PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | A S tory About Love | Chapter 3


Title : A Story about Love [Part III]
Author : Siska Sri Wulandari
Main Cast : No Minwo (Boyfriend)
: Hwang Sung Young
: Jungmin (Boyfriend)
: Han Jihye


Aku berdiri di depan kelas Young Min untuk menunggunya keluar. Sebenarnya sudah sejak 10 menit yang lalu bel pulang berbunyi, tapi sepertinya kelas Young Min sedang ada sedikit pelajaran tambahan. Tak lama setelah itu keluarlah Young Min dan Minwo bersamaan. Ya, mereka memang teman akrab. Kemana-mana selalu bersama. Sama seperti aku dan Jihye dulu. Ya, dulu. Karena sekarang Jihye sudah berpacaran dengan Jungmin tentu mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama.
Young Min.” panggilku sambil tersenyum.
Young Min menatapku ragu dan seperti mau menghindariku. Ya, aku tahu, aku memang pantas dihindari. Minwo pun mendorong-dorong Young Min agar menghampiriku.
Harus dengan apa aku membayar kesalahanku tadi?” tanyaku sambil tersenyum manis padanya. Kulihat wajahnya memerah. “Aku sangat menyesal karena tadi memperlakukanmu seperti itu. Aku janji akan menuruti semua permintaanmu asal kau mau memaafkanku.” Sambungku lagi sambil terus menyunggingkan senyum.
Wajah Young Min tampak ragu. Kemudian Minwo berceletuk, “Nanti malam jalan-jalanlah dengannya.”
Refleks aku dan Young Min melihatnya secara bersamaan dengan ekspresi terkejut.
Bukankah noona bilang apa pun?” tanya Minwo.
Tapi, kenapa malah kau yang memutuskan?” aku balik bertanya.
Apakah noona mau mengabulkannya?” tiba-tiba Young Min bersuara.
Ohh, tentu saja. Aku kan sudah janji.” Jawabku masih sambil tetap tersenyum, meskipun senyum kali ini senyum terpaksa.
*Sung Young POV*
Pasti Minwo ingin mendekatkanku dengan Young Min. Ya, sudahlah, toh Cuma malam ini. Young Min juga sudah tahu kalau aku tidak menyukainya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin perasaanku pada Minwo tidak akan pernah tersampaikan. Sudah saatnya aku menyimpan cintaku padanya. Ya, hanya untuk disimpan. Bukan untuk dinyatakan dan bukan untuk dibalas. Sakit memang. Tapi sepertinya takdir tidak mengizinkanku untuk menyatakan isi hatiku padanya. Yang jelas No Minwo, kau punya tempat khusus dihatiku selamanya.♥♥♥
*END POV*
Oppa, pinjami aku uang untuk memperbaiki ponselku. Tolonglah dongsaengmu yang malang ini, aku janji akan segera menggantinya.” Rengekku pada kakak laki-laki ku satu-satunya sambil menarik-narik kaosnya karena dia selalu lari jika aku meminta uang padanya.
Tidak mau. Kau pasti tidak mau membayarnya!” tolak kakakku sambil meronta-ronta berusaha melepaskan diri.
Kegiatan tarik-menarik kami pun terhenti ketika melihat ibu masuk membawa seseorang yang aku kenal. Karena kaget, genggamanku pun melemah dan membuat kakakku berhasil kabur setelah berhasil menjungkalkan aku karena terlalu keras ketika menarik tubuhnya. Aku pun hanya meringis kesakitan sambil memegangi pantatku sedangkan ibuku hanya menggeleng-geleng melihat tingkahku dan kakakku tadi seraya berlalu.
Apa yang kau laku…?” kata-kataku terputus ketika aku mengingat janjiku tadi siang dengan Young Min. Aigoo, terpeta dengan jelas di wajah Young Min bahwa dia sangat kecewa karena aku melupakan janjiku.
Seharusnya aku memang tidak terlalu banyak berharap.” Kata Young Min sambil menatapku datar dan beranjak keluar.
Young Min, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku benar-benar lupa.” Kataku sambil menarik lengan kanannya.
Lupa atau sengaja melupakannya?” tanyanya sambil tersenyum kecut.
Aku benar-benar lupa. Tolong maafkan aku. Beri aku waktu setengah jam untuk bersiap-siap.” Pintaku memohon.
Young Min hanya mengangguk dan kemudian aku menyuruhnya untuk menunggu di dalam.
*Young Min POV*
Aku tahu dia tidak pernah mempedulikan aku. Tapi entah kenapa aku tidak bisa membencinya, justru semakin menyukainya. Aku tidak mungkin bisa menolak semua permintaannya. Aku tahu, aku bodoh, tapi aku lebih suka seperti ini. Menghabiskan waktu bersama gadis yang aku cintai meskipun sadar gadis tersebut tidak pernah mencintaku. Egois sekali memang.
*END POV*
Young Min sama sekali tidak bisa melepaskan pandangannya sedetik pun pada Sung Young yang tengah duduk manis di dalam bus sambil melihat keluar jendela.
Maaf ya, aku mengajak noona jalan tapi harus naik bus.” Kata Young Min dengan nada menyesal.
Haha, untuk apa minta maaf. Aku suka.” Jawabku sambil terus memperhatikan benda bergerak di luar.
Ketika mendengar jawaban Sung Young rasanya Young Min sudah tidak ada di bumi lagi. Ingin sekali dipeluknya kakak kelasnya yang sangat dicintainya itu.
Salah satu alasan Young Min menyukai Sung Young adalah karena mereka memiliki banyak kesamaan sehingga selalu nyambung ketika sedang ngobrol. Salah satunya adalah sama-sama suka menonton film action. Untuk itu mereka memutuskan untuk menonton film action. Sebelum film dimulai mereka duduk-duduk terlebih dahulu. Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka. Sung Young syok saat melihat dua manusia yang ada di hadapannya yang sedang bergandengan tangan mesra. Yang perempuan terlihat sangat manja sekali bergelayutan di lengan yang laki-laki.
Air mata, kumohon jangan keluar. Kenapa harus sekarang aku mengetahui kenyataan bahwa…” gumamku lagi sambil menghela napas berulang-ulang kali.
Noona, malam ini kau tidak boleh mengecewakan Young Min.” kata laki-laki yang tak lain adalah Minwo sambil tersenyum padaku.
Aku hanya tersenyum kecut tanpa sedikit pun mau memandang gadis yang ada di sampingnya. Mana mungkin bisa aku sanggup memandang gadis itu.
Oh, yha. Kenalkan ini pacarku, Park Hyura.” Katanya lagi sambil menyodorkan tangan pacarnya tersebut kepadaku.
Ya, aku tahu, aku tahu. Tak perlu kau kenalkan pun aku sudah tahu kalau gadis manja yang bergelayutan di lenganmu itu adalah pacarmu. Kau pikir aku bodoh!” gumamku lagi. Hatiku benar-benar panas.
Aku menjabat tangan gadis tersebut sambil berusaha menahan tangis. Dia, orang yang sangat aku cintai, ternyata telah memiliki kekasih. No Minwo, terima kasih, terima kasih, terima kasih banyak karena membuatku mempunyai alasan yang kuat untuk berhenti mencintaimu meski aku tahu aku tidak akan semudah itu bisa melupakanmu.
Tiba-tiba Young Min merangkul pundakku dan mengajak untuk masuk karena sebentar lagi film akan dimulai. Aku sama sekali tidak menolak ketika Young Min merangkulku. Aku benar-benar terluka. Rasanya ingin sekali menangis, tapi aku tidak mungkin melakukannya di sini. Setidaknya dengan Young Min merangkulku membuatku merasa lebih kuat.
***
Aku sama sekali tidak fokus dengan apa yang sedang aku tonton. Aku melirik Young Min yang tampak serius sekali. Aku ingin meminta pulang tapi aku tidak enak hati. Aku lirik jam tanganku, film baru akan selesai satu jam lagi.
Haah, aku benci diriku sendiri.” Keluhku sambil bersender.
Noona, bosan yha?” tanya Young Min tiba-tiba yang mengagetkanku.
Ahh, anii. Hanya sedikit capek saja.” Jawabku berbohong.
Kalau noona lelah, biar kita pulang saja.” Katanya lagi.
Tidak, aku benar-benar tidak apa-apa. Lanjutkan saja menontonnya.” Bohongku lagi sambil mengarahkan kepalanya menghadap ke depan lagi.
Tapi bukannya menghadap ke depan dia malah mengecup keningku. Sontak aku kaget dan melotot kepadanya. Meskipun gelap aku yakin dia bisa melihat ekspresi kagetku.
Mianhee, noona. Aku tidak bisa menahan diri.” Katanya menyesal.
Young Min… Ahh, kau!” aku menghentikan kata-kataku dan menarik nafas dalam-dalam. “Berhentilah menyiksa dirimu sendiri. Lupakan aku dan cari gadis lain yang mencintaimu.” Kata ku pelan. Aku sama sekali tidak bisa marah padanya.
Berulang kali aku mencoba, tapi tidak bisa.” Jawabnya lirih.
Kau sama denganku dan kesamaan kita itu yang membuat kita semakin tidak mungkin untuk bersama.” Jawabku lirih.
Apa orang itu Minwoo?” tanya Young Min sambil terus menatapku.
Haa? Haha, yang benar saja. Aku tidak mungkin menyukai laki-laki yang lebih muda dariku.” Lagi-lagi aku berbohong.
Bolehkah aku mengetahui siapa orangnya?” tanyanya lagi.
Jangan buat aku semakin sulit melupakannya.” Jawabku sambil berpura-pura menonton.
Baiklah. Jika Noona sudah bisa melupakannya, segera beri tahu aku ya.” Katanya lagi sambil tersenyum tapi aku tidak meresponnya sama sekali.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar