PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | With The Twins | Chapter 1


Title : with the Twins
Author : Chrizt’Nmz-Aoi Vessalius
Genre : friendship, romance #maybe#
Main chara :
1. Park Eun Ji [OC]
2. Jo Young Min [Boyfriend]
3. Jo Kwang Min [Boyfriend]
Song fic : Boyfriend by Boyfriend
Warning : gaje, abal,banyak typo bertebaran dimana-mana. Amburadul deh~

nb :fanfic korea pertamaku, jd harap maklum lw jelek *bow*


===+++===

With the Twins
.
.
Chapter 1~
.
Siang hari yang cerah untuk mengawali aktifitas baru,di kota baru dan rumah baru bagi Park Eun Ji. Ia tersenyum di dalam mobil yang ia tumpangi sambil memandang keluar kaca mobil dimana orang-orang Seoul sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Di dalam mobil itu ia tak sendiri, di kursi pengemudi ada appa [Ayah] Eun Ji dan disampingnya ada eommanya [Ibu].
Hari ini adalah hari kepindahan keluarganya ke Seoul, karena sang appa dipindah tugaskan ke ibu kota negara Korea selatan tersebut , Eun Ji dan Sang Eomma juga ikut pindah ke Seoul.
Mobil yang di tumpangi keluaraga Park itu telah sampai disebuah rumah yang cukup besar didaerah perkomplekan [?] #emang di korea ad koplek ==a, um..byangin rumah jejer2 gitu ja ya#
Eun Ji turun dari mobil, berlari masuk ke rumah barunya ia tak sabar ingin tahu seperti apa rumah barunya itu.
Eun Ji masuk ke dalam rumah barunya, terlihat beberapa prabotan sudah terpasang dan beberapa orang dari jasa pengangkut barang mondar – mandir disekitar Eun Ji sibuk menata perabotan.
===+++===
Eun Ji disuruh eommanya untuk berbelanja keperluan rumah di supermarket. Setelah semua keperluan sudah ia beli, Eun Ji mengayuh sepeda menuju rumah barunya.
Eun Ji mengayuh sepedanya sambil bersiul, matanya mebelalak melihat didepanya berdiri seorang namja yang medongakkan kepala ke langit.
“awas…!!!”
Namja itu menoleh, sama seperti Eun Ji dia kaget. Matanya juga mebelalak dan…
Prangggg!!
Bruuuukkk!!
Jjjeduuukk!!
“ouch” rintih Eun Ji
“Sial” umpat namja itu.
“Ya..kau, otakmu kamu letakan dimana sih. Berjalan bukannya melihat kedepan malah melihat keatas, berharap uang turun dari langit,cih itu tak akan terjadi” bentak Eun Ji sengit #jelas dong Eun Ji == author pun bakal seneng lw bnrn uang turun dr langit *gaje*#
“kau yang bodoh, jelas-jelas aku didepanmu kenapa tidak mengerem” balas namja itu tak kalah sengit.
“Dasar namja kurang ajar, tidak mau mengakui kesalahannya” kata Eun Ji sambil berdiri dan berjalan menuju sepedanya yang tergeletak tak bernyawa [?].
“Ya .. yang salah siapa? Kau naik sepeda sedangkan aku berjalan. Jelas-jelas lebih sakit ditabrak sepeda dari pada jatuh dari sepeda”
“Terserah apa katamu. Aku tak perduli, weekss” kata Eun Ji mulai mengayuh sepedanya meninggalkan namja itu, setelah mebereskan belanjaannya yang bertebaran [?].
“Ya.. kau mau kemana?” triak namja itu kesal.
“Dasar namja gila. Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi” guma Eun Ji
===+++===
Sampai dirumah Eun Ji meletakan belanjaannya dengan kasar membuat sang eomma mengerutkan kening tingkah sang anak. Eun Ji segera melangkahkan kakinya ke lantai dua. Ia mebuka pintu kamaranya, meja belajar, tempat tidur, dan perabotan lain sudah tertata rapi, ada beberapa kardus di lantai sepertinya barang dalam kardus itu belum dipasang. Eun Ji menghela napas berjaln menuju meja belajarnya dengan mebawa beberapa potong [?] kertas.
Eun Ji mulai megambar, berharap moodnya kembali tapi sudah 5 kertas gambarnya berakhir tak berbentuk. Eun Ji mengacak rambutnya, itulah sifatnya, moodnya mudah naik dan mudah turun [?].
“Hufff…merusak mood saja” umpat Eun Ji
ia berdiri sambil berkacak pinggang. Sampai mata Eun Ji menangkap sebuah gantungan pintu berbentuk awan,bintang dan bulan, dihiasi dengan lonceng yang ada dalam kardus.
Eun Ji tersenyum, ia mengedarkan pandangannya ke pintu Balkon kamarnya ia mengeser pintu kaca itu. Semilir angin berhembus disekitar Eun Ji. Eun ji melihat keatas mencari tempat yang pas untuk mengantungkan gantungan yang ia bawa.
Eun Ji kembali masuk kedalam kamarnya mengambil kursi, lalu menaiki kursi itu untuk memasang hiasan pintu miliknya, Eun Ji terlihat kesusahan memasang hiasan pintu itu.
“Kursi yang kau pakai itu kurang tinggi”
Eun Ji menoleh kesumber suara itu, disebrang balkon mungkin rumah tetangga, di jendela yang tepat menghadap balkon kamar Eun Ji ada namja yang menatap Eun Ji sambil bertopang dagu dengan kedua tangannya. Mata Eun ji mebelalak, keseimbangaanya jadi tak terkendali .
BRUUUKKKK!!
“Ouch”
“Eh Kau tak apa-apa?”
“Ukh!,” Eun Ji melirik namaja itu, matanya melotot. Dengan segera Eun Ji berdiri.
“Kau, yang menabrak eh.. salah ku tabrak tadi”
Sebelah alis namja itu terangkat.
‘menabrak siapa?’
Ucapnya dalam hati.
“Menabrak?” ia kelihatan sedang berpikir, lalu namja itu tersenyum “ngomong-ngomong bagus juga pakai putih” ucapnya sambil tersenyum evil.
Kening Eun Ji berkerut, ia mencoba mencerna kata-kata namja itu. Ia mulai menyadari sesuatu, ia sedang mengunakan rok berarti yang dimaksud putih oleh namja itu….
“Ya..dasar namja mesum” triak Eun Ji. Ia segera masuk kedalam, sedangkan namja itu tertawa sangat keras. Eun Ji kembali dengan tempat sampah yang penuh kertas-kertas tak berbentuk akibat sentuhan tangan Eun Ji.
“Kau sangat menyebalkan mencari kesempatan dalam kesempitan. Dasar namja mesum!!!!” triak Eun Ji sambil melemparkan kertas-kertasnya ke namja itu dengan kekuatan penuh, namja itu kelihatan kesusahan dengan tindakan Eun Ji yang melempari kertas padanya. Ia segera menutup kaca jendela untuk menghindari lemparan bola mriam eh.. salah bola kertas milik Eun Ji. Namja itu masih merasa kaget ia mengelus-elus dadanya.
“Kau kenapa?” seseorang muncul dari balik pintu kamarnya.
“Ah.. gwaenchana” balas namja itu sambil tersenyum mengingat wajah yeoja yang marah-marah tadi. Sedangkan lawan bicaranya hanya mengangkat sebelah alis melihat kelakuan namja di depannya.
Sementara itu Eun Ji terus-terusan mengumpat tak jelas tentang namja tadi. Hari pertamanya di Seoul menjadi hari terburuknya #sabar Eun…#
===+++===
Esok hari yang cerah untuk hari pertama Eun Ji masuk sekolah barunya. Eun Ji sudah bersiap menuju SMA Shinchung #author gx tau nama SMA dsna ap jd angp ja setara SMA di indo ya#. Seragam sudah lengkap karena ini musim panas Eun Ji mengenakan seragam musim panas yang berlengan pendek dan pita merah. Eun Ji di antar sang appa menuju sekolahnya.
Skipppp>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>skippp
Eun ji berjalan bersama seonsaengnim menuju kelas baruny. Jantung Eun Ji bedegub kencang, ia merasa sedikit tegang selama perjalanan yang ada dalam pikirannya hanyalah.
‘Bagaimana dengan kelas barunya?’
‘Apakah siswanya ramah?’
‘apakah ia akan punya teman nanti?’
Sampai didepan kelas Eun Ji menghela napas panjang. Saat disuruh seonsaengnim masuk, Eun Ji berjalan pelan masuk ke kelas, tiba-tiba kelas menjadi hening. Semua mata tertuju pada Eun Ji sekarang.
“Annyeong, Jeoneun Park Eun Ji imnida mannaseo bangapseumnida [Hallo, namaku Park Eun Ji salam kenal]” ucap Eun Ji lalu menunduk meberi salam.
“Tempat dudukmu sebelah sana” kata Seonsaengnim sambi menunjuk meja no tiga dari belakang di deret ke 3. Eun Ji berjalan menuju bangkunya.
“Wah kita satu kelas”
Eun Ji menoleh kesumber suara itu tepat disamping kananya, mata Eun Ji melotot. Namja yang kemarin menabrak ralat ditabrak + yang mengintip rok Eun Ji, baiklah yang terakhir tadi jangan diingat.
“Kau, yang ku tabrak kemarin namja kurang ajar” kata Eun Ji, Namja itu hanya menatap Eun Ji dengan kening berkerut.
“Sepertinya kau salah” katanya sambil tersenyum.
“Apa mak―”
“Seonsaengnim”
Eun Ji menoleh ke sebelah kirinya matanya kembali melotot.
“Ada apa Young Min?”
“Saya ijin ke toilet”
“pergi lah”
Namja yang bernama Young Min itu beranjak dari bangkunya berjalan keluar kelas dengan kedua tangan ia masukkan ke saku celana. Eun Ji terus menatap Young Min itu, sampai keluar kelas. Lalu ia mengerjap-ngerjap matanya beralih menatap namja disamping kanannya Yang masih menatap Eun Ji, ia masih tersenyum.
“Kau dan dia Kembar,….”
TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar