PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 23 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | The Melody | OneShot

Title: The Melody
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: Han Hee rin, Kim Dong hyun
Genre: Romance
Rating: PG ajalah...



Ini ff hadiah..tapi admin post disini juga deh^^




“rin,,,, bukannya kau ada kelas hari ini?” umma menatapku dengan tatapan bingung. Aku berguling ke sisi lain tempat tidurku sambil meraih selimut dan langsung menutupi seluruh tubuhku dengan benda itu.

“aku demam umma!” teriakku.

“demam? Bukannya kau baik-baik saja? Sini umma periksa!”

“andwae! Biarkan aku istirahat saja!”

“bilang saja kau malas berangkat les!” umma langsung masuk ke kamarku dan menarik selimut yang menutupi tubuhku ini. Aku menutupi wajahku dengan bantal karena umma pasti akan memarahiku lagi.

“kau tidak kasihan kepada umma? Umma sudah bayar lesmu dengan mahal, tapi kau malah malas-malasan seperti ini!” umma duduk disamping tubuhku. Aku perlahan menatap umma, kata-katanya itu benar.

“ne! Aku akan pergi...” jawabku sambil mencoba bangun dari tempat tidurku yang nyaman ini.

“cepat! Nanti gurumu marah lagi..” umma mendorong tubuhku untuk beranjak menuju kamar mandi.

Aku pun segera bersiap dan memasukkan semua barang yang kubutuhkan ke dalam sebuah tas berwarna merah dengan sebuah boneka cherry di depannya. Sebenarnya aku masih sedikit malas untuk pergi, tapi saat melihat wajah umma, aku tak bisa menolak lagi.

“aku berangkat, umma!” aku berteriak dan berjalan menuju pemberhentian bus di dekat rumahku. Tak lama kemudian bus itu datang dan sepertinya tidak terlalu penuh seperti biasa. Mungkin orang lain pun sedang tak ingin keluar rumah seperti aku.

Tempat lesku sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah. Mungkin hanya beberapa kilometer saja. Sebenarnya bukan sebuah sekolah, itu hanya sebuah rumah sederhana milik guru lesku. Aku berhenti tepat di depan gerbang rumah itu.

“nona rin, silahkan masuk!” kata satpam yang setiap hari berjaga di depan rumah itu. aku hanya tersenyum sambil mengangguk kecil dan berjalan memasuki gerbang itu.

Tempat itu sepi seperti biasa. Karena hanya aku lah satu-satunya murid disini. Aku memencet bel pintu, tak lama kemudian keluarlah seorang ahjumma yang tersenyum ramah.

“tuan sudah menunggu anda di ruang latihan, nona!”

“ne, ahjumma!” aku pun berjalan perlahan menuju ruang latihan yang biasa aku gunakan. Sebenarnya aku sedikit enggan untuk masuk ke ruangan itu. tapi aku harus melakukannya.

“kau terlambat 1 menit 23 detik..” seru seseorang. Suara itu sangat kukenal. Suara seorang namja yang berumur kira-kira 23 tahun dengan rambut yang dicat merah. Dia sedang duduk di sebuah kursi yang menghadap jendela.

“mianhae, donghyun seongsaengnim!” aku menundukkan kepalaku. Ya, dia adalah guru lesku.

Orang yang begitu dingin dan terkesan tak punya hati. Aku bertemu dengannya saat aku menampilkan permainan pianoku di pertunjukkan tahunan sekolahku. Waktu itu dia menawari aku untuk menjadi muridnya. Tentu saja aku tidak ingin menolak. Sosoknya begitu menarik. Dan dengan seketika, dia membuat aku menyukainya.

“sudah berapa kali kukatakan kalau terlambat itu adalah hal yang sangat tidak kusukai!” dia melirik jam tangannya dan kemudian menatapku.

“tapi aku kan hanya terlambat satu menit saja!”

“satu menit dua puluh tiga detik!”

Aish. Dia begitu detail dengan segala macam kesalahan yang aku lakukan. Aku sudah tak bisa membela diriku kalau berhadapan dengannya.

“cepat duduk dan mainkan sebuah lagu!”

Aku hanya menurut dan segera duduk di depan sebuah piano berwarna putih miliknya. Di atasnya sudah terdapat beberapa kertas berisi lagu milik pianis ternama seperti bethoven, mozart, dan chopin.

“tapi...lagu-lagu ini belum kau ajarkan kepadaku!” aku menatap kertas-kertas itu satu persatu. Setingkat lebih sulit dibanding biasanya. Dan dia belum memberitahu sedikitpun tentang lagu-lagu ini, lalu seenaknya saja menyuruhku memainkannya.

“kurasa kau bisa!” jawabnya dengan nada dingin.

“bagaimana mungkin aku...”

“percuma kau belajar selama satu tahun.. kalau kau sama sekali tak bisa melakukannya!”

Deg.

Akh..perkataan menyebalkan itu lagi. Kenapa sih dia itu hobby sekali membuat orang lain sakit hati?

“baik, akan kucoba!”

Aku menarik nafas panjang dan mulai memencet toots piano sesuai dengan not balok yang kulihat di kertas-kertas itu. temponya sangat cepat dan pianis amatir seperti aku mana bisa mengikutinya.

“lakukan sekali lagi!” seru namja itu saat aku memencet toots yang salah. Seperti permintaannya, aku pun kembali mengulangi lagu itu. tapi ternyata berkali-kali aku memainkannya, berkali-kali pula aku melakukan kesalahan.

“kau ini bodoh atau apa? Sia-sia pelajaran yang sudah aku berikan kepadamu! Mana tanganmu?” dia bangun dari kursinya dan meraih tanganku.

Ini adalah hukuman yang biasa dia berikan kepadaku. dia mengambil tongkat kecilnya dan memukulkannya ke telapak tanganku. Sakit. Sifat dan sikapnya lah yang membuat aku malas untuk datang kesini.

“aku kecewa padamu! Aku sangat menginginkan kau menjadi pianis handal..tapi apa yang kau lakukan? Kau hanya bisa bermain-main!” dia terus memukuli tanganku sampai berwarna kemerahan. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa sakitnya.

Cukup. Sudah bosan aku begini. Dia selalu bilang ingin membuatku menjadi seorang pianis handal, tapi dia selalu melukai jariku seperti ini dan membuatnya sepertinya jari-jarinya yang dililit perban itu. aku harus mengatakannya, aku juga punya hak untuk bicara.

“kim donghyun!” aku menarik tanganku dan mengangkat wajahku untuk menatapnya. Dia terlihat sedikit terkejut.

“kau seorang guru yang baik, tapi cara mengajarmu itu yang salah!”

Aku menarik nafas panjang sebelum aku melanjutkan kata-kataku.

“kau selalu dingin, mengajarku dengan keras, kau selalu menyuruh aku melakukan apa pun maumu, tapi kau tak pernah bertanya apa mauku!”

Donghyun terdiam tapi matanya balas menatap mataku.

“kau selalu memukul tanganku dan melukainya.. padahal kau selalu bilang kalau kau ingin aku menjadi pianis handal!!!! Mana bisa aku mewujudkannya dengan jari yang kau lukai terus menerus?” air mataku tak terasa mulai mengalir di pipiku.

Aku sudah tak tahan melihat wajahnya. Aku pun berbalik dan segera mengambil tas ku. Lebih baik aku pulang sekarang juga. Tiba-tiba donghyun memelukku dari belakang dan hal itu tentu saja membuat aku sangat terkejut. dia menaruh dagunya tepat di pundakku.

“mianhae...jeongmal mianhae!” dia berbisik di telingaku dan bahkan aku bisa merasakan nafasnya.

“aku memang tidak bisa bersikap ramah kepada orang lain, karena inilah diriku! Aku memilihmu menjadi muridku satu-satunya.. karena aku yakin kalau kau berbakat dan kita punya mimpi yang sama!” dia menghela nafas. Kata-katanya benar juga. Aku memang sudah bermimpi menjadi seorang pianis dari kecil.

“aku mendidikmu dengan keras...agar kau bisa berusaha menjadi yang terbaik.. dan aku menghukummu seperti itu... rasanya sakit bukan?” dia melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuhku agar menghadap kearahnya.

“apa yang kurasakan..lebih sakit daripada yang kau rasakan!” donghyun mengacungkan kedua tangannya yang dibalut perban.

“luka ini..karena aku pernah memecahkan kaca saat aku dicurangi dalam sebuah kompetisi! Sekarang..aku sudah tak dapat memencet nada-nada itu dengan benar! aku ingin membuatmu jera dengan luka-luka itu dan berusaha agar tak dihukum lagi....berusaha agar tak ingin melakukan kesalahan lagi... itu yang aku inginkan!”

Benarkan apa yang dia katakan itu? benarkah bahwa itu yang sebenarnya dia inginkan?

“maafkan aku jika caraku memang salah... tapi aku tak ingin kau pergi!”

“waeyo?” tanyaku.

“karena aku telah menyukai muridku satu-satunya...tapi kurasa dia membenciku!” dia tersenyum kecil dan terlihat sedih.

“aku juga menyukaimu seongsaengnim! Jadi jangan biarkan aku pergi!” aku balas tersenyum kearahnya. Dia langsung memelukku lagi dengan erat, lebih erat dari yang tadi.

“aku tak akan melepaskanmu! Dan..mainkan lagu tadi untukku!”

“mwo???? Latihan lagi????” aku segera meronta untuk melepaskan pelukannya tapi dia tak mau melepasnya.

“tentu saja! Untukku ya..” katanya lembut. Aish orang ini. Baiklah..

“aku akan memainkan love story bethoven untukmu, oppa! Sini..duduklah dan temani aku!”

Mungkin, mulai saat ini. Aku tak akan pernah bolos les lagi. Saranghae seongsaengnim, saranghae donghyun oppa








komen!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar