan ada yang membuka pintu cafe dan menemukanmu, lalu berbuat sesuatu padamu!” jeongmin bangun dan mengucek matanya. Yu min tersenyum kecil.

“aku pulang ke canada sekarang...terima kasih atas semuanya!” yu min membungkukkan badannya.

“sampaikan salamku kepada ayahmu.. kuharap dia mau membatalkan bisnisnya dengan perusahaan donghyun hyung dan memilih bekerja sama dengan perusahaan ayahku...” jeongmin tersenyum.

“maksudmu?!”

“hubungan bisnis! Sudahlah,, cepat pergi sana!” jeongmin mendorong yu min menuju pintu dan terkejut saat melihat donghyun datang.

“kalian...” donghyun menunjuk mereka berdua.

“maaf atas kelakuanku kemarin.. dan maaf... sepertinya aku akan menolak perjodohan kita lalu memilih menjadi menantu dari perusahaan SM company saja..! haha.. annyeong..” yu min langsung kabur dari hadapan donghyun dan jeongmin.

“ada apa dengannya?” donghyun menatap jeongmin. Jeongmin hanya tersenyum.

“dasar anak-anak zaman sekarang!” donghyun menggeleng-gelengkan kepalanya.

“aku datang..” tiba-tiba minwoo berteriak di belakangnya. Donghyun terkejut dan langsung menoleh.

“akh,,,kau,,, bagaimana? Lukamu sudah sembuh?” donghyun langsung meraih tangan minwoo lalu melihat jarinya yang masih di perban.

“aku sudah sembuh hyung.. gomawo!” minwoo tersenyum lembut.

Deg.

Lagi-lagi seperti ini. Donghyun langsung memegang dadanya yang bergemuruh.

“ah..ya..ayo bereskan cafe!”

Donghyun beranjak pergi.

--

Youngmin POV.

Ah.. kenapa dari kemarin wajah anak itu teringat terus? Sayangnya kemarin aku harus menemani umma berbelanja dan tidak bisa ke cafe. Lagipula pasti aku diusir donghyun karena aku masih tidak mau jadi pegawai. Tapi hari ini aku sangat ingin bertemu dengannya.

“aku berangkat!” tiba-tiba kudengar teriakan kwangmin dari sisi pintu kamar. Aku segera berlari mengejarnya.

“kwangmin-ah...” aku memanggilnya. Dia menghentikan langkahnya di tangga dan menoleh kearahku.

“aku ikut ya!” aku tersenyum kearahnya. Dia hanya terdiam dan langsung melanjutkan langkahnya. Ah, anak ini. Aku mengejarnya dan berjalan beriringan.

Kami berdua melintasi jalan seperti biasa tanpa berkata apapun. Dia memang orang yang terlalu diam. Tapi begitulah dia. Dia hanya bisa terbuka dengan aku dan donghyun hyung meski Cuma di waktu tertentu. Donghyun hyung sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri selain aku.

Tak terasa kami sudah sampai dan kami berdua langsung masuk kedalam. Aku mencari sosok min woo yang ternyata sedang duduk di hadapan meja jeongmin hyung. Aku pun tersenyum lega dan langsung berjalan kearahnya lalu duduk di sampingnya. Dia menoleh kearahku lalu tersenyum.

“annyeong hyung..”

“annyeong..” jawabku singkat. Cafe ini masih sepi karena belum dibuka. Minwoo meraih sebuah cangkir berisi capuccino di hadapannya dan langsung meneguknya.

“apa yang kau lakukan?” aku menahan daguku dengan tangan sambil menatapnya. Aku memang betah untuk melihat wajah cantiknya. Dia menoleh kearahku sambil tersenyum.

“aku mencicipi kopi! sejak aku tidak tau apa-apa tentang kopi, sajangnim selalu mengingatkan aku! Jeongmin hyung pun membantuku menjelaskan bagaimana cara untuk membedakan rasa diantara sekian banyak kopi..” jelasnya panjang lebar.

“woo~woo~ maiyoo~ minum yang banyak dan tumbuh tinggi! Kau harus lebih tinggi agar bisa bertemu dengan para yeoja bersamaku..” jeongmin tersenyum kearah minwoo sambil membereskan peralatannya.

“hyungnim, minwoo tidak bisa! Dia terlalu cantik, jadi kita bisa menyuruhnya melakukan itu!” tiba-tiba hyunseong hyung ikut bergabung diantara kami sambil memegang pundak min woo.

“tepat sekali! Prince di coffee prince ini adalah hyunseong kita, dia kuat, setia, gagah dan bagus dalam bekerja! Kekuranganmu apa?... oya, nanti sekalian kau bersihkan ini ya!” jeongmin banyak memuji hyunseong dan membuat wajah hyunseong memerah.

“ne, hyungnim!” jawab hyunseong sambil terus membereskan pekerjaannya.

“ahh..sebaiknya aku pergi tidur di lantai dua! Tadi malam benar-benar tidak nyaman..” jeongmin hyung menggeliatkan tubuhnya dan beranjak pergi.

Aku kembali menoleh kearah min woo dan ternyata dia masih meneguk capuccinonya. Bibirnya kini dipenuhi oleh cream dan membuat aku tersenyum kecil.

“lihat itu..kenapa orang jaman sekarang seperti ini?” aku menatapnya begitupun sebaliknya.

“kau seharusnya tidak seperti ini, dan ketika kau ada di hadapan seseorang kau bersikap seolah tak ada apa-apa dan menaruh cream dibibirmu!”

Minwoo langsung menaruh cangkirnya lalu hendak menghapus cream itu dengan tangannya. Aish, anak ini. Aku segera menahan tangannya.

“itu kotor!”

Donghyun POV.

Aku mencari minwoo untuk membantuku menyiram tanaman lagi. Loh? Memang ini pekerjaannya, tapi aku senang melakukannya berdua seperti kemarin. Dimana anak itu? Ah, ternyata di depan meja jeongmin bersama youngmin.

“itu kotor!”

Tiba-tiba youngmin meraih kepala minwoo dan mendekatkan wajahnya lalu men,,,men,,,mencium bibir minwoo?!!!! Apa-apan dia itu? Seenaknya saja melakukan itu kepada minwoo. Mengapa aku cemburu?  Mengapa aku benar-benar cemburu? Arghhh...

Pluk.

Tiba-tiba ada yang menaruh sebuah handuk kecil di kepalaku dan menutupi mataku dari kejadian itu.

“jangan melihat itu hyung! Jika kau berdiri dengan ekspresi seperti itu, aku hanya bisa melakukan ini!”

Ini suara kwangmin. Dia menyelamatkanku dan pasti mengerti perasaanku.

Seharian ini aku benar-benar tak bisa mengontrol emosiku. Aku tak bicara sama sekali kepada minwoo apalagi youngmin. Bahkan sampai saatnya pulang pun, aku enggan pulang. Kejadian itu masih memenuhi kepalaku dan tak bisa kulupakan. Argh....lupa! aku harus melupakannya. Pikiranku kacau. Aku langsung melemparkan handuk pemberian kwangmin tadi.

Aku berjalan tanpa tujuan disini. Hanya terus menyusuri jalan yang sudah sepi. Semua bayangan tentang min woo, mulai dari pertemuan pertama sampai saat ini selalu terngiang. Wajahnya, senyumnya, akh, semua itu membuat aku gila. Baiklah, aku harus melakukan sesuatu malam ini. Mereka pasti belum pulang dan masih membereskan cafe.

Minwoo POV.

Cafe sudah sepi. Aku segera bersiap untuk pulang. Noona pasti sudah menunggu. Tapi sekarang dia sudah memiliki pekerjaan sebagai pelayan toko. Jadi mungkin saja aku yang lebih dulu pulang darinya.

“siapa yang akan membersihkan semua ini?” jeongmin hyung turun dari lantai 2. Dia pasti sudah tidur lagi disana.

“ah...kita undi!” kata kwangmin hyung.

“boleh!” jawab hyunseong hyung. Sementara aku sudah berdiri di ambang pintu.

“woo~woo~maiyoo~ kau juga harus ikut!” jeongmin hyung menarikku. Kami berdua berjajar dan saling pandang.

“kertas, gunting, batu!” teriak kami serempak sambil mengeluarkan tangan kami. Aku dan jeongmin hyung mengeluarkan gunting, sedangkang hyunseong hyung mengeluarkan batu dan kwangmin mengeluarkan kertas. Sekali lagi.

“kertas, gunting, batu!” aku dan hyunseong hyung mengeluarkan gunting sedangkan jeongmin hyung dan kwangmin mengeluarkan kertas. Mereka menang.

“yahaaaa..” jeongmin hyung berteriak senang sementara kwangmin hanya tersenyum. senyum kemenangan.

“aah,,” aku mengeluh. Aku dan hyunseong hyung saling bertatapan.

“kertas, gunting, batu!” aku mengeluarkan batu sedangkan hyunseong hyung mengeluarkan kertas. Aku kalah lagi.

“jiaaaa...” hyunseong hyung meneriakkan kemenangannya dan berhigh five ria dengan jeongmin hyung.

“ah..bagaimana aku membersihkan ini semua sendirian?”

“yang kalah itu.. biasanya tidak punya apapun untuk dikatakan..” jeongmin hyung merangkul pundakku.

“tapi hyung...ini terlalu banyak untuk dikerjakan sendiri..” hyunseong hyung membelaku. Aku mengangguk tanda setuju.

“lalu..kenapa kita tidak membantunya? Benarkan kwangmin? Eh, dimana dia?” jeongmin hyung berputar-putar mencari kwangmin.

“woo~woo~maiyoo~..jadi...selamat bekerja ya!” jeongmin hyung tersenyum dan menepuk pundakku.

“annyeong~” mereka semua meninggalkanku. Baiklah, mau tidak mau aku harus melakukannya. Aku segera mengepel mulai dari ruang tengah cafe. Tiba-tiba aku melihat keluar jendela dan mendapati donghyun hyung ada disana. Sedang apa dia diluar?








admin butuh bantuan!
minwoo cocoknya sama siapa?
a. donghyun
b. youngmin
c. admin #plak
komen sambil kasih jawaban ya!^^

2 komentar:

  1. Minwoo ama aku aja ya..
    Kekekekeke
    Min Wooppa ma Donghyun aja ya ^_^

    BalasHapus
  2. Minwo sama author ngga apa Tapi kalau Youngmin sama aku aja#Plakk..

    BalasHapus