PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Minggu, 19 Februari 2012

Fanfic BoyFriend | BoyFriend | Chapter 2


Title: Boyfriend
Author: admin ^^YuMin~
Main cast: Park Yujeong and all of boyfriend member. Tokoh bertambah di jalan cerita.
Genre: romance, friendship
Rating : PG
Length: sequel. Part #2



First Date


“dimana ruangan mereka?” aku menatap eun woo yang terlihat serius.

“itu, di depan sana!” eun woo kemudian menunjuk ke sebuah ruangan yang ada di ujung koridor dan berdekatan dengan ruang kepala sekolah. Enak sekali mereka.

“kau mau ikut masuk?”

“ani, hanya pelanggan yang boleh masuk!” eun woo terlihat sedih.

“ah.... segitunya!” aku memanyunkan bibirku. Sepertinya mereka terlalu royal dengan bisnis mereka.

“doakan aku ya!”

“ne, pasti!” eun woo memberi pose fighting kepadaku. Aku tersenyum kepadanya. Entahlah, tapi sekarang aku hanya bisa tersenyum kepada eunwoo. Dia terlalu baik kepadaku.

Aku mulai berjalan perlahan dan berdiri di depan pintu. Rasanya berat untuk membuka pintu itu. Aku jadi ragu. Buka, atau jangan? Ayolah,, beri aku pendapat kalian!

Cklek...

Tiba-tiba pintu di hadapanku terbuka sendiri dan ada sebuah wajah yang muncul di depanku.

“kau, mau apa kau kesini?” ternyata si keriting yang membuka pintunya. Sikapnya masih tetap acuh dan terlihat licik. Aku langsung mengacungkan tiket pemberiannya.

“ooo..” tiba-tiba anggota lain yang ada di dalam langsung berteriak setelah aku menunjukkan kartu itu.

“yaaa, jeongmin-ah.. dia pelanggan, jangan bersikap buruk seperti itu!” siswa berambut merah itu melemparkan sebuah boneka ke arah si keriting.

“anda mau bertemu dengan siapa, nona?” si keriting itu berubah menjadi ramah. Ternyata uang 5000 won bisa merubah sikap seseorang ya..

“aku ingin menukarkan tiket ini dengan seseorang..” aku langsung masuk dan menerobos tubuh si keriting.

Ternyata ruangan itu seperti ruang tamu di sebuah apartemen. Semuanya ada disana, televisi, kulkas, AC, dan barang-barang mewah lainnya serta setumpuk boneka dan hadiah-hadiah manis yang kuyakini dari fans atau pelanggan mereka.

“aku bisa menemanimu ke caffe romantis di dekat sini!” si rambut merah itu tersenyum.

“aku akan menyanyikan sebuah lagu yang indah untukmu!” seseorang dengan suara unik mulai ikut berbicara.

“kita bermain di taman!” dua orang berwajah sama itu pun ikut merayu.

“ani, hyung! Aku duluan yang bilang!” kata yang berambut hitam.

“andwae.. aku yang duluan!” kata yang satunya lagi. Hh.. aku lupa semua nama mereka.

“aku akan membawamu ke taman bermain.. bagaimana?” siswa imut ini berlari mendekatiku sambil tersenyum.

“aku ingin ke toilet!” si keriting beranjak pergi.

“aku ingin si keriting!” aku berkata dengan cukup keras dan membuat mereka semua terkejut.

“ahahahahaha.... dia memanggilnya si keriting!” mereka terus tertawa sambil mengatakan itu. Memangnya lucu ya? Aku kan mengatakan hal yang sebenarnya. Si keriting pun tidak jadi ke toilet setelah mendengar hal itu dan berjalan menghampiriku.

“yaa... apa yang kau katakan? Yaayaa... sudahlah jangan tertawa lagi!” si keriting pun jadi panik. Sepertinya dia malu.

“besok kan hari minggu! Kutunggu kau di seoul tower!” aku tersenyum licik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

“bye bye,,, sampai jumpa dengan si keriting! Hahaha...”

Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata mereka. Habis kau diejek seharian, keriting! Haha, aku puas.

--

Hari ini hari minggu. Besok hari senin. Ah, aku memikirkan hal yang tidak penting. Bukan itu yang aku maksud. Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju seoul tower seperti yang sudah aku janjikan kemarin. Tapi aku tidak yakin kalau si keriting itu akan benar-benar datang. Entahlah, yang penting sekarang aku harus melihatnya.

Cukup ramai juga tempat ini. Mungkin hampir seluruh warga korea berlibur disini. Yujeong, lagi-lagi kau memikirkan hal yang tidak penting. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik perhatianku. Dia mengenakan kaus putih dan jaket berwarna merah, dan yang paling penting rambutnya keriting. Aku langsung berlari ke arahnya.

“tak kukira kau akan datang ker,,,”

“jeongmin! Namaku jeongmin!” dia menegaskan lagi. Aku hanya menahan tawaku.

“ne, jeongmin-ssi! Namaku yujeong, park yujeong!” aku ikut mengulang namaku seperti dia.

“namamu seperti laki-laki! Pantas saja kau seperti ini, tidak ada manis-manisnya!” dia cemberut.

“ingat! Pelanggan adalah raja!” aku mengacungkan telunjukku dan membuat dia semakin cemberut.

“mau apa kita kesini?”

“aku menyewamu untuk apa? Kau sama sekali tidak berguna!”

“aish,,,, kau,,,” jeongmin terlihat gemas dan kesal. Dia kemudian menggandeng tanganku masuk ke dalam menara dan menaiki lift nya.

“aku menyesal telah memberikan tiket itu kepadamu!” kata jeongmin sambil mengambil jarak dariku. Ya, di lift ini kami hanya berdua dan tentu saja sangat jauh dari lantai dasar ke lantai paling atas menara ini.

“bukankah kau bilang aku akan membutuhkannya kalau aku tau apa kegunaan tiket itu!” aku tertawa kecil. Rasanya menyenangkan untuk mengejek anak ini.

“yaaa,,, aku kira kau tak bisa tertawa!” dia langsung mencubit pipiku dan memaksaku kembali tertawa. kenapa aku bisa keceplosan begini?

“a,,ah,, sakit! Kau ini!” aku melepaskan tangannya dari pipiku dan mengusapnya. Tak terasa lift pun terbuka dan kami berdua berjalan di sekitar pagar yang dipenuhi oleh gembok cinta.

Dia menarikku untuk duduk di sebuah kursi dan menatap ke luar lewat dinding kaca.

“ ah, aku masih penasaran! Memangnya sekolah mengizinkan bisnis kalian itu ya?” aku menatap jeongmin yang menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

“donghyun hyung, anak kepala sekolah! Minwoo, anak ketua yayasan! Aku, anak penyumbang dana terbesar,,,” dia tersenyum kecil. Mulutku menganga.

“lalu kenapa kalian mencari uang dengan cara seperti itu?”

“bukan apa-apa.. hanya membiayai uang sekolah kami sendiri dan sedikit menyumbangkannya..”

“aah... baiknya kalian! Memangnya pelanggan boleh memilih siapa saja yang ingin mereka sewa?”

“um! Diantara kami berenam..”

“apa kalian juga...mmm... bisa... melakukan hal yang..mm.. macam-macam.. ng.. dengan pelanggan?” aku sedikit ragu untuk bertanya, tapi aku sangat penasaran.

“ani, kita hanya boleh melakukan hal yang wajar! Mengobrol dan jalan-jalan.. tak lebih dari itu!”

“pelukan?”

“tidak boleh!” dia menggeleng.

“ciuman?”

“apalagi itu!”

“pegang tangan?”

“tidak!”

“tapi kau memegang tanganku tadi..” aku cemberut. Dia terkejut dan terlihat salah tingkah.

“itu,, tidak disengaja! Lagipula,,, di club kami itu, setiap member tidak boleh benar-benar jatuh cinta dan punya pacar! Karena mereka akan dikeluarkan!”

“ah itu kan merusak hak asasi!”

“kau itu banyak tanya sekali, baru kali ini aku bertemu pelanggan sepertimu!” dia kali ini memukul kepalaku.

“ah, memang biasanya pelanggan lain berbuat apa?”

“mereka minta dibelikan es krim, bertanya tentang kesukaanku apa, lalu bertanya apakah minggu depan aku punya acara atau tidak... “

“hiii,,,, menyeramkan!” aku bergidig membayangkan yeoja-yeoja yang berdandan cantik hanya untuk bertemu dengan keenam orang sewaan itu.

Lihatlah aku, aku hanya mengenakan t-shirt putih, jaket berwarna coklat dan sebuah syal berwarna coklat pula. Lalu sebuah celana jeans pendek sepaha dengan sepatu tinggi yang melebihi tumit. Rambutku yang sedikit bergelombang kubiarkan terikat satu dengan poni dibawah alis. Penampilanku mungkin bisa disebut tomboy untuk ukuran seorang yeoja. Tapi inilah aku.

“emh.... aku ngantuk! Kita terlalu pagi untuk datang kesini!” jeongmin menyandarkan kepalanya di pundakku. Apa-apaan anak ini?

“yaa,,,, bukannya ini melanggar peraturan tadi!” aku mencoba menarik tubuhku menjauh, tapi rambut keritingnya selalu menempel.

“pelanggan lain harus membayar lebih untuk ini, kuberi kau gratis!” dia tersenyum. t,,tunggu. Mengapa aku menjadi deg-degan seperti ini? Tidak. Aku tidak boleh merasa lebih kepadanya.

“jeongmin... sedang apa kau disini?” tiba-tiba ada suara seorang yeoja dari belakang kami. Kami berdua langsung menoleh.

“ji hwa... kukira siapa..” jeongmin manyun dan kembali menyandarkan kepalanya. Aku menjadi merasa tidak enak. Siapa yeoja bernama ji hwa ini? Ada hubungan apa dia dengan jeongmin?

Tunggu di part #3




comment please!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar