PERHATIAN

PERATURAN -->
1. setiap membaca fanciction di sini, WAJIB KOMENTAR
2. DILARANG MENG-COPY artikel di sini, baik sebagian apalagi seluruhnya !
3. jangan lupa JOIN dengan BLOG ini
terima kasih

Kamis, 29 Maret 2012

FF | A S tory About Love | Chapter 4


Title                  : A Story about Love [Part IV]
Author              : Siska Sri Wulandari
Main Cast        : No Minwo (Boyfriend)
                        : Hwang Sung Young
                        : Jungmin (Boyfriend)
                        : Han Jihye


Ommo!! Aku benci diriku sendiri. Sangat benci! Ahh, menjijikkan sekali aku. Stalker! Entah sejak kapan aku mulai menggeluti profesi itu. Foto-foto yang baru saja aku print tanpa melihat hasilnya segera aku campakkan, berhamburan menutupi ubin kamarku. Aku melihat kesal tab-tab yang aku buka pada internetku. Saking kesalnya aku segera menutup laptopku tanpa mematikannya terlebih dahulu. Aku, Hwang Sung Young benar-benar stalker sejati. Setelah mengenal kekasih Minwoo aku jadi sangat intensif berkunjung ke account jejaring sosial Minwo dan kekasihnya. Dengan penuh kecemburuan aku membaca satu persatu wall-wall mereka. Menikmati kemesraan mereka dari album-album mereka. Bahkan aku sampai mual ketika membaca gombalan-gombalan Minwo pada kekasihnya itu. Setiap hari melihat perkembangan facebook dan twitter mereka. Jika tiba-tiba status “relationship” mereka berubah menjadi “single” mungkin aku orang pertama yang mengklik tombol like!  Selama ini aku tidak pernah mengecek status Minwo karena memang tidak pernah ada gossip yang beredar bahwa ia telah memiliki kekasih. Betapa bodohnya aku selama ini mempertahankan perasaan cintaku pada seseorang yang telah memberikan hatinya pada gadis lain. Bahkan aku sampai menyimpan foto-foto mereka dalam folder tersendiri dan mencetaknya!

“Sung Young, Jihye meneleponmu.” Kakakku Young Saeng menerobos masuk  ke kamarku dan menginjak foto-foto Minwo dan Hyura yang berserakan di lantai. Aku melirik kakinya dan menyeringai “wajah mereka memang pantas untuk diinjak.” Gumamku kesal.#dihajar girlfriends
Aku mengambil ponsel kakakku “Ada apa Jihye?”
“Gyaaa, sejak kapan dongsaengku mengoleksi foto-foto seperti ini?” teriak Young Saeng oppa histeris sambil melihat foto-foto tadi yang kini sudah dikumpulkannya di dalam genggamannya.
“Kau sedang apa?”tanya Jihye heran yang terkejut mendengar teriakan Young Saeng oppa.
Tanpa menjawabnya aku segera menghampiri oppa ku yang sedang dugem (duduk gembel) sambil terus melihat foto-foto itu. “Apa yang kau lakukan oppa? Ahh, jangan mencampuri urusan adik perempuanmu.” Teriakku sambil tetap menggenggam ponsel yang masih terhubung dengan Jihye dan menarik-narik foto tersebut tapi ternyata tenagaku memang tidak akan pernah bisa  mengalahkan tenaganya.
“Bukankah ini adik pacar Jihye, kalau tidak salah namanya Jung Min. Iya Jung Min, si nama pasaran itu. Bahkan aku kenal 3 orang yang bernama Jung Min di kampusku. Young Saeng oppa berkata santai tanpa rasa berdosa sama sekali.
“Seperti ada seseorang yang menyebut namaku?” aku mendengar tidak terlalu jelas suara di seberang sana karena letak ponsel yang berada tidak tepat di telingaku.
“Jihye, kau ada di mana?” tanyaku panik.
“Di rumah Jung Min. Kami sedang apa pesta kebun dan ingin mengajakmu. Di sini juga ada Young Min dan…” Jihye menggantung kata-katanya karena tidak enak menyebutkan nama seseorang yang pasti akan membuatku terluka. “Hyura.” Sambungnya lirih.
“Apa telepon ini kau speaker?” tanyaku lagi dengan tingkat kepanikan 501%.
“Eh, hehe.” Jawab Jihye dengan nada bersalah.
“Klik” tanpa aba-aba segera aku putuskan telepon.
Aku menatap gusar oppa ku yang masih dengan pedenya tetap berada di kamarku dan mengamati foto-foto itu dengan tampang polos yang membuatku semakin kesal. Tiba-tiba Jihye menelepon lagi tapi aku mengabaikannya.
“Kalau Jihye menelepon atau mengirimu sms yang mencariku katakan kalau aku sedang liburan di Planet Pluto.” Bentakku sambil mengusir oppa ku yang masih tidak sadar bahwa baru saja dia menjorokkan ku ke Black Hole.
***
Aku masih duduk di atas jok motor Young Saeng oppa lengkap dengan helm yang masih menghiasi rambut ekor kudaku.
“Heey, turun kita sudah sampai.” Saengi oppa membuyarkan lamunanku.
“Bisakah kau antarkan aku pulang lagi oppa?” tanyaku memelas sambil mengeratkan pelukanku di  pinggangnya.
“Kau gila ya!”  Saengi oppa berusaha melepaskan tanganku yang masih melingkar erat di pinggangnya.
“Aku mau berhenti sekolah. Aku tidak mau sekolah lagi. Aku tidak mau sekolah di sini lagi.” Rengekku. Tiba-tiba aku berubah menjadi sangat kekanak-kanakan.
“Yaa! Ri Young, jangan gila di saat seperti ini! Aduuh, aku bisa terlambat ke kampus. Saengi oppa mulai hilang kesabarannya sambil melihat jam tangannya.
“Oppa!” teriak seorang gadis yang sangat kukenal dengan girangnya.
“Kenapa mereka selalu muncul dan mengganggu kejiwaanku di saat yang tidak tepat.” gumamku kesal.
“Yaa, Sung Young sedang apa kau? Apa oppamu baru saja mendapatkan kekasih jadi kau tidak rela melepaskannya.” Goda Jihye yang diikuti gelak tawa Jung Min dan adiknya, No Minwo!”
Mereka benar-benar seperti satu keluarga. Kemana-mana selalu bertiga. “jangan ganggu aku! Sana, sana pergi.” Usirku pada mereka.
“Ayo kita masuk bersama noona.” Tawar Minwo sambil tersenyum, yah aku akui manis.
“Sana, masuk bersama teman-temanmu.” Saengi oppa terlihat semakin kesal karena tiba-tiba pelukanku semakin erat.
Dengan terpaksa aku turun dari atas motor dan memanyunkan bibirku ke arah Saengi oppa.
“Belajar yang benar sana!” Saengi oppa melepaskan helm yang kupakai sambil tersenyum.
“jangan pernah tersenyum lagi di hadapanku.” Balasku kesal dan segera berjalan mendahului Jihye dan keluarganya (?).
“Sung Young!” teriak Jihye dari belakang tapi aku pura-pura tidak mendengarnya dan terus berjalan tanpa memperhatikan selokan kecil yang ada di hadapanku yang sukses membuatku terperosok. “Ya, Tuhan, rasanya jika terus-terus begini aku benar-benar ingin bermigrasi ke Planet Pluto”.
“Noona? Kau baik-baik saja?” Minwo membantuku berdiri.
“Sung Young, lututmu berdarah, ayo kita ke UKS.” Ajak Jihye.
“Biar aku saja yang mengantarkannya.” Balas Minwo.
Argghh, bocah imut ini, ahh maap ralat, bocah menyebalkan ini benar-benar membuat kejiwaanku semakin terganggu.
“ahh, tidak usah, aku baik-baik saja.” Bantahku sambil berusaha berdiri dengan darah yang masih menetes segar dari lututku.
“Bagaimana kau bisa berkata seperti itu di saat seperti ini?” Minwo tiba-tiba memapahku.
Aku melongo, Jihye melongo bahkan Jung Min pun melongo. Ahh, bukan, Jung Min hanya menguap.
Memang dasar aku seorang pekerja keras yang tetap teguh memegang pendirianku (baca: keras kepala) dengan kasar aku berusaha untuk melepaskan rangkulan Minwo, tapi ternyata aku memang sangat lemah, Minwo malah merangkulku dengan sangat kuat.
“Bisakah noona sekali saja bersikap baik padaku?” Minwo menatap wajahku yang mungkin sudah tidak beraturan lagi bentukknya karena berusaha menahan rasa malu, rasa sakit dan rasa lapar (?)
“Bahkan noona tidak pernah mengizinkan aku untuk menunjukkkan perhatianku padamu.” Sambungnya.
Lagi-lagi aku melongo, Jihye melongo dan Jung Min sibuk dengan rambut keritingnya yang tertepa hembusan angin.
Tanpa melakukan perlawanan lagi aku menuruti Minwo. Entah kenapa rangkulannya terasa begitu hangat. Ingin sekali aku menyenderkan kepalaku ke pundaknya tapi tiba-tiba terlintas wajah Hyura dibenakku. “Ahh, aku bahkan tidak bisa menahan diriku di saat seperti ini. Mungkin hal ini jugalah yang dirasakan oleh Young Min saat di bioskop kemarin.
Jung Min pun menarik Jihye yang masih melongo. “Khajja Chagi, biar Minwo yang mengobati Sung Young.”
***

TBC
RCL :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar